BI: Kinerja perbankan umum di Sulsel melambat

Selasa, 10 Desember 2013 - 13:47 WIB
BI: Kinerja perbankan umum di Sulsel melambat
BI: Kinerja perbankan umum di Sulsel melambat
A A A
Sindonews.com - Kinerja perbankan umum di Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami perlambatan. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), aset perbankan di Sulsel pada Oktober 2013 tercatat Rp89,27 triliun atau melambat menjadi 17,85 persen (yoy) dari 20,78 persen (yoy) di September 2013.

Aset perbankan pada Oktober 2013 turun 1,13 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat Rp90,28 triliun. Penurunan aset tersebut berasal dari Bank Pemerintah sebesar Rp1,14 triliun.

Kepala Kantor Perwakilan BI Wilayah I Sulampua, Suhaedi mengatakan, turunnya aset tersebut terkait pelunasan yang dilakukan debitur-debitu besar. Meski demikian, penurunan tersebut tidak menggambarkan penurunan pertumbuhan kegiatan usaha signifikan.

Dia menjelaskan, hingga Oktober 2013, perbankan umum di Sulsel mampu meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp57,20 triliun yang terdiri atas tabungan Rp32,40 triliun dengan share 56,64 persen, deposito Rp16 triliun dengan share 27,98 persen, dan giro Rp8,80 triliun dengan share 15,38 persen.

Raihan DPK melambat menjadi 12,95 persen (yoy) dari 14,94 persen (yoy) di September 2013. Namun, secara bulanan, DPK sedikit mengalami peningkatan.

Sementara, kredit juga mengalami perlambatan menjadi 17,53 persen (yoy) dari 21,71 persen (yoy) di bulan sebelumnya. Per Oktober 2013, kucuran kredit perbankan umum di Sulsel mencapai Rp78,42 triliun sedangkan pada September 2013 mencapai Rp79,61 persen.

"Aset yang melambat karena ada pelunasan kredit dari debitur besar yang kebetulan proyeknya ada di Sulsel," kata dia di sela Sharing Informasi Perkembangan Ekonomi Sulsel Terkini di Kantor Perwakilan BI Wilayah I Sulampua, Selasa (10/12/2013).

Menurutnya, penurunan terbesar sebagian besar berasal dari pelunasan kredit investasi di sektor industri pengolahan sebesar Rp1,5 triliun yang disalurkan oleh bank pemerintah.

Namun, secara tahunan pertumbuhan kredit investasi masih merupakan yang tertinggi dibanding kredit lainnya. Dengan rincian, kredit investasi meningkat 30,49 persen, kredit konsumsi 17,56 persen, dan kredit modal kerja 10,85 persen. Kredit produktif masih mendominasi penyaluran kredit keseluruhan sebesar Rp44,64 triliun dengan share 54,86 persen.

Dia mengatakan, meski terjadi perlambatan, rasio kredit bermasalah perbankan umum masih di bawah ambang batas BI. LDR perbankan juga mengalami sedikit penurunan menjadi 137,09 persen dari 139,17 persen.

"Perbankan tentu memegang prinsip kehati-hatian yang tercermin dari Non Performing Loan (NPL/rasio kredit bermasalah). Di mana NPL gross tercatat 3,19 persen dan NPL net mencapai 1,88 persen," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7665 seconds (0.1#10.140)