Pelanggaran moral pedagang turut picu tingginya inflasi
A
A
A
Sindonews.com - Angka inflasi tahunan 2013 sebesar 8,38 persen yang melenceng dari RAPBNP 2013 disinyalir juga akibat pelanggaran moral yang dilakukan para pedagang dalam menyikapi naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Deputi Bidang Statistik dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, banyak pedagang yang keterlaluan dalam menaikkan harga pasca naiknya harga BBM yang disambung bulan puasa dan lebaran.
"Kan penjual begitu menjelang lebaran, 'ah mumpung ada kenaikan harga BBM kita naikkan juga harganya'. Seperti itu moral hazard yang ada di sana," ujar Sasmito di Gedung BPS, Jakarta, Kamis (2/1/2013).
Dia juga menyayangkan pemerintah, dalam hal ini kementerian terkait, gagal untuk memprediksi moral hazard yang akan terjadi sehingga mengakibatkan angka inflasi tahunan melesat jauh dari target.
Pasalnya, berapapun harga yang dinaikkan oleh produsen, masyarakat mau tidak mau akan membeli karena kebutuhan-kebutuhan harus terpenuhi terutama menjelang lebaran.
"Kurang diprediksi dari awal, sehingga kemudian kenaikannya menjelang lebaran. Jadi kalau mau dinaikkan berapapun konsumen akan beli. Di situlah letak moral hazard-nya," tandas Sasmito.
Deputi Bidang Statistik dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, banyak pedagang yang keterlaluan dalam menaikkan harga pasca naiknya harga BBM yang disambung bulan puasa dan lebaran.
"Kan penjual begitu menjelang lebaran, 'ah mumpung ada kenaikan harga BBM kita naikkan juga harganya'. Seperti itu moral hazard yang ada di sana," ujar Sasmito di Gedung BPS, Jakarta, Kamis (2/1/2013).
Dia juga menyayangkan pemerintah, dalam hal ini kementerian terkait, gagal untuk memprediksi moral hazard yang akan terjadi sehingga mengakibatkan angka inflasi tahunan melesat jauh dari target.
Pasalnya, berapapun harga yang dinaikkan oleh produsen, masyarakat mau tidak mau akan membeli karena kebutuhan-kebutuhan harus terpenuhi terutama menjelang lebaran.
"Kurang diprediksi dari awal, sehingga kemudian kenaikannya menjelang lebaran. Jadi kalau mau dinaikkan berapapun konsumen akan beli. Di situlah letak moral hazard-nya," tandas Sasmito.
(gpr)