BNI target penyaluran kredit kemitraan Rp110 M
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menargetkan penyaluran kredit kemitraan Rp 110 miliar. Dengan penyaluran itu, perseroan memproyeksi dapat mencetak 10.000 entreprenuer pada tahun ini.
Sejak 2006 hingga akhir tahun 2013, BNI telah menyalurkan kredit kemitraan sebesar Rp300 miliar lebih kepada sekitar 25.000 mitra binaan.
Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo mengatakan, tidak hanya bantuan berupa pinjaman lunak yang diberikan, mitra binaan juga mendapat pelatihan dari BNI untuk mempertajam jiwa kewirausahaannya.
Dia mengungkap, perseroan juga membidik penyaluran pembiayaan pada kegiatan ekonomi komunitas pesantren. “Ini bertujuan untuk pengembangan financial inclusion pada komunitas pesantren. Oleh karena itu Perseroan menggandeng Gerakan Pemuda (GP) Ansor,” kata dia dalam siaran persnya, Minggu (5/1/2014).
Dikatakan Gatot, Gerakan Pemuda (GP) Ansor telah melakukan pengujian terhadap pesantren-pesantren yang memiliki catatan sukses dalam mengembangkan perekonomian komunitasnya dalam dua dekade terakhir.
Melalui proses penjurian yang ketat, GP Ansor menetapkan 3 (tiga) pondok pesantren yang terbaik dalam mengembangkan usaha berbasis komunitasnya, yaitu Pondok Pesantren Al-Ittifaq Ciwidey, Bandung, Jawa Barat. BMT (Koperasi Simpan Pinjam) Pondok Pesantren Sidogiri Syariah, Pasuruan, Jawa Timur, dan Usaha dagang pupuk organik, obat-obat herbal, dan air minum Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur. “Ketiganya diputuskan sebagai penerima penghargaan Nahnu Ansorulloh dari GP Ansor,” papar dia.
Dia melanjutkan, ketiga pesantren tersebut layak diajak bekerjasama oleh Perseroan karena ketiganya mampu menyebarluaskan gagasan dan karya tokoh pondok pesantren yang sudah berhasil untuk menggerakan ekonomi mikro di masyarakat basis.
Kemudian, memiliki produk usaha di sektor riil serta produk yang dihasilkan mampu menembus pasar di luar pondok pesantren.
“Kami juga telah menyiapkan pembiayaan yang akan diberikan secara bertahap. Bagi wirausahawan muda atau pemula dan tidak memiliki akses pasar disediakan bantuan pembiayaan usaha melalui Pembiayaan Mitra Binaan yang didanai dari Program Corporate Community Responsibility (CCR),” tandasnya.
Sekretaris Perusahaan BNI Tribuana Tunggadewi menambahkan, pihaknya selalu berusaha untuk terus menangkap setiap potensi ekonomi yang berasal dari masyarakat bawah untuk dibantu melalui program Kampoeng BNI.
Tercatat, saat ini BNI telah memiliki 27 Kampoeng BNI tersebar di seluruh Indonesia dengan total pembiayaan usaha sebesar Rp31,49 miliar dengan 1.654 mitra yang dibiayai.
Beberapa Kampoeng BNI (KBNI) yang telah dibuka antara lain KBNI Peternakan Sapi Subang, KBNI Budidaya Jagung Ciamis, KBNI Budidaya Ulat Sutera Imogiri, KBNI Tenun Songket Ogan Ilir, KBNI Nelayan Lamongan, KBNI Jagung Solok, KBNI Seni Kamasan Klungkung, KBNI Pengolahan Hasil Laut Muara Angke, KBNI Bandeng Karawang.
Kemudian KBNI Karebosi Makassar, KBNI Pisang Lumajang, KBNI Batik Pekalongan, KBNI Batik Lasem Rembang, KBNI Kain Sutera Sengkang Wajo, KBNI Mebel Sumedang, KBNI Kain Sasirangan Banjarmasin, KBNI Pemberdayaan Perempuan Bogor, KBNI Ikan Nila Ponorogo, dan KBNI Tenun Ikat Sumba Waingapu.
