Hadapi tapering off, RI tak butuh pinjaman World Bank
A
A
A
Sindonews.com - Ekonom HSBC Indonesia, Ali Setiawan mengatakan, Indonesia masih belum membutuhkan pinjaman dari luar negeri untuk menghadapi ancaman gejolak yang mungkin timbul akibat potensi pelaksanaan tapering off dalam waktu dekat.
Ali mengatakan, optimisme tersebut dilandasi kondisi ekonomi Indonesia yang secara fundamental memang masih tumbuh secara positif.
"Indonesia belum, karena secara fundamental masih bertumbuh. Negara kita masih bertumbuh, jadi kenapa khawatir sekali. Investor masih melihat peluang investasi di Indonesia. Belum melihat kita akan memasuki jurang, karena roda ekonomi masih berjalan," kata Ali di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Selasa (4/12/2013).
Apa yang diungkapkan Ali tersebut, sekaligus merespon pernyataan dari World Bank yang mengaku siap memberikan dukungan finansial bagi negara-negara emerging market dalam rangka menghadapi perubahan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS).
Di mana, market mulai berspekulasi akan dipercepatnya pelaksanaan tapering off paling cepat pada Desember ini, merujuk kuatnya pertumbuhan data manufacturing dan construction spending yang direleas Senin kemarin.
"Kami siap memberikan bantuan finansial jika memang dianggap perlu. Stabilitas negara-negara emerging market juga merupakan tugas dan tanggung jawab bank dunia," jelas Managing Director and Chief Financial World Bank, Bertrand Badre belum lama ini.
Ali mengatakan, optimisme tersebut dilandasi kondisi ekonomi Indonesia yang secara fundamental memang masih tumbuh secara positif.
"Indonesia belum, karena secara fundamental masih bertumbuh. Negara kita masih bertumbuh, jadi kenapa khawatir sekali. Investor masih melihat peluang investasi di Indonesia. Belum melihat kita akan memasuki jurang, karena roda ekonomi masih berjalan," kata Ali di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Selasa (4/12/2013).
Apa yang diungkapkan Ali tersebut, sekaligus merespon pernyataan dari World Bank yang mengaku siap memberikan dukungan finansial bagi negara-negara emerging market dalam rangka menghadapi perubahan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS).
Di mana, market mulai berspekulasi akan dipercepatnya pelaksanaan tapering off paling cepat pada Desember ini, merujuk kuatnya pertumbuhan data manufacturing dan construction spending yang direleas Senin kemarin.
"Kami siap memberikan bantuan finansial jika memang dianggap perlu. Stabilitas negara-negara emerging market juga merupakan tugas dan tanggung jawab bank dunia," jelas Managing Director and Chief Financial World Bank, Bertrand Badre belum lama ini.
(izz)