100 petani pepaya diberi pelatihan diversifikasi
A
A
A
Sindonews.com - Dinas Perindustrian, Koperasi dan Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) Kabupaten Magelang memberikan pelatihan diversifikasi (penganekaragaman) usaha kepada 100 petani di lima desa di Kecamatan Borobudur dan Kecamatan Tempuran.
Pelatihan yang diikuti petani buah pepaya tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan produksi hasil kebun sekaligus stategi bisnis.
Pelatihan tersebut akan dilakukan secara berurutan di tiap desa sesuai jadwal yakni mulai tanggal 2-18 Desember 2013 dan berurutan di tiap desa.
Adapun pembagian jadwal pelaksanaan pelatihan yaitu 2-4 Desember di Desa Ringinanom Kecamatan Tempuran, 5-7 Desember di Desa Kembanglimus Kecamatan Borobudur, 9-11 Desember di Desa Bumiharjo Kecamatan Borobudur, 12-14 Desember di Desa Sumberarum Kecamatan Tempuran, 16-18 Desember di Desa Wringinputih Kecamatan Borobudur.
Plt Kepala Seksi Industri, Logam, Mesin Kimia, dan Aneka (ILMKA) Disperinkop UMKM, Adang Atfan mengatakan, selama ini, buah pepaya diketahui merupakan salah satu buah yang potensial untuk diproduksi di Kabupaten Magelang. Namun demikian, melimpahnya buah itu tidak dibarengi dengan kemampuan para petani dalam memasarkan hasil kebun mereka tersebut.
"Untuk itu, kami memberikan pelatihan diversifikasi kepada para petani agar mereka bisa berinovasi dalam membuat berbagai usaha dan strategi bisnis yang bisa dilakukan," ujarnya, Selasa (3/12/2013).
Pelatihan tersebut akan menghadirkan instruktur, Ida Soetomo, seorang pemilik industri kecil di Desa Borobudur. Menurutnya, dalam pelatihan yang masuk kegiatan pengembangan kluster industri di wilayah penghasil tembakau (DBHCHT) itu, para petani diajarkan tentang bagaimana mengolah buah pepaya menjadi produk-produk makanan yang menarik minat pembeli dengan wujud atau bentuk dan rasa yang bervariasi.
“Salah satunya yaitu berupa selai aneka rasa dengan bahan dasar buah pepaya,” lanjutnya.
Dengan pelatihan tersebut, diharapkan para petani dapat memperoleh tambahan pendapatan dengan tidak hanya mengandalkan pada satu cara saja, yaitu menjual buah pepaya di pasar.
"Kami juga ingin membuka wawasan mereka mengenai pentingnya memiliki perencanaan dan strategi bisnis. Karena, masih banyak potensi serta cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan pemasukan tambahan," katanya.
Sebanyak 100 orang yang ikut dalam pelatihan di lima desa tersebut, nantinya juga akan mendapatkan bantuan berupa modal pengadaan 5 unit outlet makanan yang akan digunakan untuk mendukung pemasaran hasil pelatihan.
Salah satu peserta pelatihan, Ika Fitrian, warga Tempuran mengaku sangat antusias mengikuti pelatihan tersebut. Dia tertarik dengan diversifikasi usaha yang dipaparkan oleh instruktur karena bisa diterapkan di lapangan langsung.
"Selama ini, banyak warga yang tidak tahu cara mengolah pepaya. Tahunya hanya dijual begitu saja di pasar. Dengan pelatihan ini, kami menjadi bertambah pengetahuannya," tandasnya.
Pelatihan yang diikuti petani buah pepaya tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan produksi hasil kebun sekaligus stategi bisnis.
Pelatihan tersebut akan dilakukan secara berurutan di tiap desa sesuai jadwal yakni mulai tanggal 2-18 Desember 2013 dan berurutan di tiap desa.
Adapun pembagian jadwal pelaksanaan pelatihan yaitu 2-4 Desember di Desa Ringinanom Kecamatan Tempuran, 5-7 Desember di Desa Kembanglimus Kecamatan Borobudur, 9-11 Desember di Desa Bumiharjo Kecamatan Borobudur, 12-14 Desember di Desa Sumberarum Kecamatan Tempuran, 16-18 Desember di Desa Wringinputih Kecamatan Borobudur.
Plt Kepala Seksi Industri, Logam, Mesin Kimia, dan Aneka (ILMKA) Disperinkop UMKM, Adang Atfan mengatakan, selama ini, buah pepaya diketahui merupakan salah satu buah yang potensial untuk diproduksi di Kabupaten Magelang. Namun demikian, melimpahnya buah itu tidak dibarengi dengan kemampuan para petani dalam memasarkan hasil kebun mereka tersebut.
"Untuk itu, kami memberikan pelatihan diversifikasi kepada para petani agar mereka bisa berinovasi dalam membuat berbagai usaha dan strategi bisnis yang bisa dilakukan," ujarnya, Selasa (3/12/2013).
Pelatihan tersebut akan menghadirkan instruktur, Ida Soetomo, seorang pemilik industri kecil di Desa Borobudur. Menurutnya, dalam pelatihan yang masuk kegiatan pengembangan kluster industri di wilayah penghasil tembakau (DBHCHT) itu, para petani diajarkan tentang bagaimana mengolah buah pepaya menjadi produk-produk makanan yang menarik minat pembeli dengan wujud atau bentuk dan rasa yang bervariasi.
“Salah satunya yaitu berupa selai aneka rasa dengan bahan dasar buah pepaya,” lanjutnya.
Dengan pelatihan tersebut, diharapkan para petani dapat memperoleh tambahan pendapatan dengan tidak hanya mengandalkan pada satu cara saja, yaitu menjual buah pepaya di pasar.
"Kami juga ingin membuka wawasan mereka mengenai pentingnya memiliki perencanaan dan strategi bisnis. Karena, masih banyak potensi serta cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan pemasukan tambahan," katanya.
Sebanyak 100 orang yang ikut dalam pelatihan di lima desa tersebut, nantinya juga akan mendapatkan bantuan berupa modal pengadaan 5 unit outlet makanan yang akan digunakan untuk mendukung pemasaran hasil pelatihan.
Salah satu peserta pelatihan, Ika Fitrian, warga Tempuran mengaku sangat antusias mengikuti pelatihan tersebut. Dia tertarik dengan diversifikasi usaha yang dipaparkan oleh instruktur karena bisa diterapkan di lapangan langsung.
"Selama ini, banyak warga yang tidak tahu cara mengolah pepaya. Tahunya hanya dijual begitu saja di pasar. Dengan pelatihan ini, kami menjadi bertambah pengetahuannya," tandasnya.
(gpr)