Harga minyak di Asia bervariasi
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini bervariasi (mixed), karena kekhawatiran meningkatnya pasokan dari Iran berkurang, di tengah skeptisisme perjanjian internasional mengenai program nuklir negara tersebut.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, naik 30 sen menjadi USD94,39 per barel pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Januari, lebih rendah 19 sen di angka 110,81 per barel.
Minyak turun tajam pada jam perdagangan di Asia, Senin (25/11/2013), sebagai reaksi terhadap kesepakatan pada Minggu, di mana negara-negara besar dan Iran sepakat untuk beberapa bantuan sanksi sederhana dalam pertukaran pengawasan ketat terhadap program nuklir Teheran.
"Penjualan awal datang spontan atas pelonggaran dari build-up premi risiko geopolitik," kata Desmond Chua, analis pasar CMC Markets Singapura, seperti dilansir dari AFP.
"Meskipun demikian, penurunan itu berumur pendek karena para pedagang mengerti bahwa kesepakatan tersebut tidak akan melihat peningkatan pasokan minyak," tambahnya.
Kesepakatan antara Iran dan negara utama yang disebut P5+1, yaitu Amerika Serikat, China, Perancis, Inggris, Rusia dan Jerman di Jenewa, Swiss, akan memberikan sekitar USD7 miliar (5,17 miliar euro) bantuan ke Iran (menurut perkiraan AS), dan hanya akan berlaku selama enam bulan. Sementara solusi jangka panjang masih dinegosiasikan.
Hal ini termasuk memberikan Iran akses sangat terbatas untuk pendapatan minyak dan penjualan lainnya yang dibekukan di bank-bank luar negeri, untuk tujuan kemanusiaan. Sementara kesepakatan melindungi ekspor minyak negara itu pada level saat ini tidak memungkinkan untuk pertumbuhan lebih lanjut.
Republik Islam itu telah lumpuh oleh serangkaian sanksi PBB dan AS, yang bertujuan mengakhiri program nuklir pemerintah Teheran, yang dituduh Barat digunakan untuk mengembangkan senjata atom. Namun, Iran membantah tudingan itu.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, naik 30 sen menjadi USD94,39 per barel pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Januari, lebih rendah 19 sen di angka 110,81 per barel.
Minyak turun tajam pada jam perdagangan di Asia, Senin (25/11/2013), sebagai reaksi terhadap kesepakatan pada Minggu, di mana negara-negara besar dan Iran sepakat untuk beberapa bantuan sanksi sederhana dalam pertukaran pengawasan ketat terhadap program nuklir Teheran.
"Penjualan awal datang spontan atas pelonggaran dari build-up premi risiko geopolitik," kata Desmond Chua, analis pasar CMC Markets Singapura, seperti dilansir dari AFP.
"Meskipun demikian, penurunan itu berumur pendek karena para pedagang mengerti bahwa kesepakatan tersebut tidak akan melihat peningkatan pasokan minyak," tambahnya.
Kesepakatan antara Iran dan negara utama yang disebut P5+1, yaitu Amerika Serikat, China, Perancis, Inggris, Rusia dan Jerman di Jenewa, Swiss, akan memberikan sekitar USD7 miliar (5,17 miliar euro) bantuan ke Iran (menurut perkiraan AS), dan hanya akan berlaku selama enam bulan. Sementara solusi jangka panjang masih dinegosiasikan.
Hal ini termasuk memberikan Iran akses sangat terbatas untuk pendapatan minyak dan penjualan lainnya yang dibekukan di bank-bank luar negeri, untuk tujuan kemanusiaan. Sementara kesepakatan melindungi ekspor minyak negara itu pada level saat ini tidak memungkinkan untuk pertumbuhan lebih lanjut.
Republik Islam itu telah lumpuh oleh serangkaian sanksi PBB dan AS, yang bertujuan mengakhiri program nuklir pemerintah Teheran, yang dituduh Barat digunakan untuk mengembangkan senjata atom. Namun, Iran membantah tudingan itu.
(dmd)