Harga minyak di perdagangan Asia naik
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini naik karena para dealer menyambut data manufaktur China, konsumen energi terbesar di dunia.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, naik 52 sen menjadi USD93,24 per barel pada perdagangan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Januari naik 57 sen menjadi USD110,26 per barel.
Badan Statistik China menunjukkan pertumbuhan manufaktur pada November mempertahankan kecepatan yang kuat dari bulan sebelumnya untuk berada di angka tertinggi dalam 19 bulan. Di mana indeks pembelian manajer (PMI) sebesar 51,4 poin, tidak berubah dari Oktober dan pada tingkat tertinggi sejak April 2012.
Sementara HSBC mencatat indeks aktivitas manufaktur negara itu datang di angka 50,8 poin, lebih baik dari perkiraan awal 50,4 poin. Angka di atas 50 sinyal ekspansi sementara angka di bawah menunjukkan kontraksi.
"Data PMI melampaui estimasi analis sebagai tanda bahwa perekonomian negara itu mungkin telah dipercaya keluar dan mengumpulkan momentum pemulihan," kata analis berbasis di Singapura, Phillip Futures, seperti dilansir dari AFP, Senin (2/12/2013).
Data resmi pada Oktober menunjukkan perekonomian China, pendorong penting pertumbuhan regional dan global memperluas 7,8 persen pada kuartal Juli-September, memperbaiki penurunan pada dua kuartal sebelumnya.
Para analis mengatakan, dealer juga melihat ke depan data ekonomi AS yang dijadwalkan akan dirilis pekan ini, termasuk perkiraan produk domestik bruto (PDB) dan data non-farm payrolls AS untuk November.
"Kita mungkin akan melihat dukungan lebih lanjut untuk minyak menjelang data ini, jika investor mendapatkan firasat bahwa mereka akan menjadi lebih baik dari ekspektasi," ujar David Lennox, analis sumber daya Fat Prophets, Sydney.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, naik 52 sen menjadi USD93,24 per barel pada perdagangan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Januari naik 57 sen menjadi USD110,26 per barel.
Badan Statistik China menunjukkan pertumbuhan manufaktur pada November mempertahankan kecepatan yang kuat dari bulan sebelumnya untuk berada di angka tertinggi dalam 19 bulan. Di mana indeks pembelian manajer (PMI) sebesar 51,4 poin, tidak berubah dari Oktober dan pada tingkat tertinggi sejak April 2012.
Sementara HSBC mencatat indeks aktivitas manufaktur negara itu datang di angka 50,8 poin, lebih baik dari perkiraan awal 50,4 poin. Angka di atas 50 sinyal ekspansi sementara angka di bawah menunjukkan kontraksi.
"Data PMI melampaui estimasi analis sebagai tanda bahwa perekonomian negara itu mungkin telah dipercaya keluar dan mengumpulkan momentum pemulihan," kata analis berbasis di Singapura, Phillip Futures, seperti dilansir dari AFP, Senin (2/12/2013).
Data resmi pada Oktober menunjukkan perekonomian China, pendorong penting pertumbuhan regional dan global memperluas 7,8 persen pada kuartal Juli-September, memperbaiki penurunan pada dua kuartal sebelumnya.
Para analis mengatakan, dealer juga melihat ke depan data ekonomi AS yang dijadwalkan akan dirilis pekan ini, termasuk perkiraan produk domestik bruto (PDB) dan data non-farm payrolls AS untuk November.
"Kita mungkin akan melihat dukungan lebih lanjut untuk minyak menjelang data ini, jika investor mendapatkan firasat bahwa mereka akan menjadi lebih baik dari ekspektasi," ujar David Lennox, analis sumber daya Fat Prophets, Sydney.
(dmd)