Komoditas pangan di Sulsel merosot tajam
A
A
A
Sindonews.com - Periode November 2013, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali mengalami deflasi sebesar 0,67 persen (mtm), sehingga inflasi tahunan tercatat sebesar 6,02 persen (yoy).
"Deflasi pada November 2013 berbeda dari perkiraan sebelumnya yang diproyeksikan mengalami inflasi sebesar 0,06 persen (mtm) atau 6,68 persen (yoy)," ungkap analis dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah I Sulampua, Rahmad Hadi Nugroho, Selasa (3/12/2013).
Menurut Rahmad, hasil kajian inflasi November 2013 deflasi pada bulan November terutama disebabkan oleh turunnya harga pada kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, lebih dalam dari perkiraan sebelumnya.
Penurunan harga, terutama pada komoditas bahan pangan disebabkan oleh pasokan yang masih melimpah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seiring tidak adanya kondisi cuaca yang ekstrim seperti curah hujan yang tinggi.
"Bahkan penurunan harga komoditas pangan (volatile foods) tersebut lebih besar dari rata-rata sepuluh tahun terakhir," sambung Rahmad.
"Deflasi pada November 2013 berbeda dari perkiraan sebelumnya yang diproyeksikan mengalami inflasi sebesar 0,06 persen (mtm) atau 6,68 persen (yoy)," ungkap analis dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah I Sulampua, Rahmad Hadi Nugroho, Selasa (3/12/2013).
Menurut Rahmad, hasil kajian inflasi November 2013 deflasi pada bulan November terutama disebabkan oleh turunnya harga pada kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, lebih dalam dari perkiraan sebelumnya.
Penurunan harga, terutama pada komoditas bahan pangan disebabkan oleh pasokan yang masih melimpah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seiring tidak adanya kondisi cuaca yang ekstrim seperti curah hujan yang tinggi.
"Bahkan penurunan harga komoditas pangan (volatile foods) tersebut lebih besar dari rata-rata sepuluh tahun terakhir," sambung Rahmad.
(gpr)