Pengusaha jatim khawatir kerja sama dengan Australia
A
A
A
Sindonews.com - Imbas penyadapan yang dilakukan Australia terhadap Indonesia membuat hubungan bilateral dua negara ini semakin memanas. Ancaman embargo sempat dilontarkan Indonesia terhadap komoditas peternakkan terutama Sapi.
Memanasnya hubungan dua negara ini juga berdampak bagi Jawa Timur (Jatim). Provinsi Jatim sudah ada hubungan dengan negara Australia bagian Barat sejak 1984.
"Jawa Timur memang sudah ada hubungan dengan Australia sejak lama. Hubungan itu kerja sama Goverment to Goverment (G to G)," kata Asisten II bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdaprov Jawa Timur, Hadi Prasetyo, Jumat (22/11/2013).
Dia mencontohkan, beberapa kerja sama yang dijalin yaitu bidang tukar menukar Budaya. Ada juga di bidang pendidikan melalui program pertukaran pelajar. Termasuk sejumlah lembaga pendidikan Australia yang membuka pembelajaran di Jatim.
"Bahkan perwakilan Australia Barat juga membuka kantor perwakilan di Surabaya," katanya.
Hadi mengatakan, memanasnya hubungan dua negara ini juga berimbas kepada Jatim meski tidak signifikan. Untuk pemerintah daerah yang menjalin kerja sama pasti akan wait and see atmosfir politik itu.
"Menurut saya yang terpengaruh adalah ketika ada pemerintah daerah masing-masing negara hendak melakukan kunjungan resmi pasti akan terhambat. Mereka pasti menunggu hubungan dua negara ini kembali pulih," katanya.
Sementara, untuk hubungan Business to Business (B to B) tidak begitu terpengaruh. Karena pelakunya adalah swasta yang sudah terikat kontrak dan perjanjian. Tapi kondisi seperti ini juga membuat was was para pengusaha di Jatim yang menjalin kerja sama dengan Australia.
Dari data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur, neraca perdagangan Jawa Timur-Australia selama kurun waktu 2008-2012 menunjukkan flunktuatif. Sedangkan pada 2008 dan 2010 terjadi surplus bagi Jatim. Pada 2009 dan 2011, serta 2012 terjadi defisit bagi Jatim.
Pada 2012, nilai perdagangan ekspor Jawa Timur ke Australia sebesar USD374,71 juta. Tahun yang sama nilai impornya sebesar USD761,55 juta. Kemduian pada Semester I/2013 nilai perdagangan ekspor sebesar USD182,29 juta dan impornya sebesar USD355,33 juta.
Memanasnya hubungan dua negara ini juga berdampak bagi Jawa Timur (Jatim). Provinsi Jatim sudah ada hubungan dengan negara Australia bagian Barat sejak 1984.
"Jawa Timur memang sudah ada hubungan dengan Australia sejak lama. Hubungan itu kerja sama Goverment to Goverment (G to G)," kata Asisten II bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdaprov Jawa Timur, Hadi Prasetyo, Jumat (22/11/2013).
Dia mencontohkan, beberapa kerja sama yang dijalin yaitu bidang tukar menukar Budaya. Ada juga di bidang pendidikan melalui program pertukaran pelajar. Termasuk sejumlah lembaga pendidikan Australia yang membuka pembelajaran di Jatim.
"Bahkan perwakilan Australia Barat juga membuka kantor perwakilan di Surabaya," katanya.
Hadi mengatakan, memanasnya hubungan dua negara ini juga berimbas kepada Jatim meski tidak signifikan. Untuk pemerintah daerah yang menjalin kerja sama pasti akan wait and see atmosfir politik itu.
"Menurut saya yang terpengaruh adalah ketika ada pemerintah daerah masing-masing negara hendak melakukan kunjungan resmi pasti akan terhambat. Mereka pasti menunggu hubungan dua negara ini kembali pulih," katanya.
Sementara, untuk hubungan Business to Business (B to B) tidak begitu terpengaruh. Karena pelakunya adalah swasta yang sudah terikat kontrak dan perjanjian. Tapi kondisi seperti ini juga membuat was was para pengusaha di Jatim yang menjalin kerja sama dengan Australia.
Dari data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur, neraca perdagangan Jawa Timur-Australia selama kurun waktu 2008-2012 menunjukkan flunktuatif. Sedangkan pada 2008 dan 2010 terjadi surplus bagi Jatim. Pada 2009 dan 2011, serta 2012 terjadi defisit bagi Jatim.
Pada 2012, nilai perdagangan ekspor Jawa Timur ke Australia sebesar USD374,71 juta. Tahun yang sama nilai impornya sebesar USD761,55 juta. Kemduian pada Semester I/2013 nilai perdagangan ekspor sebesar USD182,29 juta dan impornya sebesar USD355,33 juta.
(izz)