Usaha kreatif Indonesia lebih lemah dari Malaysia
A
A
A
Sindonews.com - Usaha kreatif Indonesias masih tergolong sangat lemah jika dibanding negara lain. Indonesia bahkan masih kalah dari Malaysia dan Singapura. Karena itu dibutuhkan dukungan semua pihak untuk menumbuhkembangkan usaha kreatif.
“Semua pihak harus bahu membahu menyukseskan ini. Banyak negara yang kembangkan itu, karena keuntungan luar biasa baik dari sisi keuangan maupun lapangan kerja,” kata Ketua umum Komunitas Usaha Kreatif Yogyakarta, Prasetyo Atmosutedjo di sela seminar meumbuhkembangkan sabuah kreatif berbasis media desain dan iptek, Senin (2/12/2013).
Menurut Prasetyo, jika dibuat urutan berdasarkan nilai maka Indonesia masih berada di urutan keenam dengan nilai 3,8. Sedangkan Malaysia berada di atasnya dengan 4,3, kemudian Korea Selatan 4,3, Singapura 4,3, China 4,7 dan Jepang 5,8.
Data global consumer report AC Nielsen menyebut, Indonesia merupakan negara paling konsumtif kedua setelah Singapura. Transaksi kartu kredit di negeri ini mencapai 250 triliun dalam setahun. Data World Intellectual Property Organization (WIPO) menyebut, Indonesia masuk kategori paling malas mencipta.
“Tahun 2006 silam, Indonesia hanya menghasilkan 6 buah paten saja. Bandingkan dengan Jepang yang mencapai 224.795 dan Amerika 135.193. Jadi mau tidak mau harus dikembangkan entrepreneur yang inovatif dan kreatif agar kita tidak jadi bangsa konsumtif nantinya,” terang dia.
Dia mengakui, usaha ini tidak bisa berjalan sendiri tapi harus mendapat dukungan semua pihak termasuk elit pemerintah dan elit politik. Sebab, menumbuhkembangkan usaha kreatif membutuhkan sokongan dana besar untuk penelitian dan pengembangan.
“Semua pihak harus bahu membahu menyukseskan ini. Banyak negara yang kembangkan itu, karena keuntungan luar biasa baik dari sisi keuangan maupun lapangan kerja,” kata Ketua umum Komunitas Usaha Kreatif Yogyakarta, Prasetyo Atmosutedjo di sela seminar meumbuhkembangkan sabuah kreatif berbasis media desain dan iptek, Senin (2/12/2013).
Menurut Prasetyo, jika dibuat urutan berdasarkan nilai maka Indonesia masih berada di urutan keenam dengan nilai 3,8. Sedangkan Malaysia berada di atasnya dengan 4,3, kemudian Korea Selatan 4,3, Singapura 4,3, China 4,7 dan Jepang 5,8.
Data global consumer report AC Nielsen menyebut, Indonesia merupakan negara paling konsumtif kedua setelah Singapura. Transaksi kartu kredit di negeri ini mencapai 250 triliun dalam setahun. Data World Intellectual Property Organization (WIPO) menyebut, Indonesia masuk kategori paling malas mencipta.
“Tahun 2006 silam, Indonesia hanya menghasilkan 6 buah paten saja. Bandingkan dengan Jepang yang mencapai 224.795 dan Amerika 135.193. Jadi mau tidak mau harus dikembangkan entrepreneur yang inovatif dan kreatif agar kita tidak jadi bangsa konsumtif nantinya,” terang dia.
Dia mengakui, usaha ini tidak bisa berjalan sendiri tapi harus mendapat dukungan semua pihak termasuk elit pemerintah dan elit politik. Sebab, menumbuhkembangkan usaha kreatif membutuhkan sokongan dana besar untuk penelitian dan pengembangan.
(gpr)