Potensi ekonomi kelautan RI Rp3.000 triliun/tahun
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C Sutardjo mengatakan, potensi ekonomi kelautan yang tersebar pada delapan sektor kelautan bisa mencapai Rp3.000 triliun per tahun.
"Jika direalisasikan akan membawa dampak perekonomian yang baik untuk mendukung perwujudan Indonesia menjadi negara maritim," kata dia dalam rilisnya, Rabu (11/12/2013).
Sharif yang juga Ketua Harian Dewan Kelautan Indonesia menjelaskan, Indonesia diakui sebagai negara yang memiliki potensi sangat besar. Faktor pertama yang dapat dijadikan indikator adalah posisi strategis Indonesia dalam lalu lintas perdagangan dunia.
Indonesia juga merupakan "jalan semanggi dunia" karena Indonesia dilalui 40 persen lalu lintas perdagangan dunia. Faktor kedua, Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi sumber daya alam sangat kaya. Wilayah laut Indonesia mulai dari laut teritorial, zone tambahan, zona ekonomi eksklusif (ZEE) sampai landas kontinen memiliki sumberdaya sangat berlimpah.
Menurutnya, hal itu bisa dilihat baik sumberdaya dapat pulih, sumberdaya tak dapat pulih, energi kelautan, maupun jasa lingkungan. "Sumberdaya kelautan tersebut belum dikelola secara optimal," katanya.
"Jika direalisasikan akan membawa dampak perekonomian yang baik untuk mendukung perwujudan Indonesia menjadi negara maritim," kata dia dalam rilisnya, Rabu (11/12/2013).
Sharif yang juga Ketua Harian Dewan Kelautan Indonesia menjelaskan, Indonesia diakui sebagai negara yang memiliki potensi sangat besar. Faktor pertama yang dapat dijadikan indikator adalah posisi strategis Indonesia dalam lalu lintas perdagangan dunia.
Indonesia juga merupakan "jalan semanggi dunia" karena Indonesia dilalui 40 persen lalu lintas perdagangan dunia. Faktor kedua, Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi sumber daya alam sangat kaya. Wilayah laut Indonesia mulai dari laut teritorial, zone tambahan, zona ekonomi eksklusif (ZEE) sampai landas kontinen memiliki sumberdaya sangat berlimpah.
Menurutnya, hal itu bisa dilihat baik sumberdaya dapat pulih, sumberdaya tak dapat pulih, energi kelautan, maupun jasa lingkungan. "Sumberdaya kelautan tersebut belum dikelola secara optimal," katanya.
(izz)