KBLV bidik 850 ribu pelanggan baru di 2014
A
A
A
Sindonews.com - PT First Media Tbk (KBLV) menargetkan adanya penambahan hingga 850.000 pelanggan baru pada tahun 2014 atau tumbuh sebesar 37,1 persen dibanding tahun ini sebesar 620.000, di mana 312.000 diantaranya pelanggan internet dan sisanya TV kabel.
"Hal ini sejalan dengan perluasan jaringan dan pembangunan infrastruktur yang akan Perseroan lakukan," kata Direktur KBLV Dicky Setiadi Moechtar dalam paparan publik di Jakarta, Jumat (27/12/2013).
Untuk memuluskan terealisasinya target tersebut, perseroan telah mencadangkan dana investasi sebesar USD80-100 juta pada tahun depan. Dana itu rencananya akan dimanfaatkan untuk menambah 300.000 homepass.
Dia optimistis perseroan dapat mencapai target tersebut lantaran dari 30 juta penduduk Jabodetabek, setidaknya ada 1,7 juta yang berpotensi digarap oleh layanan TV kabel perseroan.
"Permintaan layanan broadband di Surabaya dan Bandung juga tinggi dan merupakan pasar potensial. Itu bisa meningkatkan pendapatan," ujar dia.
Sementara untuk tahun depan, First Media menargetkan adanya pendapatan sebesar Rp2,2 triliun dari posisi akhir tahun ini Rp1,7-1,8 triliun. Sementara, Ebitda sekitar Rp450 miliar dari proyeksi tahun ini Rp350 miliar.
Terkait pelemahan rupiah terhadap USD, Dicky mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan dua opsi. Pertama, lindung nilai (hedging) yang dilihat satu kuartal belakangan ini. Kedua, negoisasi dengan para vendor terutama dari segi kurs. "Dua opsi itu kita lihat ke depan," kata dia.
Selain itu, persreoan pada awal tahun depan berencana menaikkan harga langganan sebesar 15 persen. Namun, menurut kenaikan itu tidak merata dan hanya berlaku bagi segmen tertentu.
"Kenaikan itu seiring peningkatan seperti kecepatan akses internet, ragam layanan TV dan juga dari inovasi video on demand dan streaming," tutur dia.
"Hal ini sejalan dengan perluasan jaringan dan pembangunan infrastruktur yang akan Perseroan lakukan," kata Direktur KBLV Dicky Setiadi Moechtar dalam paparan publik di Jakarta, Jumat (27/12/2013).
Untuk memuluskan terealisasinya target tersebut, perseroan telah mencadangkan dana investasi sebesar USD80-100 juta pada tahun depan. Dana itu rencananya akan dimanfaatkan untuk menambah 300.000 homepass.
Dia optimistis perseroan dapat mencapai target tersebut lantaran dari 30 juta penduduk Jabodetabek, setidaknya ada 1,7 juta yang berpotensi digarap oleh layanan TV kabel perseroan.
"Permintaan layanan broadband di Surabaya dan Bandung juga tinggi dan merupakan pasar potensial. Itu bisa meningkatkan pendapatan," ujar dia.
Sementara untuk tahun depan, First Media menargetkan adanya pendapatan sebesar Rp2,2 triliun dari posisi akhir tahun ini Rp1,7-1,8 triliun. Sementara, Ebitda sekitar Rp450 miliar dari proyeksi tahun ini Rp350 miliar.
Terkait pelemahan rupiah terhadap USD, Dicky mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan dua opsi. Pertama, lindung nilai (hedging) yang dilihat satu kuartal belakangan ini. Kedua, negoisasi dengan para vendor terutama dari segi kurs. "Dua opsi itu kita lihat ke depan," kata dia.
Selain itu, persreoan pada awal tahun depan berencana menaikkan harga langganan sebesar 15 persen. Namun, menurut kenaikan itu tidak merata dan hanya berlaku bagi segmen tertentu.
"Kenaikan itu seiring peningkatan seperti kecepatan akses internet, ragam layanan TV dan juga dari inovasi video on demand dan streaming," tutur dia.
(rna)