PLN bangun sub sistem kelistrikan di Boyolali
A
A
A
Sindonews.com - PT PLN Distribusi Jateng-DIY bakal membangun sub sistem baru atau gardu induk tegangan tinggi berkekuatan 500 megawatt (MW). Sub sistem ini akan dibangun di wilayah Kabupaten Boyolali.
Dibangunya sub sistem baru ini akan melengkapi dua sub sistem yang sudah ada di Jawa Tengah, yakni Ungaran 1 dan 2 serta Sub sistem Tanjungjati.
Rencana pembangunannya ditandai dengan penandatangan kesepahaman antara Bupati Boyolali Seno Samudro dengan GM PLN Distribusi Jateng-DIY Djoko Aboe Manan di kantor PLN Jatingaleh, hari ini.
Selain untuk mempelancar dan memperkokoh kelistrikan di Jawa Tengah, sub sistem baru ini juga untuk menyokong pertumbuhan industri di Kabupaten Boyolali yanga terus mengalami peningkatan.
Djoko mengungkapkan, sub sistem tersebut merupakan peralihan dari sub sistem Ungaran dan memiliki kekuatan 500 MW. "Setelah penandatanganan kesepahaman ini, kami akan langsung mengajukan ke pusat, karena memang sudah ditunggu-tunggu," katanya, Selasa (31/12/2013).
Dia menjelaskan, PLN akan mulai melakukan pengkajian dan survai lapangan selama enam bulan. Setelah itu, baru akan dilakukan perencanaan pembangunan. "Pembangungan ini sudah termasuk program PLN, sehingga anggaran pun sudah disiapkan," ujarnya.
Menurutnya, pembangunan sub sistem baru ini untuk memperbaiki keandalan kelistrikan di Jateng, mengingat saat ini Jateng menjadi incaran pelaku-pelaku usaha yang melakukan hijrah. Termasuk Boyolali yang bakal dilewati Jalan Tol Semarang-Solo, diprediksi bakal menjadi salah satu kawasan yang menjadi incaran pelaku usaha.
"Jateng sekarang ini adalah primadona bagi pelaku usaha, sehingga kita harus menyiapkan. Karena investor-investor besar akan datang jika ada sub sistem yang memadai. Tidak mungkin, investor membangun pabriknya jika tidak ada aliran listrik yang mencukupi," tuturnya.
Karena itu, Seno mendukung penuh pembangunan sub sistem baru tersebut. Dengan pembangunan sub sistem baru akan mampu meningkatkan iklim investasi di Kabupaten Boyolali.
"Tahun ini saja investasi mencapai Rp1,6 triliun. Dengan adanya sub sistem pasti akan naik lagi," ujarnya.
Untuk merealisasikan pembangunan tersebut, Kabupaten Boyolali akan menyediakan tanah dari Kas Desa. Selain itu juga untuk lokasinya akan disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Boyolali. "RT/RW-nya sudah beres, untuk perizinan saya jamin clear," tegas Seno.
Dia mengungkapkan, di Kabupaten Boyolali saat ini berdiri lebih dari 700 perusahaan. Kondisi ini meningat tajam dari 2012 yang hanya 400 industri. "Dengan adanya sub sistem, saya yakin investasi di Boyolali akan terus naik, dan hasilnya adalah kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.
Dibangunya sub sistem baru ini akan melengkapi dua sub sistem yang sudah ada di Jawa Tengah, yakni Ungaran 1 dan 2 serta Sub sistem Tanjungjati.
Rencana pembangunannya ditandai dengan penandatangan kesepahaman antara Bupati Boyolali Seno Samudro dengan GM PLN Distribusi Jateng-DIY Djoko Aboe Manan di kantor PLN Jatingaleh, hari ini.
Selain untuk mempelancar dan memperkokoh kelistrikan di Jawa Tengah, sub sistem baru ini juga untuk menyokong pertumbuhan industri di Kabupaten Boyolali yanga terus mengalami peningkatan.
Djoko mengungkapkan, sub sistem tersebut merupakan peralihan dari sub sistem Ungaran dan memiliki kekuatan 500 MW. "Setelah penandatanganan kesepahaman ini, kami akan langsung mengajukan ke pusat, karena memang sudah ditunggu-tunggu," katanya, Selasa (31/12/2013).
Dia menjelaskan, PLN akan mulai melakukan pengkajian dan survai lapangan selama enam bulan. Setelah itu, baru akan dilakukan perencanaan pembangunan. "Pembangungan ini sudah termasuk program PLN, sehingga anggaran pun sudah disiapkan," ujarnya.
Menurutnya, pembangunan sub sistem baru ini untuk memperbaiki keandalan kelistrikan di Jateng, mengingat saat ini Jateng menjadi incaran pelaku-pelaku usaha yang melakukan hijrah. Termasuk Boyolali yang bakal dilewati Jalan Tol Semarang-Solo, diprediksi bakal menjadi salah satu kawasan yang menjadi incaran pelaku usaha.
"Jateng sekarang ini adalah primadona bagi pelaku usaha, sehingga kita harus menyiapkan. Karena investor-investor besar akan datang jika ada sub sistem yang memadai. Tidak mungkin, investor membangun pabriknya jika tidak ada aliran listrik yang mencukupi," tuturnya.
Karena itu, Seno mendukung penuh pembangunan sub sistem baru tersebut. Dengan pembangunan sub sistem baru akan mampu meningkatkan iklim investasi di Kabupaten Boyolali.
"Tahun ini saja investasi mencapai Rp1,6 triliun. Dengan adanya sub sistem pasti akan naik lagi," ujarnya.
Untuk merealisasikan pembangunan tersebut, Kabupaten Boyolali akan menyediakan tanah dari Kas Desa. Selain itu juga untuk lokasinya akan disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Boyolali. "RT/RW-nya sudah beres, untuk perizinan saya jamin clear," tegas Seno.
Dia mengungkapkan, di Kabupaten Boyolali saat ini berdiri lebih dari 700 perusahaan. Kondisi ini meningat tajam dari 2012 yang hanya 400 industri. "Dengan adanya sub sistem, saya yakin investasi di Boyolali akan terus naik, dan hasilnya adalah kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.
(izz)