Harga minyak di Asia merosot
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini turun, menanggapi persediaan energi Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan permintaan hangat dan kembalinya pasokan Libya.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, turun empat sen menjadi USD97,40 per barel pada perdagangan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Januari, turun 20 sen menjadi USD109,50 per barel.
Departmen Eneregi AS (DoE) melaporkan, bahwa persediaan minyak mentah Amerika turun 10,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 6 Desember 2013, hampir lima kali lipat dari perkiraan sebagian besar analis yang disurvei Dow Jones Newswires, yakni penurunan 2,5 juta barel.
Penurunan stok minyak mentah, penarikan kedua berturut-turut setelah 10 pekan mengalami kenaikan, diimbangi oleh peningkatan lebih besar perkiraan dalam bensin yang membebani kontrak WTI.
Pasokan bensin naik 6,7 juta barel, termasuk diesel dan bahan bakar pemanas meningkat 4,5 juta barel.
"Lemahnya permintaan hilir untuk produk olahan menjadi sinyal kemungkinan permintaan minyak mentah lamban sebagai bahan baku ke depan," kata Phillip Futures, analis berbasis di Singapura, seperti dilansir dari AFP, Kamis (12/12/2013).
Mereka menambahkan bahwa harga minyak juga terpukul oleh investor yang bertaruh bahwa penarikan stok hanya sementara. Adapun laporan cadangan minyak mingguan DoE dilihat pedagang sebagai indikator kunci dari kekuatan permintaan AS, konsumen minyak mentah top dunia.
Analis mengatakan harga minyak juga tertekan setelah seorang kepala suku di produsen minyak mentah Libya mengumumkan, bahwa blokade panjang oleh demonstran bersenjata di terminal minyak penting akan diangkat pada 15 Desember.
Protes serta blokade pengiriman bahan bakar oleh minoritas suku Berber telah memangkas produksi minyak Libya sekitar 250.000 barel per hari, dari tingkat normal hampir 1,5 juta.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, turun empat sen menjadi USD97,40 per barel pada perdagangan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Januari, turun 20 sen menjadi USD109,50 per barel.
Departmen Eneregi AS (DoE) melaporkan, bahwa persediaan minyak mentah Amerika turun 10,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 6 Desember 2013, hampir lima kali lipat dari perkiraan sebagian besar analis yang disurvei Dow Jones Newswires, yakni penurunan 2,5 juta barel.
Penurunan stok minyak mentah, penarikan kedua berturut-turut setelah 10 pekan mengalami kenaikan, diimbangi oleh peningkatan lebih besar perkiraan dalam bensin yang membebani kontrak WTI.
Pasokan bensin naik 6,7 juta barel, termasuk diesel dan bahan bakar pemanas meningkat 4,5 juta barel.
"Lemahnya permintaan hilir untuk produk olahan menjadi sinyal kemungkinan permintaan minyak mentah lamban sebagai bahan baku ke depan," kata Phillip Futures, analis berbasis di Singapura, seperti dilansir dari AFP, Kamis (12/12/2013).
Mereka menambahkan bahwa harga minyak juga terpukul oleh investor yang bertaruh bahwa penarikan stok hanya sementara. Adapun laporan cadangan minyak mingguan DoE dilihat pedagang sebagai indikator kunci dari kekuatan permintaan AS, konsumen minyak mentah top dunia.
Analis mengatakan harga minyak juga tertekan setelah seorang kepala suku di produsen minyak mentah Libya mengumumkan, bahwa blokade panjang oleh demonstran bersenjata di terminal minyak penting akan diangkat pada 15 Desember.
Protes serta blokade pengiriman bahan bakar oleh minoritas suku Berber telah memangkas produksi minyak Libya sekitar 250.000 barel per hari, dari tingkat normal hampir 1,5 juta.
(dmd)