Harga minyak di perdagangan dunia bervariasi
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak mentah di perdagangan dunia hari ini bervariasi dengan keuntungan terbatas karena beberapa investor melakukan profit taking pada akhir tahun.
Minyak mentah Brent North Sea untuk Februari bertambah 15 sen menjadi USD111,36 per barel. Sementara kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, turun 37 sen menjadi USD98,92 per barel.
Minyak mentah berjangka turun lebih dari satu dolar di New York, Senin (30/12/2013), setelah penutupan di atas level psikologis penting USD100 pada Jumat (31/12/2013), didukung sentimen optimis permintaan di AS.
Dilansir dari AFP, Selasa (31/12/2013), pasar minyak pekan ini juga di bawah tekanan menyusul komentar dari perusahaan minyak nasional Libya, bahwa beberapa operasi di negara itu telah kembali (produksi). Output di negara Afrika Utara tersebut telah terpukul blokade selama berbulan-bulan oleh demonstran bersenjata di terminal ekspor utama.
Di sisi lain, investor prihatin atas kekerasan yang meningkat di produsen minyak fledgling Sudan Selatan, setelah PBB mengatakan konflik bersenjata semakin tinggi.
Lebih dari 1.000 orang dilaporkan tewas sejak pertempuran antara pasukan setia Presiden Salva Kiir dan mantan wakil presiden Riek Machar pecah, pada 15 Desember lalu. Para pengamat mencatat, negara tersebut mengekspor minyak mentah sekitar 220.000 barel per hari ke Jepang, Malaysia dan China.
Sepanjang 2013, harga minyak mentah Brent hampir tidak berubah. Namun, minyak berjangka di New York meningkat lebih dari 12 persen di tengah kekhawatiran pasokan ketat pada awal tahun, yang disebabkan ancaman aksi militer AS di Suriah.
Tapi, kenaikan harga sebagian disimpan data ekonomi China yang lebih lemah, menimbulkan keraguan tentang kekuatan permintaan energi global ke depan.
Minyak mentah Brent North Sea untuk Februari bertambah 15 sen menjadi USD111,36 per barel. Sementara kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, turun 37 sen menjadi USD98,92 per barel.
Minyak mentah berjangka turun lebih dari satu dolar di New York, Senin (30/12/2013), setelah penutupan di atas level psikologis penting USD100 pada Jumat (31/12/2013), didukung sentimen optimis permintaan di AS.
Dilansir dari AFP, Selasa (31/12/2013), pasar minyak pekan ini juga di bawah tekanan menyusul komentar dari perusahaan minyak nasional Libya, bahwa beberapa operasi di negara itu telah kembali (produksi). Output di negara Afrika Utara tersebut telah terpukul blokade selama berbulan-bulan oleh demonstran bersenjata di terminal ekspor utama.
Di sisi lain, investor prihatin atas kekerasan yang meningkat di produsen minyak fledgling Sudan Selatan, setelah PBB mengatakan konflik bersenjata semakin tinggi.
Lebih dari 1.000 orang dilaporkan tewas sejak pertempuran antara pasukan setia Presiden Salva Kiir dan mantan wakil presiden Riek Machar pecah, pada 15 Desember lalu. Para pengamat mencatat, negara tersebut mengekspor minyak mentah sekitar 220.000 barel per hari ke Jepang, Malaysia dan China.
Sepanjang 2013, harga minyak mentah Brent hampir tidak berubah. Namun, minyak berjangka di New York meningkat lebih dari 12 persen di tengah kekhawatiran pasokan ketat pada awal tahun, yang disebabkan ancaman aksi militer AS di Suriah.
Tapi, kenaikan harga sebagian disimpan data ekonomi China yang lebih lemah, menimbulkan keraguan tentang kekuatan permintaan energi global ke depan.
(dmd)