Harga minyak menguat jelang pertemuan OPEC
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak global hari ini menguat, menjelang pertemuan negara anggota OPEC dan laporan pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal ketiga (Q3) 2013.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, bertambah 33 sen menjadi USD94,15 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Januari, hanya naik dua sen berdiri di angka USD111,47 per barel pada perdagangan di London.
Ekspektasi semakin tinggi, bahwa 12 negara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan mempertahankan pagu produksi kolektif pada pertemuan di Wina, Swiss, Rabu (4/12/2013) waktu setempat.
"OPEC bertemu besok dan di permukaan tampak cukup santai atas keseimbangan pasokan/permintaan tahun depan," kata David Hufton, analis broker PVM Oil Associates, seperti dilansir dari AFP, Selasa (3/12/2013).
"Akibatnya harapan nol bahwa OPEC akan melakukan perubahan untuk target produksi pada pertemuan mereka pekan ini," tambahnya.
Negara anggota OPEC dari Timur Tengah, Afrika dan Amerika Latin bersama-sama menghasilkan sekitar sepertiga dari minyak mentah dunia dan memiliki batas output 30 juta barel per hari, sedikit di atas produksi saat ini.
"Pasokan dan permintaan berada dalam keseimbangan. Persediaan berada dalam posisi yang baik. Kami berada di harga yang tepat sekarang," ujar Menteri Minyak Arab Saudi, Ali al-Naimi, menjelang pertemuan OPEC.
Saudi menyatakan bahwa harga rata-rata minyak USD100 per barel saat ini memberikan penghasilan yang dapat diterima bagi produsen dan tidak terlalu memberatkan konsumen.
Minyak mentah berjangka telah reli tajam pada Senin, dengan Brent menyentuh puncak pada September USD112,34 setelah data manufaktur dua konsumen utama dunia, Amerika Serikat dan China optimis.
"Peningkatan datang dari data ekonomi positif China dan Amerika Serikat, menunjukkan bahwa prospek permintaan cerah di kedua negara konsumen minyak paling penting tersebut," kata analis Commerzbank, dalam sebuah catatan.
"Hebatnya, harga minyak mampu melepaskan diri dari perdebatan kebijakan moneter ultra-ekspansif Fed AS," tambahnya.
Sebaliknya, pasar saham utama Eropa merosot pada Selasa karena data AS yang solid memicu pembicaraan baru, bahwa Federal Reserve bisa segera mulai melakukan tapering off stimulus ekonomi.
Pedagang juga pekan ini akan fokus pada data utama AS, di mana PDB Amerika kuartal ketiga dijadwalkan akan dirilis pada Kamis (5/12/2013), dan laporan nonfarm payrolls untuk November, Jumat (6/11/2013).
Ini akan memberikan rekomendasi bagi Komite Pasar Terbuka Federal, pengatur kebijakan bank sentral AS, yang dijadwalkan akan bertemu pada 17 Desember mendatang, untuk membahas kelanjutan kebijakan moneter.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, bertambah 33 sen menjadi USD94,15 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Januari, hanya naik dua sen berdiri di angka USD111,47 per barel pada perdagangan di London.
Ekspektasi semakin tinggi, bahwa 12 negara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan mempertahankan pagu produksi kolektif pada pertemuan di Wina, Swiss, Rabu (4/12/2013) waktu setempat.
"OPEC bertemu besok dan di permukaan tampak cukup santai atas keseimbangan pasokan/permintaan tahun depan," kata David Hufton, analis broker PVM Oil Associates, seperti dilansir dari AFP, Selasa (3/12/2013).
"Akibatnya harapan nol bahwa OPEC akan melakukan perubahan untuk target produksi pada pertemuan mereka pekan ini," tambahnya.
Negara anggota OPEC dari Timur Tengah, Afrika dan Amerika Latin bersama-sama menghasilkan sekitar sepertiga dari minyak mentah dunia dan memiliki batas output 30 juta barel per hari, sedikit di atas produksi saat ini.
"Pasokan dan permintaan berada dalam keseimbangan. Persediaan berada dalam posisi yang baik. Kami berada di harga yang tepat sekarang," ujar Menteri Minyak Arab Saudi, Ali al-Naimi, menjelang pertemuan OPEC.
Saudi menyatakan bahwa harga rata-rata minyak USD100 per barel saat ini memberikan penghasilan yang dapat diterima bagi produsen dan tidak terlalu memberatkan konsumen.
Minyak mentah berjangka telah reli tajam pada Senin, dengan Brent menyentuh puncak pada September USD112,34 setelah data manufaktur dua konsumen utama dunia, Amerika Serikat dan China optimis.
"Peningkatan datang dari data ekonomi positif China dan Amerika Serikat, menunjukkan bahwa prospek permintaan cerah di kedua negara konsumen minyak paling penting tersebut," kata analis Commerzbank, dalam sebuah catatan.
"Hebatnya, harga minyak mampu melepaskan diri dari perdebatan kebijakan moneter ultra-ekspansif Fed AS," tambahnya.
Sebaliknya, pasar saham utama Eropa merosot pada Selasa karena data AS yang solid memicu pembicaraan baru, bahwa Federal Reserve bisa segera mulai melakukan tapering off stimulus ekonomi.
Pedagang juga pekan ini akan fokus pada data utama AS, di mana PDB Amerika kuartal ketiga dijadwalkan akan dirilis pada Kamis (5/12/2013), dan laporan nonfarm payrolls untuk November, Jumat (6/11/2013).
Ini akan memberikan rekomendasi bagi Komite Pasar Terbuka Federal, pengatur kebijakan bank sentral AS, yang dijadwalkan akan bertemu pada 17 Desember mendatang, untuk membahas kelanjutan kebijakan moneter.
(dmd)