Menhub: Jumlah penumpang pesawat naik 19%
A
A
A
Sindonews.com - Selama dua tahun terakhirm, pengguna jasa Bandara di Indonesia naik mencapai 19 persen. Pergerakan penumpang yang begitu signifikan tersebut diikuti oleh pergerakan pesawat. Sehingga di Indonesia sering terjadi delay.
Hal tersebut dikatakan Menteri Perhubungan (Menhub), EE Mangindaan seusai membuka Ramp Safety Campaign 2013 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Selasa (3/12/2013).
"Pergerakan penumpang saat ini naik signifikan. Sepanjang 2011 dan 2012 setiap tahunnya naik 19 Persen, pergerakan pesawat pun sama. Suka tidak suka, kemampuan orang untuk bisa naik pesawat yang dulunya darat dan laut, sekarang bergeser ke udara. Pesawat lebih cepat, terjangkau, apalagi lebih bisa terjamin keselamatannya, tentu ini akan terus naik," jelas dia.
Mengingat melonjaknya jumlah penumpang tersebut, kata Mangindaan, yang dilakukan PT Angkasa Pura II di Bandara Soekarno-Hatta dengan mengkampanyekan keselamatan penerbangan harus juga dilakukan Bandara lain.
"Safety yang kita maksudkan di sini dari sisi airside. Tuntutan yang begitu tinggi akan keselamatan harus diikuti. Kampanye seperti ini bisa merubah mindset petugas dan stakeholder," katanya.
Kegiatan dengan cara bergotong royong dan pemikiran yang sama untuk keselamatan penerbangan seperti ini, harus bisa menjawab tuntutan begitu tinggi. Untuk awal, kampanye seperti ini harus dilakukan di Bandara yang paling sibuk, yakni Bandara Soekarno-Hatta.
"Tiga hal yang harus dijawab, mindset harus berubah, sinergisitas dan culture atau budaya," katanya.
Menurutnya, upaya kampanye yang tengah dilakukan bagian dari mencoba merubah mindset. "Seminar, workshop, latihan bersama. Kalau dibiasakan akan memiliki kesamaan pemikiran. Saya tidak pernah bisa memisahkan keamanan dengan kenyamanan. Ini dimulai dari kami petugas, baru pengguna jasa," tuturnya.
Mangindaan menceritakan, pekan lalu dia pergi ke London untuk bekerja sama di dalam Internasional Airport. "Di sana satu jam dideclare 80-an pesawat. Kalau dikita satu jam dideclare 64 pesawat," terangnya.
Sama dengan Bandara Soekarno-Hatta, di London pun ada dua runway. Di sana, diatur, managemen pengaturan waktu untuk mencegah delay. "Setelah saya suruh Dirjen naik ke atas tower mereka, antara lain kita lihat ada alat yang belum lengkap," katan dia
Alat apa yang kurang? Dirjen Perhubungan Udara Herry Bhakti S Gumay mengatakan, alat tersebut bernama air taffic flow system (ATFS). Jadi satu orang petugas ditower itu menurut Herry, bisa mengcover dua sisi. Alat tersebut bisa mengatur pesawat dan speed-nya.
Indonesia, kata dia, sebenarnya sudah memiliki. Namun, saat ini sedang dibangun dibelakang Bandara Soekarno-Hatta. "Jadi ada jarak untuk pengaturan pesawat dan speed-nya diatur. Kesulitan kita apa? Tinggal tunggu waktu lah," jelasnya.
Hal tersebut dikatakan Menteri Perhubungan (Menhub), EE Mangindaan seusai membuka Ramp Safety Campaign 2013 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Selasa (3/12/2013).
"Pergerakan penumpang saat ini naik signifikan. Sepanjang 2011 dan 2012 setiap tahunnya naik 19 Persen, pergerakan pesawat pun sama. Suka tidak suka, kemampuan orang untuk bisa naik pesawat yang dulunya darat dan laut, sekarang bergeser ke udara. Pesawat lebih cepat, terjangkau, apalagi lebih bisa terjamin keselamatannya, tentu ini akan terus naik," jelas dia.
Mengingat melonjaknya jumlah penumpang tersebut, kata Mangindaan, yang dilakukan PT Angkasa Pura II di Bandara Soekarno-Hatta dengan mengkampanyekan keselamatan penerbangan harus juga dilakukan Bandara lain.
"Safety yang kita maksudkan di sini dari sisi airside. Tuntutan yang begitu tinggi akan keselamatan harus diikuti. Kampanye seperti ini bisa merubah mindset petugas dan stakeholder," katanya.
Kegiatan dengan cara bergotong royong dan pemikiran yang sama untuk keselamatan penerbangan seperti ini, harus bisa menjawab tuntutan begitu tinggi. Untuk awal, kampanye seperti ini harus dilakukan di Bandara yang paling sibuk, yakni Bandara Soekarno-Hatta.
"Tiga hal yang harus dijawab, mindset harus berubah, sinergisitas dan culture atau budaya," katanya.
Menurutnya, upaya kampanye yang tengah dilakukan bagian dari mencoba merubah mindset. "Seminar, workshop, latihan bersama. Kalau dibiasakan akan memiliki kesamaan pemikiran. Saya tidak pernah bisa memisahkan keamanan dengan kenyamanan. Ini dimulai dari kami petugas, baru pengguna jasa," tuturnya.
Mangindaan menceritakan, pekan lalu dia pergi ke London untuk bekerja sama di dalam Internasional Airport. "Di sana satu jam dideclare 80-an pesawat. Kalau dikita satu jam dideclare 64 pesawat," terangnya.
Sama dengan Bandara Soekarno-Hatta, di London pun ada dua runway. Di sana, diatur, managemen pengaturan waktu untuk mencegah delay. "Setelah saya suruh Dirjen naik ke atas tower mereka, antara lain kita lihat ada alat yang belum lengkap," katan dia
Alat apa yang kurang? Dirjen Perhubungan Udara Herry Bhakti S Gumay mengatakan, alat tersebut bernama air taffic flow system (ATFS). Jadi satu orang petugas ditower itu menurut Herry, bisa mengcover dua sisi. Alat tersebut bisa mengatur pesawat dan speed-nya.
Indonesia, kata dia, sebenarnya sudah memiliki. Namun, saat ini sedang dibangun dibelakang Bandara Soekarno-Hatta. "Jadi ada jarak untuk pengaturan pesawat dan speed-nya diatur. Kesulitan kita apa? Tinggal tunggu waktu lah," jelasnya.
(izz)