Harga minyak di perdagangan Asia menguat

Senin, 30 Desember 2013 - 13:54 WIB
Harga minyak di perdagangan...
Harga minyak di perdagangan Asia menguat
A A A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini naik tipis karena investor terfokus pada penurunan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS), yang menunjukkan permintaan kuat di konsumen top dunia itu.

Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, naik dua sen menjadi USD100,34 per barel pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Februari naik 19 sen menjadi USD112,37 per barel.

Departemen Energi AS, Jumat (27/12/2013), melaporkan bahwa persediaan minyak mentah untuk pekan hingga 20 Desember turun 4,7 juta barel, lebih tinggi dari 2,2 juta barel yang diperkirakan analis dalam survei Wall Street Journal.

Penurunan ini sebagai kemerosotan keempat berturut-turut setelah 10 pekan mengalami kenaikan total stok sebesar 35 juta barel.

Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Sydney mengatakan, persediaan jatuh di ekonomi terbesar dunia itu menggarisbawahi permintaan kuat sebagai gambaran cerah outlook global.

Rilis laporan stok minyak AS yang optimis, ditunda dari Rabu ke Jumat karena liburan Natal, mendukung harga WTI di atas psikologis penting USD100 mark," ujar Chua, seperti dilansir dari AFP, Senin (30/12/2013).

Laporan itu muncul di tengah tanda-tanda ekonomi AS lainnya telah mengambil posisi. Data yang dirilis pekan lalu menunjukkan penjualan rumah baru, pesanan barang tahan lama, dan klaim pengangguran telah mengalahkan perkiraan.

Sementara investor terus memantau perkembangan di Sudan Selatan, di mana kekerasan pada wilayah penghasil minyak utama itu telah mengurangi produksi dan evakuasi karyawan terus dilakukan di ladang tersebut.

Lebih dari 1.000 orang tewas sejak pertempuran antara pasukan yang setia Presiden Salva Kiir dan mantan wakil presiden Riek Machar pecah, pada 15 Desember lalu.

Dalam pernyataannya, PBB mengatakan, jumlah orang yang mengungsi di pangkalan seluruh negara itu bertambah menjadi 75.000. Para pengamat mengatakan, produsen fledgling biasanya mengekspor sekitar 220.000 barel minyak mentah per hari ke Jepang, Malaysia dan China.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7698 seconds (0.1#10.140)