Kenaikan elpiji 12 kg bisa gagalkan target inflasi
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan meminta PT Pertamina (Persero) berhati-hati dalam menaikkan harga elpiji 12 kilogram (kg), pasalnya hal tersebut dapat menyebabkan inflasi kembali tinggi dan tidak sesuai dengan target pemerintah sebesar 4,5 persen ±1 persen.
Dia juga meminta semua pihak menjaga tingkat inflasi dengan melakukan apaun yang mencegah kenaikan harga di awal 2014 ini karena merupakan periode yang cukup penting bagi pengendalian inflasi.
"Sekarang kita harus hati-hati menyikapi apapun yang membuat inflasi karena untuk tahun kemarin saja sudah di atas 8 persen," terang Gita di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (3/1/2013).
Gita berjanji akan menghitung inflasi akibat kenaikan harga elpiji 12 kg dan juga inflasi turunannya yaitu naiknya harga-harga makanan jadi akibat naiknya harga elpiji tersebut.
"Nanti kalau sudah bisa dihitung saya kasih jawabannya. Tapi saat ini kita harapkan inflasi rendah dan semakin rendah harga-harga keperluan akan semakin baik," tandas Gita.
Diberitakan sebelumnya, PT Pertamina (Persero) memutuskan untuk menaikkan harga elpiji nonsubsidi kemasan 12 kilogram (kg) menyusul tingginya harga pokok elpiji di pasar dan turunnya nilai tukar rupiah yang menyebabkan kerugian perusahaan makin besar.
“Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2014 pukul 00.00, Pertamina memberlakukan harga baru elpiji nonsubsidi kemasan 12 kg secara serentak di seluruh Indonesia dengan rata-rata kenaikan di tingkat konsumen sebesar Rp3.959 per kg," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir, Rabu 1 Januari 2014.
Langkah ini diambil setelah mempertimbangkan kerugian yang dicatatkan akibat timpangnya harga produksi dan harga jual.
Sementara anggota DPR Komisi VII Dewi Aryani meminta pemerintah dan Pertamina meninjau ulang kenaikan harga elpiji kemasan 12 kg karena kenaikan tersebut dapat mendorong inflasi.
Menurut dia, besaran kenaikan inflasi bergantung pada seberapa besar kenaikan harga elpiji kemasan 12 kg. “Pertamina sebagai entitas bisnis berhak mengatur harga produknya, tapi jangan lupa Pertamina adalah milik rakyat. Efek domino seperti ini harus menjadi perhatian serius,” kata dia.
Dia juga meminta semua pihak menjaga tingkat inflasi dengan melakukan apaun yang mencegah kenaikan harga di awal 2014 ini karena merupakan periode yang cukup penting bagi pengendalian inflasi.
"Sekarang kita harus hati-hati menyikapi apapun yang membuat inflasi karena untuk tahun kemarin saja sudah di atas 8 persen," terang Gita di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (3/1/2013).
Gita berjanji akan menghitung inflasi akibat kenaikan harga elpiji 12 kg dan juga inflasi turunannya yaitu naiknya harga-harga makanan jadi akibat naiknya harga elpiji tersebut.
"Nanti kalau sudah bisa dihitung saya kasih jawabannya. Tapi saat ini kita harapkan inflasi rendah dan semakin rendah harga-harga keperluan akan semakin baik," tandas Gita.
Diberitakan sebelumnya, PT Pertamina (Persero) memutuskan untuk menaikkan harga elpiji nonsubsidi kemasan 12 kilogram (kg) menyusul tingginya harga pokok elpiji di pasar dan turunnya nilai tukar rupiah yang menyebabkan kerugian perusahaan makin besar.
“Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2014 pukul 00.00, Pertamina memberlakukan harga baru elpiji nonsubsidi kemasan 12 kg secara serentak di seluruh Indonesia dengan rata-rata kenaikan di tingkat konsumen sebesar Rp3.959 per kg," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir, Rabu 1 Januari 2014.
Langkah ini diambil setelah mempertimbangkan kerugian yang dicatatkan akibat timpangnya harga produksi dan harga jual.
Sementara anggota DPR Komisi VII Dewi Aryani meminta pemerintah dan Pertamina meninjau ulang kenaikan harga elpiji kemasan 12 kg karena kenaikan tersebut dapat mendorong inflasi.
Menurut dia, besaran kenaikan inflasi bergantung pada seberapa besar kenaikan harga elpiji kemasan 12 kg. “Pertamina sebagai entitas bisnis berhak mengatur harga produknya, tapi jangan lupa Pertamina adalah milik rakyat. Efek domino seperti ini harus menjadi perhatian serius,” kata dia.
(gpr)