PGAS tak terpengaruh pelemahan IHSG dan rupiah
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Divisi Investor Relation PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), Nusky Suyono mengatakan, melemahnya Indeks Harga Saham Gabngan (IHSG) dan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) tidak begitu memengaruhi kinerja perseroan.
Hal tersebut dikarenakan sebesar 80 persen transaksi bisnis perusahaan yang bergerak di distribusi dan transmisi gas ini menggunakan dolar AS.
"Dampaknya minimal dari pelemahan IHSG dan Rupiah," kata Nusky di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (27/11/2013)
Dia mengatakan, bahwa saham PGAS dalam bentuk rupiah tidak merupakan hambatan, pasalnya, transaksi penjualan dan pembelian PGAS dalam bentuk dolar AS. "Karena jual beli pakai dolar AS, efek melemah rupiah menguntungkan kami," pungkas dia.
Meski demikian, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PGAS, Wahid Sutopo mengatakan, PGAS akan menganggarkan dana belanja modal (Capital Expenditure/Capex) sebesar USD200 juta hingga USD250 juta demi pembangunan infrastruktur tahun depan.
Menurutnya, capex 2014 tersebut bersumber dari kas internal perseroan. "Ini pastinya untuk pengembangan infastruktur dan pemanfaatan gas bumi baik yang baru dan yang sudah lama," ungkap Wahid dalam kesemoatan yang sama.
Seperti diketahui, rupiah terus mengalami pelemahan. Misalnya hari ini, nilai tukar rupiah terhadap USD sore terjungkal di tengah positifnya penutupan IHSG pada akhir perdagangan.
Nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg sore ini ditutup pada level Rp11.889/USD. Posisi ini terjungkal 124 poin dibanding penutupan kemarin di level Rp11.765/USD.
Masih berdasarkan data Bloomberg, rupiah pagi tadi dibuka pada level Rp11.818/USD. Adapun, posisi rupiah terlemah hari ini di level Rp11.886/USD dan terkuat di level Rp11.650/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI hari ini di level Rp11.813/USD atau terdepresiasi 48 poin dibandingkan penutupan hari sebelumnya di level Rp11.765/USD.
Hal tersebut dikarenakan sebesar 80 persen transaksi bisnis perusahaan yang bergerak di distribusi dan transmisi gas ini menggunakan dolar AS.
"Dampaknya minimal dari pelemahan IHSG dan Rupiah," kata Nusky di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (27/11/2013)
Dia mengatakan, bahwa saham PGAS dalam bentuk rupiah tidak merupakan hambatan, pasalnya, transaksi penjualan dan pembelian PGAS dalam bentuk dolar AS. "Karena jual beli pakai dolar AS, efek melemah rupiah menguntungkan kami," pungkas dia.
Meski demikian, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PGAS, Wahid Sutopo mengatakan, PGAS akan menganggarkan dana belanja modal (Capital Expenditure/Capex) sebesar USD200 juta hingga USD250 juta demi pembangunan infrastruktur tahun depan.
Menurutnya, capex 2014 tersebut bersumber dari kas internal perseroan. "Ini pastinya untuk pengembangan infastruktur dan pemanfaatan gas bumi baik yang baru dan yang sudah lama," ungkap Wahid dalam kesemoatan yang sama.
Seperti diketahui, rupiah terus mengalami pelemahan. Misalnya hari ini, nilai tukar rupiah terhadap USD sore terjungkal di tengah positifnya penutupan IHSG pada akhir perdagangan.
Nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg sore ini ditutup pada level Rp11.889/USD. Posisi ini terjungkal 124 poin dibanding penutupan kemarin di level Rp11.765/USD.
Masih berdasarkan data Bloomberg, rupiah pagi tadi dibuka pada level Rp11.818/USD. Adapun, posisi rupiah terlemah hari ini di level Rp11.886/USD dan terkuat di level Rp11.650/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI hari ini di level Rp11.813/USD atau terdepresiasi 48 poin dibandingkan penutupan hari sebelumnya di level Rp11.765/USD.
(izz)