Rupiah akhirnya sentuh Rp12.000/USD
A
A
A
Sindonews.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) sore ini menyentuh level psikologis baru ke Rp12.000/USD seiring anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan.
Nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg sore ini berada di level Rp12.018/USD. Posisi ini melemah 132 poin dari penutupan kemarin di level Rp11.886/USD.
masih berdasarkan data Bloomberg, rupiah pagi tadi dibuka pada level Rp11.880/USD. Adapun, poisisi rupiah terkuat hari ini di level Rp11.858/USD dan terlemah di level Rp12.028/USD.
Data yahoofinance mencatat, mata uang domestik hari ini di level Rp11.995/USD, dengan kisaran harian Rp11.885-11.988/USD. Posisi ini terkoreksi signifikan 110 poin dari penutupan sore kemarin di level Rp11.885/USD.
Adapun, data Sindonews bersumber dari Limas mencatat bahwa rupiah hari ini pada level Rp11.998/USD atau merosot 220 poin dibanding penutupan kemarin di level Rp11.778/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI hari ini di level Rp11.930/USD atau terdepresiasi signifikan 117 poin dibandingkan penutupan hari sebelumnya di level Rp11.765/USD.
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati berpendapat, wajar jika rupiah sore ini akhirnya menyentuh level psikologis baru ke Rp12.000/USD.
"Secara fundamental ini wajar rupiah melemah sampai kisaran Rp12.000/USD," kata dia kepada Sindonews di Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Selain karena faktor fundamental, meningkatnya permintaan dolar menjelang akhir tahun dan pembayaran utang korporasi dalam mata uang USD juga menyebabkan rupiah jeblok.
"Banyak dolar keluar, salah satunya juga karena transfer pendapatan-pendapatan, dan pembagian dividen karena banyaknya PMA keluar, sehingga (permintaan) dolar besar," tutur dia.
Faktor ketiga yang menggerus mata uang domestik adalah besarnya kebutuhan impor. Pasalnya, kebutuhan valuta asing importir makin menekan rupiah menjelang akhir tahun.
Sementara IHSG sore ini akhirnya ditutup di zona merah setelah pagi tadi sempat menguat terimbas sentimen positif dari Wall Street. IHSG hari keempat pekan ini berakhir minus 17,56 poin atau 0,41 persen ke level 4.233,93.
Sektor saham sore ini mayoritas melemah. Sektor dengan pelemahan tertinggi dipimpin industri dasar yang turun 1,33 persen. Sedangkan yang menguat hanya infrastruktur yang naik 0,84 persen.
Nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg sore ini berada di level Rp12.018/USD. Posisi ini melemah 132 poin dari penutupan kemarin di level Rp11.886/USD.
masih berdasarkan data Bloomberg, rupiah pagi tadi dibuka pada level Rp11.880/USD. Adapun, poisisi rupiah terkuat hari ini di level Rp11.858/USD dan terlemah di level Rp12.028/USD.
Data yahoofinance mencatat, mata uang domestik hari ini di level Rp11.995/USD, dengan kisaran harian Rp11.885-11.988/USD. Posisi ini terkoreksi signifikan 110 poin dari penutupan sore kemarin di level Rp11.885/USD.
Adapun, data Sindonews bersumber dari Limas mencatat bahwa rupiah hari ini pada level Rp11.998/USD atau merosot 220 poin dibanding penutupan kemarin di level Rp11.778/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI hari ini di level Rp11.930/USD atau terdepresiasi signifikan 117 poin dibandingkan penutupan hari sebelumnya di level Rp11.765/USD.
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati berpendapat, wajar jika rupiah sore ini akhirnya menyentuh level psikologis baru ke Rp12.000/USD.
"Secara fundamental ini wajar rupiah melemah sampai kisaran Rp12.000/USD," kata dia kepada Sindonews di Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Selain karena faktor fundamental, meningkatnya permintaan dolar menjelang akhir tahun dan pembayaran utang korporasi dalam mata uang USD juga menyebabkan rupiah jeblok.
"Banyak dolar keluar, salah satunya juga karena transfer pendapatan-pendapatan, dan pembagian dividen karena banyaknya PMA keluar, sehingga (permintaan) dolar besar," tutur dia.
Faktor ketiga yang menggerus mata uang domestik adalah besarnya kebutuhan impor. Pasalnya, kebutuhan valuta asing importir makin menekan rupiah menjelang akhir tahun.
Sementara IHSG sore ini akhirnya ditutup di zona merah setelah pagi tadi sempat menguat terimbas sentimen positif dari Wall Street. IHSG hari keempat pekan ini berakhir minus 17,56 poin atau 0,41 persen ke level 4.233,93.
Sektor saham sore ini mayoritas melemah. Sektor dengan pelemahan tertinggi dipimpin industri dasar yang turun 1,33 persen. Sedangkan yang menguat hanya infrastruktur yang naik 0,84 persen.
(rna)