Harga minyak di perdagangan dunia anjlok
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan global hari ini jatuh, setelah terjadi kesepakatan antara kekuatan utama dunia dan Iran terkait program nuklir yang dibangun Teheran.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari, merosot USD1,82 menjadi USD109,23 per barel pada perdagangan di London. Sementara kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk Januari, turun USD1,36 berada di USD93,48 per barel.
"Fokus utama pada awal pekan ini adalah kesepakatan interim AS-Iran yang dihasilkan pada akhir pekan lalu," kata Neil MacKinnon, analis kelompok keuangan VTB Capital, seperti dilansir dari AFP, Senin (25/11/2013).
"Dampak langsung telah dirasakan pada harga minyak, yang bergerak lebih rendah, melepaskan beberapa kenaikan pekan lalu. Apakah langkah ini dapat dipertahankan, itu akan memberikan knock- on efek positif terkait pertumbuhan ekonomi AS, meskipun ini mungkin hanya mempercepat langkah tapering The Fed ke awal pembelian obligasi," jelasnya.
Produsen utama minyak Iran, Minggu (24/11/2013), sepakat untuk mengekang program nuklirnya selama enam bulan ke depan dalam pertukaran bantuan sanksi terbatas, atas kesepakatan awal dengan kekuatan dunia, dimaksudkan untuk meletakkan dasar perjanjian komprehensif pada akhir tahun ini.
"Brent pekan lalu telah reli menanggapi pembicaraan pasar bahwa negosiasi tidak akan begitu baik, dan apa yang kita lihat sekarang adalah koreksi ke bawah dari harga setelah kesepakatan itu," kata Victor Shum, konsultan IHS Purvin & Gertz.
"Dampak dari kesepakatan pada pasokan minyak global akan terbatas karena banyak sanksi tetap di tempat," kata analis berbasis di Singapura itu.
Tan Chee Tat, analis investasi Phillip Futures, Singapura, WTI tidak terlalu terpengaruh oleh kesepakatan karena setiap masuknya potensi minyak Iran ke pasar global paling dirasakan Brent.
"Minyak mentah Brent dan Iran melayani klien regional yang sama. Dengan demikian, berita memiliki dampak negatif lebih besar pada minyak mentah Brent bukan minyak mentah WTI," jelasnya.
Kesepakatan dicapai setelah perundingan maraton di Genevabetween, antara Iran dengan negara yang disebut P5+1, yaitu Amerika Serikat, China, Perancis, Inggris, Rusia dan Jerman.
Barat dan Israel mencurigai Iran sedang mengejar kemampuan senjata nuklir bersama program pengayaan uranium, yang diklaim Teheran sepenuhnya untuk tujuan damai.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari, merosot USD1,82 menjadi USD109,23 per barel pada perdagangan di London. Sementara kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk Januari, turun USD1,36 berada di USD93,48 per barel.
"Fokus utama pada awal pekan ini adalah kesepakatan interim AS-Iran yang dihasilkan pada akhir pekan lalu," kata Neil MacKinnon, analis kelompok keuangan VTB Capital, seperti dilansir dari AFP, Senin (25/11/2013).
"Dampak langsung telah dirasakan pada harga minyak, yang bergerak lebih rendah, melepaskan beberapa kenaikan pekan lalu. Apakah langkah ini dapat dipertahankan, itu akan memberikan knock- on efek positif terkait pertumbuhan ekonomi AS, meskipun ini mungkin hanya mempercepat langkah tapering The Fed ke awal pembelian obligasi," jelasnya.
Produsen utama minyak Iran, Minggu (24/11/2013), sepakat untuk mengekang program nuklirnya selama enam bulan ke depan dalam pertukaran bantuan sanksi terbatas, atas kesepakatan awal dengan kekuatan dunia, dimaksudkan untuk meletakkan dasar perjanjian komprehensif pada akhir tahun ini.
"Brent pekan lalu telah reli menanggapi pembicaraan pasar bahwa negosiasi tidak akan begitu baik, dan apa yang kita lihat sekarang adalah koreksi ke bawah dari harga setelah kesepakatan itu," kata Victor Shum, konsultan IHS Purvin & Gertz.
"Dampak dari kesepakatan pada pasokan minyak global akan terbatas karena banyak sanksi tetap di tempat," kata analis berbasis di Singapura itu.
Tan Chee Tat, analis investasi Phillip Futures, Singapura, WTI tidak terlalu terpengaruh oleh kesepakatan karena setiap masuknya potensi minyak Iran ke pasar global paling dirasakan Brent.
"Minyak mentah Brent dan Iran melayani klien regional yang sama. Dengan demikian, berita memiliki dampak negatif lebih besar pada minyak mentah Brent bukan minyak mentah WTI," jelasnya.
Kesepakatan dicapai setelah perundingan maraton di Genevabetween, antara Iran dengan negara yang disebut P5+1, yaitu Amerika Serikat, China, Perancis, Inggris, Rusia dan Jerman.
Barat dan Israel mencurigai Iran sedang mengejar kemampuan senjata nuklir bersama program pengayaan uranium, yang diklaim Teheran sepenuhnya untuk tujuan damai.
(dmd)