Manfaatkan Sanksi Barat, Terkuak Bagaimana Yuan China Menggerogoti Dolar AS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dolar Amerika Serikat (USD) telah menjadi mata uang cadangan dunia dalam waktu yang lama. Berkat king dolar, Amerika Serikat (AS) yang semakin kuat memaksa sejumlah negara melakukan dedolarisasi.
Dalam konteks tersebut, yuan muncul sebagai alternatif juga pesaing utama dalam perlombaan mata uang cadangan dunia. Bloomberg melaporkan pada bulan April 2024, yuan China berhasil mengungguli Euro. Menurut statistik terbaru dari sistem pesan pembayaran SWIFT, nilai yuan mendekati 6% pada April 2024.
Baca Juga: Arab Bersatu setelah Ledakan Pager Hizbullah, 4 Negara Kirim Bantuan ke Lebanon
Pada Juni, terjadi pertumbuhan 13,37% dalam pembayaran perdagangan dalam yuan. Aset ini berada tepat di belakang dolar. Namun, perlu dicatat bahwa 88% transaksi mata uang asing masih menggunakan dolar AS, sementara kurang dari 7% menggunakan yuan.
Yuan China memperoleh momentum karena disebabkan peningkatan sanksi yang dijatuhkan AS terhadap Rusia pada Februari 2022 setelah invasi ke Ukraina.
Baca Juga: Rangkul Dedolarisasi, BRICS Salip G7 di Bidang Ekonomi Utama
Pergerakan Strategis China
China jelas memanfaatkan situasi ini untuk mempromosikan yuan dan tujuan dedolarisasi secara global. Saat ini, yuan adalah salah satu mata uang yang paling banyak digunakan di Rusia. Direktur Asosiasi di Pusat GeoEkonomi Atlantic Council, Maia Nikoladze mengatakan;
"Berdagang dalam yuan sangat nyaman bagi Rusia dan China. Rusia tidak memiliki terlalu banyak alternatif mata uang lain, sementara China mendapatkan keuntungan dari memberikan pengaruh ekonomi yang lebih besar terhadap Moskow, dan juga membuat kemajuan dalam menginternasionalkan yuan."
Meskipun akan membutuhkan waktu lebih lama dari yang diperkirakan untuk yuan Cina untuk menurunkan dolar, tampaknya yuan bergerak pada kecepatan yang tepat. Selain itu, upaya negara-negara BRICS juga dapat menurunkan dolar.
Dalam konteks tersebut, yuan muncul sebagai alternatif juga pesaing utama dalam perlombaan mata uang cadangan dunia. Bloomberg melaporkan pada bulan April 2024, yuan China berhasil mengungguli Euro. Menurut statistik terbaru dari sistem pesan pembayaran SWIFT, nilai yuan mendekati 6% pada April 2024.
Baca Juga: Arab Bersatu setelah Ledakan Pager Hizbullah, 4 Negara Kirim Bantuan ke Lebanon
Pada Juni, terjadi pertumbuhan 13,37% dalam pembayaran perdagangan dalam yuan. Aset ini berada tepat di belakang dolar. Namun, perlu dicatat bahwa 88% transaksi mata uang asing masih menggunakan dolar AS, sementara kurang dari 7% menggunakan yuan.
Yuan China memperoleh momentum karena disebabkan peningkatan sanksi yang dijatuhkan AS terhadap Rusia pada Februari 2022 setelah invasi ke Ukraina.
Baca Juga: Rangkul Dedolarisasi, BRICS Salip G7 di Bidang Ekonomi Utama
Pergerakan Strategis China
China jelas memanfaatkan situasi ini untuk mempromosikan yuan dan tujuan dedolarisasi secara global. Saat ini, yuan adalah salah satu mata uang yang paling banyak digunakan di Rusia. Direktur Asosiasi di Pusat GeoEkonomi Atlantic Council, Maia Nikoladze mengatakan;
"Berdagang dalam yuan sangat nyaman bagi Rusia dan China. Rusia tidak memiliki terlalu banyak alternatif mata uang lain, sementara China mendapatkan keuntungan dari memberikan pengaruh ekonomi yang lebih besar terhadap Moskow, dan juga membuat kemajuan dalam menginternasionalkan yuan."
Meskipun akan membutuhkan waktu lebih lama dari yang diperkirakan untuk yuan Cina untuk menurunkan dolar, tampaknya yuan bergerak pada kecepatan yang tepat. Selain itu, upaya negara-negara BRICS juga dapat menurunkan dolar.
(nng)