Pertamina ambil alih lapangan migas Medco Sembakung
A
A
A
Sindonews.com - Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) secara resmi mengambil alih lapangan migas PT Medco E&P di Sembakung, Nunukan, Kalimantan Utara.
Direktur Operasi dan Produksi Pertamina EP, Beny J Ibradi menuturkan, lapangan migas dengan luas 23,37 hektare ini telah dikerjakan Medco E&P dengan sistem kontrak yang disebut dengan Technical Assistance Contract (TAC) sejak oktober 2005.
Setelah masa kontrak berakhir, kemudian kembali kepada negara, dalam hal ini Pertamina sebagai pelaksana tugas dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor migas. "Insya Allah setelah diambil alih Pertamina EP tidak ada jeda produksi dan tetap berlanjut seperti semula. Jangan sampai berhenti karena sangat dibutuhkan negara," kata dia dalam acara serah terima lapangan Sembakung dari Medco ke Pertamina EP di Tarakan, akhir pekan lalu.
Semula, lanjut dia, lapangan migas ini ditemukan Arco pada 1975 dan berproduksi pertama kali pada 1977. Bahkan, lapangan ini sempat terhenti produksi selama 21 bulan sekitar Agustus 1981 hingga April 1983.
"Sebelum Oktober 1983, Sembakung berproduksi secara natural flow, kemudian Oktober 1983 lapangan Sembakung beralih dari sistem pengangkatan alami dengan menggunakan artificial lift menggunakan Hydraulic Jet Pump," jelasnya.
Kemudian, kata dia, pada 22 Desember 1993, Pertamina EP menandatangani TAC dengan PT Genindo Citra Perkasa untuk mengelola lapangan Sembakung selama 20 tahun, dengan operator Perkasa Equatorial Sembakung Ltd (PESL). Selanjutnya, pada Oktober 2005 Medco E&P mengambil alih PESL dan lapangan ini dikelola Medco Sembakung sebagai operator dari TAC Sembakung dengan nama TAC Pertamina-Medco Sembakung.
"Lapangan Sembakung selama 1977 hingga sekarang telah menyumbangkan sekitar 50 juta barel untuk negara. Saya berharap setelah serah terima produksi terus berjalan, produksi meningkat," kata Beny.
Manajer Humas Pertamina EP, Agus Amperianto menjelaskan, produksi minyak lapangan Sembakung saat ini mencapai 1.500 barel per hari (bph). Hasil produksi tersebut dihasilkan dari 70 sumur di lapangan Sembakung.
"Setelah kembali ke Pertamina tentu kami sudah memiliki rencana kerja dan strategi meningkatkan produksi migas dari kondisi sekarang," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Operasi dan Produksi Medco E&P, Hartono Nugroho berharap setelah diserahkan penuh kepada Pertamina EP ke depan berjalan dengan lancar. "Kami harap Pertamina bisa mempertahankan produksi kalau bisa lebih lagi," ujarnya.
Sementara itu, General Manajer Asset V Pertamina EP, Abdul Chalid berkomitmen menjaga produksi migas di lapangan Sembakung. Target Pertamina 2014 produksi Lapangan Sembakung dapat mencapai 2.000 bph naik sekitar 500 bph dari tahun ini sebesar 1.500 bph.
"Sedangkan produksi gas kita sebesar 2 mmscfd, tahun depan targetnya meningkat hingga 3 mmscfd," pungkasnya.
Direktur Operasi dan Produksi Pertamina EP, Beny J Ibradi menuturkan, lapangan migas dengan luas 23,37 hektare ini telah dikerjakan Medco E&P dengan sistem kontrak yang disebut dengan Technical Assistance Contract (TAC) sejak oktober 2005.
Setelah masa kontrak berakhir, kemudian kembali kepada negara, dalam hal ini Pertamina sebagai pelaksana tugas dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor migas. "Insya Allah setelah diambil alih Pertamina EP tidak ada jeda produksi dan tetap berlanjut seperti semula. Jangan sampai berhenti karena sangat dibutuhkan negara," kata dia dalam acara serah terima lapangan Sembakung dari Medco ke Pertamina EP di Tarakan, akhir pekan lalu.
Semula, lanjut dia, lapangan migas ini ditemukan Arco pada 1975 dan berproduksi pertama kali pada 1977. Bahkan, lapangan ini sempat terhenti produksi selama 21 bulan sekitar Agustus 1981 hingga April 1983.
"Sebelum Oktober 1983, Sembakung berproduksi secara natural flow, kemudian Oktober 1983 lapangan Sembakung beralih dari sistem pengangkatan alami dengan menggunakan artificial lift menggunakan Hydraulic Jet Pump," jelasnya.
Kemudian, kata dia, pada 22 Desember 1993, Pertamina EP menandatangani TAC dengan PT Genindo Citra Perkasa untuk mengelola lapangan Sembakung selama 20 tahun, dengan operator Perkasa Equatorial Sembakung Ltd (PESL). Selanjutnya, pada Oktober 2005 Medco E&P mengambil alih PESL dan lapangan ini dikelola Medco Sembakung sebagai operator dari TAC Sembakung dengan nama TAC Pertamina-Medco Sembakung.
"Lapangan Sembakung selama 1977 hingga sekarang telah menyumbangkan sekitar 50 juta barel untuk negara. Saya berharap setelah serah terima produksi terus berjalan, produksi meningkat," kata Beny.
Manajer Humas Pertamina EP, Agus Amperianto menjelaskan, produksi minyak lapangan Sembakung saat ini mencapai 1.500 barel per hari (bph). Hasil produksi tersebut dihasilkan dari 70 sumur di lapangan Sembakung.
"Setelah kembali ke Pertamina tentu kami sudah memiliki rencana kerja dan strategi meningkatkan produksi migas dari kondisi sekarang," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Operasi dan Produksi Medco E&P, Hartono Nugroho berharap setelah diserahkan penuh kepada Pertamina EP ke depan berjalan dengan lancar. "Kami harap Pertamina bisa mempertahankan produksi kalau bisa lebih lagi," ujarnya.
Sementara itu, General Manajer Asset V Pertamina EP, Abdul Chalid berkomitmen menjaga produksi migas di lapangan Sembakung. Target Pertamina 2014 produksi Lapangan Sembakung dapat mencapai 2.000 bph naik sekitar 500 bph dari tahun ini sebesar 1.500 bph.
"Sedangkan produksi gas kita sebesar 2 mmscfd, tahun depan targetnya meningkat hingga 3 mmscfd," pungkasnya.
(izz)