Pertumbuhan ekonomi Sulampua 2014 diperkirakan naik

Kamis, 12 Desember 2013 - 18:41 WIB
Pertumbuhan ekonomi Sulampua 2014 diperkirakan naik
Pertumbuhan ekonomi Sulampua 2014 diperkirakan naik
A A A
Sindonews.com - Bank Indonesia (BI) memperkirakan laju ekonomi di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) pada 2014 akan semakin meninggi hingga pada kisaran 8,8 persen.

Kepala Kantor Perwakilan BI Wilayah I-Sulampua, Suhaedi mengatakan, meski merupakan sektor yang volatile terhadap kondisi cuaca, geopolitik, kebijakan dan harga kontribusi, namun sektor pertanian dan pertambangan masih akan memegang peranan utama.

"Pertumbuhan ekonomi Sulampua dalam lima tahun terakhir selalu di atas pertumbuhan nasional. Perlambatan ekonomi global diikuti perlambatan ekonomi Indonesia terbukti kurang berdampak pada kondisi ekonomi Sulampua," katanya di sela-sela Banker’s Luncheon 2013 di Gedung BI, Kamis (12/12/2013).

Meski demikian, faktor risiko yang harus diperhitungkan adalah dampak diberlakukannya UU Minerba No 4/2009, di mana terdapat perlarangan ekspor bijih mineral tambang secara efektif 12 Januari 2014.

Untuk itu, kata dia, pemerintah harus terus mendorong perusahann tambang untuk membangun instalasi pemurnian (smelter) agar mampu mnghasilkan produk olahan. Menurutnya, saat ini perusahaan tambang telah mengalokasikan Rp36 triliun untuk pembangunan smelter yang mampu mengolah sertara 2,7 juta ton bijih nikel.

Pihaknya juga mengapresiasi langkah antisipasi lima pemerintah provinsi di Indonesia Timur yakni Sulsel, Sulteng, Sultra, Malut dan Papua Barat yang membentuk badan kerjasama peningkatan nilai tambah mineral dan logam, diharapkan mampu tetap menjaga neraca perdagangan wilayah Sulampua melalui hilisasi produk SDA untuk ekspor.

Sementara, laju ekonomi hingga akhir tahun ini juga bakal tumbuh moderat dikisaran 8,0-8,4 persen relatif sama dengan tahun lalu di angka 8,1 persen. Pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut masih bersumber dari Sulawesi Selatan mencapai 35,7 persen yang didukung oleh potensi perekonomian yang terus menunjukkan perkembangan.

Sementara, pada 10 bulan tahun ini, neraca perdagangan wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua mencatatkan nilai surplus mencapai USD4,13 miliar yang juga didukung oleh ekspor produksi pertanian dan pertambangan.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6974 seconds (0.1#10.140)