Inflasi di India November tertinggi dalam 14 bulan
A
A
A
Sindonews.com - Inflasi di India melonjak ke angka tertinggi dalam 14 bulan pada November 2013, sebesar 7,52 persen. Hal tersebut memicu ekspektasi kenaikan suku bunga saat bank sentral bertemu pekan ini.
Dilansir dari AFP, Senin (16/12/2013), indeks tertinggi sejak September 2012, merupakan berita buruk bagi pemerintah karena perjuangan untuk pertumbuhan ekonomi lamban menjelang pemilihan umum yang dijadwalkan Mei 2014.
Departemen Perdagangan India mencatat harga sayur naik 95 persen, sementara harga bawang merah melonjak 190 persen.
Meningkatnya biaya makanan juga memicu kenaikan inflasi harga konsumen pada November, yang melonjak ke angka lebih tinggi dari yang diperkirakan 11,24 persen.
Indeks Harga Grosir, indikator yang paling diawasi ketat atas inflasi India , naik dari 7,0 persen pada Oktober, dipimpin harga pangan yang melonjak hampir 20 persen dari tahun sebelumnya. Inflasi untuk September juga direvisi lebih tinggi menjadi 7,05 persen dari 6,46 persen yang dilaporkan sebelumnya.
Pemimpin pemerintah dan bisnis telah mendesak Reserve Bank Sentral India (Bank of India/RBI) untuk mulai memangkas suku bunga guna membantu meningkatkan pertumbuhan, yang telah merosot dalam dekade terendah.
Namun, ekonom memperkirakan RBI akan kembali menaikkan suku bunga saat mereka bertemu pada Rabu (18/12/2013), dalam upaya menjinakkan inflasi yang tinggi.
"Mengingat momentum inflasi, kenaikan suku 25 basis poin akan diberikan," kata Shubhada Rao, kepala ekonom Yes Bank.
Di bawah gubernur baru Raghuram Rajan, RBI telah menaikkan suku pada September dan Oktober, yang telah mengisyaratkan niatnya bergulat menurunkan inflasi yang telah berada di atas tingkat kenyamanan RBI selama bertahun-tahun.
Pekan lalu, Rajan mengatakan, bank sangat tidak nyaman dengan tingkat inflasi dan pertumbuhan lebih lemah daripada yang diharapkan.
Dilansir dari AFP, Senin (16/12/2013), indeks tertinggi sejak September 2012, merupakan berita buruk bagi pemerintah karena perjuangan untuk pertumbuhan ekonomi lamban menjelang pemilihan umum yang dijadwalkan Mei 2014.
Departemen Perdagangan India mencatat harga sayur naik 95 persen, sementara harga bawang merah melonjak 190 persen.
Meningkatnya biaya makanan juga memicu kenaikan inflasi harga konsumen pada November, yang melonjak ke angka lebih tinggi dari yang diperkirakan 11,24 persen.
Indeks Harga Grosir, indikator yang paling diawasi ketat atas inflasi India , naik dari 7,0 persen pada Oktober, dipimpin harga pangan yang melonjak hampir 20 persen dari tahun sebelumnya. Inflasi untuk September juga direvisi lebih tinggi menjadi 7,05 persen dari 6,46 persen yang dilaporkan sebelumnya.
Pemimpin pemerintah dan bisnis telah mendesak Reserve Bank Sentral India (Bank of India/RBI) untuk mulai memangkas suku bunga guna membantu meningkatkan pertumbuhan, yang telah merosot dalam dekade terendah.
Namun, ekonom memperkirakan RBI akan kembali menaikkan suku bunga saat mereka bertemu pada Rabu (18/12/2013), dalam upaya menjinakkan inflasi yang tinggi.
"Mengingat momentum inflasi, kenaikan suku 25 basis poin akan diberikan," kata Shubhada Rao, kepala ekonom Yes Bank.
Di bawah gubernur baru Raghuram Rajan, RBI telah menaikkan suku pada September dan Oktober, yang telah mengisyaratkan niatnya bergulat menurunkan inflasi yang telah berada di atas tingkat kenyamanan RBI selama bertahun-tahun.
Pekan lalu, Rajan mengatakan, bank sangat tidak nyaman dengan tingkat inflasi dan pertumbuhan lebih lemah daripada yang diharapkan.
(dmd)