Indonesia dukung Aljazair jadi anggota WTO di 2014
A
A
A
Sindonews.com - Indonesia mendukung sepenuhnya langkah Aljazair untuk menjadi anggota World Trade Organization (WTO) pada 2014. Hal ini disampaikan Wakil Menteri Perdagangan RI, Bayu Krisnamurthi, saat melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Aljazair, Mustapha Benbada hari ini untuk membahas isu-isu perdagangan kedua negara.
Dalam pertemuan ini, Menteri Mustapha Benbada menyambut baik dukungan Indonesia dalam upaya proses aksesi Aljazair agar dapat diterima secara resmi menjadi anggota WTO pada 2014.
“Mudah-mudahan masuknya Aljazair menjadi anggota WTO akan berdampak positif terhadap hubungan perdagangan Indonesia-Aljazair. Kami mendukung kerja sama bilateral Indonesia dan Aljazair yang dilandaskan pada perjanjian multilateral,” kata Bayu dalam siaran persnya, Selasa (3/12/2013).
Dalam upaya peningkatan hubungan perdagangan bilateral kedua negara, Wamendag mengharapkan agar kedua negara dapat meningkatkan kerja sama perdagangan di berbagai bidang. “Saya melihat adanya peluang bisnis besar di Aljazair yang dapat dimanfaatkan sektor usaha jasa konstruksi Indonesia,” jelas Bayu.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Mustapha Benbada mengatakan, dirinya sangat mendukung upaya peningkatan kerja sama di berbagai bidang tersebut.
“Kami mengharapkan agar perundingan perdagangan bilateral kedua negara dapat segera difinalisasi, termasuk pembicaraan tentang sektor jasa,” ujarnya.
Untuk informasi, total perdagangan Indonesia dan Aljazair pada akhir 2012 mencapai USD519,1 juta atau meningkat 5,8 persen bila dibandingkan 2011 yang mencapai USD488,9 juta. Ekspor Indonesia ke Aljazair 2012 sebesar USD211 juta dan impor sebesar USD308,1 juta.
Pada periode Januari-Agustus 2013, total perdagangan kedua negara mencapai USD531,6 juta atau meningkat sebesar 19,47 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2012 yang mencapai USD444,9 juta. Rata-rata pertumbuhan perdagangan Indonesia-Aljazair dalam lima tahun terakhir sebesar 12,50 persen.
Komoditas ekspor non-migas utama Indonesia ke Aljazair antara lain minyak kelapa sawit, perkabelan, kayu lapis, margarin, susu dan krim, pendingin, deterjen, dan mebel. Sementara impor komoditas Indonesia dari Aljazair antara lain minyak petroleum mentah, limbah dan bahan pendukung kertas atau karton, serta buah-buahan.
Dalam pertemuan ini, Menteri Mustapha Benbada menyambut baik dukungan Indonesia dalam upaya proses aksesi Aljazair agar dapat diterima secara resmi menjadi anggota WTO pada 2014.
“Mudah-mudahan masuknya Aljazair menjadi anggota WTO akan berdampak positif terhadap hubungan perdagangan Indonesia-Aljazair. Kami mendukung kerja sama bilateral Indonesia dan Aljazair yang dilandaskan pada perjanjian multilateral,” kata Bayu dalam siaran persnya, Selasa (3/12/2013).
Dalam upaya peningkatan hubungan perdagangan bilateral kedua negara, Wamendag mengharapkan agar kedua negara dapat meningkatkan kerja sama perdagangan di berbagai bidang. “Saya melihat adanya peluang bisnis besar di Aljazair yang dapat dimanfaatkan sektor usaha jasa konstruksi Indonesia,” jelas Bayu.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Mustapha Benbada mengatakan, dirinya sangat mendukung upaya peningkatan kerja sama di berbagai bidang tersebut.
“Kami mengharapkan agar perundingan perdagangan bilateral kedua negara dapat segera difinalisasi, termasuk pembicaraan tentang sektor jasa,” ujarnya.
Untuk informasi, total perdagangan Indonesia dan Aljazair pada akhir 2012 mencapai USD519,1 juta atau meningkat 5,8 persen bila dibandingkan 2011 yang mencapai USD488,9 juta. Ekspor Indonesia ke Aljazair 2012 sebesar USD211 juta dan impor sebesar USD308,1 juta.
Pada periode Januari-Agustus 2013, total perdagangan kedua negara mencapai USD531,6 juta atau meningkat sebesar 19,47 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2012 yang mencapai USD444,9 juta. Rata-rata pertumbuhan perdagangan Indonesia-Aljazair dalam lima tahun terakhir sebesar 12,50 persen.
Komoditas ekspor non-migas utama Indonesia ke Aljazair antara lain minyak kelapa sawit, perkabelan, kayu lapis, margarin, susu dan krim, pendingin, deterjen, dan mebel. Sementara impor komoditas Indonesia dari Aljazair antara lain minyak petroleum mentah, limbah dan bahan pendukung kertas atau karton, serta buah-buahan.
(gpr)