Bisnis kartu kredit andalkan nasabah premium
A
A
A
Sindonews.com - Bisnis kartu kredit diprediksi akan terus dioptimalkan oleh perbankan dalam meningkatkan nilai kredit tanpa agunan. Perbankan akan meningkatkan penetrasinya ke segmen menengah atas demi menjaga rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL).
Division Head Unsecured Loan PT Bank OCBC NISP Tbk (HSBC), Irwan Sutjipto Tisnabudi mengatakan, perseroan mengandalkan segmen menengah ke atas yang melakukan pembayaran penuh. Segmen ini menggunakan kartu kredit untuk transaksi di luar negeri sebesar 18-21 persen, dining sebesar 15-30 persen, dan belanja ke supermarket sebesar 20 persen.
"Tiga transaksi utamanya untuk perjalanan ke luar negeri, makan malam, dan belanja di supermarket. Nasabah kartu kredit kami selalu bayar penuh walaupun jumlahnya masih kecil," ujar Irwan saat dihubungi di Jakarta, Kamis (2/1/2014).
Dia mengatakan perseroan akan terus meningkatkan tingkat pemilikan dan pemakaian nasabah baru dengan penawaran menarik. Program diskon yang diberikan langsung mendapat respon positif dari nasabah. Sementara, program reward sangat dibutuhkan pengguna yang aktif bertransaksi.
Perseroan aktif menggandeng gerai-gerai yang memancing nasabah baru untuk apply dan aktif menggunakannya. "Tahun depan kami akan fokus memberikan program menarik nasabah baru untuk bergabung dan aktif menggunakannya. Kami ingin jumlah nasabah kartu kredit terus bertambah dan rata-rata transaksi meningkat," ungkapnya
Tren penggunaan kartu kredit untuk transaksi online diprediksi akan semakin meningkat. Transaksi ini khususnya untuk pembelian tiket pesawat, rental mobil, dan hotel. Bahkan pembelian tiket pertunjukan, rental pesawat dan helikopter akan marak.
"Frekuensinya selama ini masih kecil sehingga diprediksi masih dapat tumbuh tinggi. Untuk pembelian di luar negeri masih banyak yang menggunakan kartu kredit. Sementara untuk pembelian baju atau toko online baru akan berkembang dua tahun ke depan," jelas dia.
Hingga akhir 2013, nominal transaksi kartu kredit diperkirakan Rp1,6 triliun tumbuh 45 persen dari 2012 sebesar Rp1,1 triliun. Perseroan menargetkan pertumbuhan transaksi kartu kredit untuk terus tumbuh tinggi agar mampu bersaing dengan bank penerbit kartu kredit pemegang pasar. "Kami harus tetap tumbuh sekitar 50 persen," ucap Irwan.
Division Head Unsecured Loan PT Bank OCBC NISP Tbk (HSBC), Irwan Sutjipto Tisnabudi mengatakan, perseroan mengandalkan segmen menengah ke atas yang melakukan pembayaran penuh. Segmen ini menggunakan kartu kredit untuk transaksi di luar negeri sebesar 18-21 persen, dining sebesar 15-30 persen, dan belanja ke supermarket sebesar 20 persen.
"Tiga transaksi utamanya untuk perjalanan ke luar negeri, makan malam, dan belanja di supermarket. Nasabah kartu kredit kami selalu bayar penuh walaupun jumlahnya masih kecil," ujar Irwan saat dihubungi di Jakarta, Kamis (2/1/2014).
Dia mengatakan perseroan akan terus meningkatkan tingkat pemilikan dan pemakaian nasabah baru dengan penawaran menarik. Program diskon yang diberikan langsung mendapat respon positif dari nasabah. Sementara, program reward sangat dibutuhkan pengguna yang aktif bertransaksi.
Perseroan aktif menggandeng gerai-gerai yang memancing nasabah baru untuk apply dan aktif menggunakannya. "Tahun depan kami akan fokus memberikan program menarik nasabah baru untuk bergabung dan aktif menggunakannya. Kami ingin jumlah nasabah kartu kredit terus bertambah dan rata-rata transaksi meningkat," ungkapnya
Tren penggunaan kartu kredit untuk transaksi online diprediksi akan semakin meningkat. Transaksi ini khususnya untuk pembelian tiket pesawat, rental mobil, dan hotel. Bahkan pembelian tiket pertunjukan, rental pesawat dan helikopter akan marak.
"Frekuensinya selama ini masih kecil sehingga diprediksi masih dapat tumbuh tinggi. Untuk pembelian di luar negeri masih banyak yang menggunakan kartu kredit. Sementara untuk pembelian baju atau toko online baru akan berkembang dua tahun ke depan," jelas dia.
Hingga akhir 2013, nominal transaksi kartu kredit diperkirakan Rp1,6 triliun tumbuh 45 persen dari 2012 sebesar Rp1,1 triliun. Perseroan menargetkan pertumbuhan transaksi kartu kredit untuk terus tumbuh tinggi agar mampu bersaing dengan bank penerbit kartu kredit pemegang pasar. "Kami harus tetap tumbuh sekitar 50 persen," ucap Irwan.
(izz)