BKPM: 15 perusahaan Jepang siap tingkatkan investasi
A
A
A
Sindonews.com - Hasil kunjungan kerja ke Jepang bersama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar mencatat ada 15 perusahaan Jepang di Indonesia dan berminat memperbesar investasi.
Dari 15 perusahaan tersebut, pihaknya mencatat nilai investasi hingga akhir 2014 akan mencapai USD3,5 miliar. "Lebih dari USD3,5 miliar komitmen investasi disetujui BKPM atau finalisasi perstujuan investasi konkret," kata Mahendra di Kantor BKPM, Jakarta, Senin (16/12/2013).
Mahendra merinci, secara mayoritas ada enam perusahaan di bidang otomotif yang akan memperbesar investasinya, tiga perusahaan migas, dia terkait elektronik, dan sisanya bervariasi mulai dari jasa logistik, jasa keuangan hingga pengolahan makanan dan minuman.
"Otomotif bukan hanya produsennya saja, tapi juga komponen dan spare part. Bahkan juga termasuk produsen baja otomotif terkait rantai pasok industri otomotif," terangnya.
Mahendra juga melihat kesungguhan investor asal Jepang tidak akan terbebani oleh kesulitan perizinan di Indonesia, walaupun beberapa investor tersebut menanyakan bagaimana progres perbaikan reformasi perizinan di Indonesia.
"Walaupun mereka concern tentang hal tersebut, namun mayoritas masih menganggap Indonesia sebagai negara tujuan investasi yang sangat penting," pungkas Mahendra.
Dari 15 perusahaan tersebut, pihaknya mencatat nilai investasi hingga akhir 2014 akan mencapai USD3,5 miliar. "Lebih dari USD3,5 miliar komitmen investasi disetujui BKPM atau finalisasi perstujuan investasi konkret," kata Mahendra di Kantor BKPM, Jakarta, Senin (16/12/2013).
Mahendra merinci, secara mayoritas ada enam perusahaan di bidang otomotif yang akan memperbesar investasinya, tiga perusahaan migas, dia terkait elektronik, dan sisanya bervariasi mulai dari jasa logistik, jasa keuangan hingga pengolahan makanan dan minuman.
"Otomotif bukan hanya produsennya saja, tapi juga komponen dan spare part. Bahkan juga termasuk produsen baja otomotif terkait rantai pasok industri otomotif," terangnya.
Mahendra juga melihat kesungguhan investor asal Jepang tidak akan terbebani oleh kesulitan perizinan di Indonesia, walaupun beberapa investor tersebut menanyakan bagaimana progres perbaikan reformasi perizinan di Indonesia.
"Walaupun mereka concern tentang hal tersebut, namun mayoritas masih menganggap Indonesia sebagai negara tujuan investasi yang sangat penting," pungkas Mahendra.
(izz)