Harga minyak di perdagangan Asia mixed
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini bervariasi (mixed), karena para dealer mengantisipasi peningkatan lebih lanjut stok minyak mentah Amerika Serikat (AS), yang menunjukkan melemahnya permintaan.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, turun 25 sen menjadi USD93,43 pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Januari naik enam sen menjadi USD110,94 per barel.
"Fokusnya adalah pada angka persediaan AS, di mana kita cenderung melihat peningkatan lebih lanjut," kata Ric Spooner, kepala analis pasar CMC Markets, Sydney, seperti dilansir dari AFP, Rabu (27/11/2013).
"Telah ada beberapa penutupan kilang di AS, dan pasokan akan tetap di sisi yang tinggi bahkan ketika kita memasuki musim dingin," tambahnya.
Analis memperkirakan laporan Departemen Energi AS, Rabu waktu setempat, menunjukkan peningkatan 500.000 barel dalam persediaan minyak mentah untuk pekan yang berakhir 22 November. Di mana selama sembilan minggu sebelumnya persediaan tumbuh sebesar 32,8 juta barel menjadi 388,5 ribu.
Kenaikan stok AS menunjukkan melemahnya permintaan di ekonomi dan konsumen minyak terbesar di dunia itu menempatkan tekanan pada harga.
Investor juga mencerna implikasi dari perjanjian akhir antara kekuatan utama dunia dan Iran. Di mana produsen minyak utama itu akan mendapatkan bantuan sanksi sederhana dalam pertukaran untuk pembatasan program nuklirnya.
"Meskipun ada pemahaman bahwa tidak akan ada perubahan yang signifikan dalam pasokan Iran, investor juga tahu ada kemungkinan sebuah proses yang dapat mengarah pada relaksasi lebih lanjut atau penghapusan semua sanksi," ujar Spooner.
Negara republik Islam itu telah lumpuh oleh serangkaian sanksi PBB dan AS untuk mengakhiri program nuklirnya, yang dituding Barat akan digunakan untuk mengembangkan senjata atom. Namun, Iran membantah pernyataan itu.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, turun 25 sen menjadi USD93,43 pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Januari naik enam sen menjadi USD110,94 per barel.
"Fokusnya adalah pada angka persediaan AS, di mana kita cenderung melihat peningkatan lebih lanjut," kata Ric Spooner, kepala analis pasar CMC Markets, Sydney, seperti dilansir dari AFP, Rabu (27/11/2013).
"Telah ada beberapa penutupan kilang di AS, dan pasokan akan tetap di sisi yang tinggi bahkan ketika kita memasuki musim dingin," tambahnya.
Analis memperkirakan laporan Departemen Energi AS, Rabu waktu setempat, menunjukkan peningkatan 500.000 barel dalam persediaan minyak mentah untuk pekan yang berakhir 22 November. Di mana selama sembilan minggu sebelumnya persediaan tumbuh sebesar 32,8 juta barel menjadi 388,5 ribu.
Kenaikan stok AS menunjukkan melemahnya permintaan di ekonomi dan konsumen minyak terbesar di dunia itu menempatkan tekanan pada harga.
Investor juga mencerna implikasi dari perjanjian akhir antara kekuatan utama dunia dan Iran. Di mana produsen minyak utama itu akan mendapatkan bantuan sanksi sederhana dalam pertukaran untuk pembatasan program nuklirnya.
"Meskipun ada pemahaman bahwa tidak akan ada perubahan yang signifikan dalam pasokan Iran, investor juga tahu ada kemungkinan sebuah proses yang dapat mengarah pada relaksasi lebih lanjut atau penghapusan semua sanksi," ujar Spooner.
Negara republik Islam itu telah lumpuh oleh serangkaian sanksi PBB dan AS untuk mengakhiri program nuklirnya, yang dituding Barat akan digunakan untuk mengembangkan senjata atom. Namun, Iran membantah pernyataan itu.
(dmd)