Gubernur Sulsel akan pertemukan Pertamina-Disperindag
Gubernur Sulsel akan pertemukan Pertamina-Disperindag
A
A
A
Sindonews.com - Menanggapi kenaikan harga elpiji 12 kg, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo berjanji akan menfasilitasi pertemuan antara pihak Pertamina dengan Disperindag Sulsel. Pertemuan ini untuk merumuskan berbagai kebijakan menghindari kemungkinan terjadinya kelangkaan elpiji tiga kg.
“Pemprov tidak mungkin mengintervensi kenaikan harga elpiji 12 kg. Karena itu, pertemuan antara Disperindag dan pertamina harus memastikan distribusi. Stok yang kuat dan penyebaran yang merata akan menghindarkan dari spekulan,” ungkap Syahrul seusai dialog kebangsaan bersama Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, Jumat (3/1/2014).
Sebagai langkah awal, kata dia, akan dilakukan pengecekan kebutuhan dasar dan kemungkinan bertambahnya kebutuhan akibat perlaihan pemakaian tabung. Sebab kenaikan ini tidak disangkal Syahrul akan berdampak pada industri di Sulsel.
Sementara itu, Humas pertamina Unit Pemasaran (UPMs) VII Sulawesi, Umar Ibnu Hasan mengaku pihaknya belum menerima adanya lonjakan permintaan hingga 100 persen. Dari pemantauan yang dilakukan Pertamina hari ini, semua masih dalam kondisi normal.
Meski begitu, jika terjadi lonjakan hingga 100 persen, lanjutnya, Pertamina masih sanggup memenuhi permintaan tersebut. Saat ini jumlah persediaan mencapai 2.500 metrik ton (MT) yang siap untuk tiga hari. Ini diluar penyaluran normal setiap hari yang mencapai 800 MT.
“Melonjak tiga kali saja masih belum terjadi kelangkaan. Tapi kami akan terus melakukan pemantauan di lapangan. Apalagi sampai tanggal 6 januari tim Satgas Natal dan tahun Baru juga masih berjalan,” ujarnya.
“Pemprov tidak mungkin mengintervensi kenaikan harga elpiji 12 kg. Karena itu, pertemuan antara Disperindag dan pertamina harus memastikan distribusi. Stok yang kuat dan penyebaran yang merata akan menghindarkan dari spekulan,” ungkap Syahrul seusai dialog kebangsaan bersama Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, Jumat (3/1/2014).
Sebagai langkah awal, kata dia, akan dilakukan pengecekan kebutuhan dasar dan kemungkinan bertambahnya kebutuhan akibat perlaihan pemakaian tabung. Sebab kenaikan ini tidak disangkal Syahrul akan berdampak pada industri di Sulsel.
Sementara itu, Humas pertamina Unit Pemasaran (UPMs) VII Sulawesi, Umar Ibnu Hasan mengaku pihaknya belum menerima adanya lonjakan permintaan hingga 100 persen. Dari pemantauan yang dilakukan Pertamina hari ini, semua masih dalam kondisi normal.
Meski begitu, jika terjadi lonjakan hingga 100 persen, lanjutnya, Pertamina masih sanggup memenuhi permintaan tersebut. Saat ini jumlah persediaan mencapai 2.500 metrik ton (MT) yang siap untuk tiga hari. Ini diluar penyaluran normal setiap hari yang mencapai 800 MT.
“Melonjak tiga kali saja masih belum terjadi kelangkaan. Tapi kami akan terus melakukan pemantauan di lapangan. Apalagi sampai tanggal 6 januari tim Satgas Natal dan tahun Baru juga masih berjalan,” ujarnya.
(gpr)
Explore More