Harga minyak di perdagangan dunia stagnan
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan dunia hari ini stagnan, karena pedagang skeptis atas kesepakatan nuklir Iran dan pasar minyak mentah menyoroti kerusuhan terbaru di Libya.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, naik 25 sen menjadi USD94,34 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Januari, merosot lima sen berdiri di USD110,95 per barel pada penawaran di London.
Minyak turun tajam pada jam perdagangan di Asia, Senin (25/11/2013), sebagai reaksi terhadap kesepakatan pada Minggu, di mana negara-negara besar dan Iran sepakat untuk beberapa bantuan sanksi sederhana dalam pertukaran pengawasan ketat terhadap program nuklir Teheran.
"Penjualan awal datang spontan atas pelonggaran dari build-up premi risiko geopolitik," kata Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, seperti dilansir dari AFP.
"Meskipun demikian, penurunan itu berumur pendek karena para pedagang mengerti bahwa kesepakatan tersebut tidak akan melihat peningkatan pasokan minyak," tambah analis berbasis di Singapura itu.
Kesepakatan antara Iran dan negara utama yang disebut P5+1, yaitu Amerika Serikat, China, Perancis, Inggris, Rusia dan Jerman di Jenewa, Swiss, akan memberikan sekitar USD7 miliar (5,17 miliar euro) bantuan ke Iran (menurut perkiraan AS), dan hanya akan berlaku selama enam bulan. Sementara solusi jangka panjang masih dinegosiasikan.
Hal ini termasuk memberikan Iran akses sangat terbatas untuk pendapatan minyak dan penjualan lainnya yang dibekukan di bank-bank luar negeri, untuk tujuan kemanusiaan. Sementara kesepakatan melindungi ekspor minyak negara itu pada level saat ini tidak memungkinkan untuk pertumbuhan lebih lanjut.
Republik Islam itu telah lumpuh oleh serangkaian sanksi PBB dan AS, yang bertujuan mengakhiri program nuklir pemerintah Teheran, yang dituduh Barat digunakan untuk mengembangkan senjata atom. Namun, Iran membantah tudingan itu.
"Kesepakatan itu tidak mencakup pelonggaran sanksi pada ekspor minyak mentah Teheran," kata Fawad Razaqzada, analis pedagang Gain Capital .
Di Libya, pejabat setempat hari ini melaporkan telah terjadi pembangkangan sipil termasuk pemogokan selama tiga hari dari di timur kota Benghazi setelah bentrokan mematikan antara pejuang Islam radikal dan tentara.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, naik 25 sen menjadi USD94,34 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Januari, merosot lima sen berdiri di USD110,95 per barel pada penawaran di London.
Minyak turun tajam pada jam perdagangan di Asia, Senin (25/11/2013), sebagai reaksi terhadap kesepakatan pada Minggu, di mana negara-negara besar dan Iran sepakat untuk beberapa bantuan sanksi sederhana dalam pertukaran pengawasan ketat terhadap program nuklir Teheran.
"Penjualan awal datang spontan atas pelonggaran dari build-up premi risiko geopolitik," kata Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, seperti dilansir dari AFP.
"Meskipun demikian, penurunan itu berumur pendek karena para pedagang mengerti bahwa kesepakatan tersebut tidak akan melihat peningkatan pasokan minyak," tambah analis berbasis di Singapura itu.
Kesepakatan antara Iran dan negara utama yang disebut P5+1, yaitu Amerika Serikat, China, Perancis, Inggris, Rusia dan Jerman di Jenewa, Swiss, akan memberikan sekitar USD7 miliar (5,17 miliar euro) bantuan ke Iran (menurut perkiraan AS), dan hanya akan berlaku selama enam bulan. Sementara solusi jangka panjang masih dinegosiasikan.
Hal ini termasuk memberikan Iran akses sangat terbatas untuk pendapatan minyak dan penjualan lainnya yang dibekukan di bank-bank luar negeri, untuk tujuan kemanusiaan. Sementara kesepakatan melindungi ekspor minyak negara itu pada level saat ini tidak memungkinkan untuk pertumbuhan lebih lanjut.
Republik Islam itu telah lumpuh oleh serangkaian sanksi PBB dan AS, yang bertujuan mengakhiri program nuklir pemerintah Teheran, yang dituduh Barat digunakan untuk mengembangkan senjata atom. Namun, Iran membantah tudingan itu.
"Kesepakatan itu tidak mencakup pelonggaran sanksi pada ekspor minyak mentah Teheran," kata Fawad Razaqzada, analis pedagang Gain Capital .
Di Libya, pejabat setempat hari ini melaporkan telah terjadi pembangkangan sipil termasuk pemogokan selama tiga hari dari di timur kota Benghazi setelah bentrokan mematikan antara pejuang Islam radikal dan tentara.
(dmd)