Kenaikan elpiji 12 kg bisa dongkrak inflasi tahunan 0,5%
A
A
A
Sindonews.com - Kenaikan harga elpiji ukuran 12 kilogram (kg) yang dilakukan pemerintah pada 1 Januari 2014, diprediksi akan membuat inflasi tahunan bertambah sebesar 0,3 persen sampai 0,5 persen.
"Ya akan tinggi, tapi harus dihitung tahunan. Kalau tahunan itu pengaruhnya (terhadap inflasi) sebesar 0,3 sampai 0,5 persen," kata Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Bambang Brodjonegoro di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (3/1/2013).
Bambang mengatakan, dampak inflasi sebesar 0,5 persen tersebut dapat ditekan oleh Pertamina, asalkan perusahaan minyak pelat merah tersebut tegas dalam menetapkan harga.
"Saya melihatnya kalau ada ketegasan harga dan bisa mengendalikan migrasi ke elpiji 3 kilogram sebenarnya enggak sebesar itu inflasinya," ujar Bambang.
Ide untuk menaikkan harga elpiji 12 kg ini diakui Bambang telah disampaikan Pertamina kepada pemerintah sejak 2013. Namun, dikarenakan tahun lalu ada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), maka rencana tersebut urung dilakukan.
"Kita bilang saat itu tidak cocok karena inflasi dalam tekanan. Tetapi kalau 2014, sejauh kita tidak punya kebijakan kenaikan BBM, ya lebih bagus daripada kondisi 2013," pungkas dia.
"Ya akan tinggi, tapi harus dihitung tahunan. Kalau tahunan itu pengaruhnya (terhadap inflasi) sebesar 0,3 sampai 0,5 persen," kata Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Bambang Brodjonegoro di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (3/1/2013).
Bambang mengatakan, dampak inflasi sebesar 0,5 persen tersebut dapat ditekan oleh Pertamina, asalkan perusahaan minyak pelat merah tersebut tegas dalam menetapkan harga.
"Saya melihatnya kalau ada ketegasan harga dan bisa mengendalikan migrasi ke elpiji 3 kilogram sebenarnya enggak sebesar itu inflasinya," ujar Bambang.
Ide untuk menaikkan harga elpiji 12 kg ini diakui Bambang telah disampaikan Pertamina kepada pemerintah sejak 2013. Namun, dikarenakan tahun lalu ada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), maka rencana tersebut urung dilakukan.
"Kita bilang saat itu tidak cocok karena inflasi dalam tekanan. Tetapi kalau 2014, sejauh kita tidak punya kebijakan kenaikan BBM, ya lebih bagus daripada kondisi 2013," pungkas dia.
(izz)