Sulsel pasok 60% kakao nasional
A
A
A
Sindonews.com - Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) memasok sebagian besar produksi kakao nasional. Dinas Perkebunan Sulsel merilis sebesar 60 persen produksi kakao Indonesia berasal dari daerah ini.
Kepala Dinas Perkebunan Sulsel, Burhanuddin Mustafa mengatakan, produksi kakao Sulsel pada 2012 mencapai 176.000 ton. Kakao tersebut berasal dari beberapa sentra seperti Wajo, Sidrap dan Pinrang dengan luasan tanam hingga 270 ribu hektare (ha).
"Tahun ini ada penambahan areal tanam seluas 850 ha dan kita sudah berhasil memasok 60 persen kakako nasional. Kita akan berupaya terus meningkatkan produksi dengan peremajaan, sambung samping, intensifikasi menggunakan pupuk dan pestisida, serta memberi bibit yang lebih tahan penyakit melalui dana APBD," kata dia saat seminar nasional Kakao di Hotel Sahid, Rabu (27/11/2013).
Sementara, Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo), Zulhefi Sikumbang meminta agar pemerintah terus mendorong peningkatan produktivitas dan pengolahan potensi komoditi kakao yang cukup besar di Sulsel.
Apalagi dari data Askindo Sulsel, potensi kakao yang tergali di daerah ini baru 40 persen. Karena itu, pemerintah harus terus menambah perluasan areal tanam kakao dengan memperhatikan tingkat kualitas yang berujung pada peningkatan nilai ekonomis. Sehingga petani mau menanam.
"Dengan managemen yang baik, pengolahan dengan teknik bagus termasuk pengembangan teknologi juga mendukung, saya rasa produktivitas juga dapat meningkat dan permasalahan tanaman kakao dapat terselesaikan." Kata Zulhefi.
Kepala Dinas Perkebunan Sulsel, Burhanuddin Mustafa mengatakan, produksi kakao Sulsel pada 2012 mencapai 176.000 ton. Kakao tersebut berasal dari beberapa sentra seperti Wajo, Sidrap dan Pinrang dengan luasan tanam hingga 270 ribu hektare (ha).
"Tahun ini ada penambahan areal tanam seluas 850 ha dan kita sudah berhasil memasok 60 persen kakako nasional. Kita akan berupaya terus meningkatkan produksi dengan peremajaan, sambung samping, intensifikasi menggunakan pupuk dan pestisida, serta memberi bibit yang lebih tahan penyakit melalui dana APBD," kata dia saat seminar nasional Kakao di Hotel Sahid, Rabu (27/11/2013).
Sementara, Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo), Zulhefi Sikumbang meminta agar pemerintah terus mendorong peningkatan produktivitas dan pengolahan potensi komoditi kakao yang cukup besar di Sulsel.
Apalagi dari data Askindo Sulsel, potensi kakao yang tergali di daerah ini baru 40 persen. Karena itu, pemerintah harus terus menambah perluasan areal tanam kakao dengan memperhatikan tingkat kualitas yang berujung pada peningkatan nilai ekonomis. Sehingga petani mau menanam.
"Dengan managemen yang baik, pengolahan dengan teknik bagus termasuk pengembangan teknologi juga mendukung, saya rasa produktivitas juga dapat meningkat dan permasalahan tanaman kakao dapat terselesaikan." Kata Zulhefi.
(izz)