Sejak 2006 hingga akhir tahun 2013, BNI telah menyalurkan kredit kemitraan sebesar Rp300 miliar lebih kepada sekitar 25.000 mitra binaan.
Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo mengatakan, tidak hanya bantuan berupa pinjaman lunak yang diberikan, mitra binaan juga mendapat pelatihan dari BNI untuk mempertajam jiwa kewirausahaannya.
Dia mengungkap, perseroan juga membidik penyaluran pembiayaan pada kegiatan ekonomi komunitas pesantren. “Ini bertujuan untuk pengembangan financial inclusion pada komunitas pesantren. Oleh karena itu Perseroan menggandeng Gerakan Pemuda (GP) Ansor,” kata dia dalam siaran persnya, Minggu (5/1/2014).
Dikatakan Gatot, Gerakan Pemuda (GP) Ansor telah melakukan pengujian terhadap pesantren-pesantren yang memiliki catatan sukses dalam mengembangkan perekonomian komunitasnya dalam dua dekade terakhir.
Melalui proses penjurian yang ketat, GP Ansor menetapkan 3 (tiga) pondok pesantren yang terbaik dalam mengembangkan usaha berbasis komunitasnya, yaitu Pondok Pesantren Al-Ittifaq Ciwidey, Bandung, Jawa Barat. BMT (Koperasi Simpan Pinjam) Pondok Pesantren Sidogiri Syariah, Pasuruan, Jawa Timur, dan Usaha dagang pupuk organik, obat-obat herbal, dan air minum Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur. “Ketiganya diputuskan sebagai penerima penghargaan Nahnu Ansorulloh dari GP Ansor,” papar dia.
Dia melanjutkan, ketiga pesantren tersebut layak diajak bekerjasama oleh Perseroan karena ketiganya mampu menyebarluaskan gagasan dan karya tokoh pondok pesantren yang sudah berhasil untuk menggerakan ekonomi mikro di masyarakat basis.
Kemudian, memiliki produk usaha di sektor riil serta produk yang dihasilkan mampu menembus pasar di luar pondok pesantren.
“Kami juga telah menyiapkan pembiayaan yang akan diberikan secara bertahap. Bagi wirausahawan muda atau pemula dan tidak memiliki akses pasar disediakan bantuan pembiayaan usaha melalui Pembiayaan Mitra Binaan yang didanai dari Program Corporate Community Responsibility (CCR),” tandasnya.
Sekretaris Perusahaan BNI Tribuana Tunggadewi menambahkan, pihaknya selalu berusaha untuk terus menangkap setiap potensi ekonomi yang berasal dari masyarakat bawah untuk dibantu melalui program Kampoeng BNI.
Tercatat, saat ini BNI telah memiliki 27 Kampoeng BNI tersebar di seluruh Indonesia dengan total pembiayaan usaha sebesar Rp31,49 miliar dengan 1.654 mitra yang dibiayai.
Beberapa Kampoeng BNI (KBNI) yang telah dibuka antara lain KBNI Peternakan Sapi Subang, KBNI Budidaya Jagung Ciamis, KBNI Budidaya Ulat Sutera Imogiri, KBNI Tenun Songket Ogan Ilir, KBNI Nelayan Lamongan, KBNI Jagung Solok, KBNI Seni Kamasan Klungkung, KBNI Pengolahan Hasil Laut Muara Angke, KBNI Bandeng Karawang.
Kemudian KBNI Karebosi Makassar, KBNI Pisang Lumajang, KBNI Batik Pekalongan, KBNI Batik Lasem Rembang, KBNI Kain Sutera Sengkang Wajo, KBNI Mebel Sumedang, KBNI Kain Sasirangan Banjarmasin, KBNI Pemberdayaan Perempuan Bogor, KBNI Ikan Nila Ponorogo, dan KBNI Tenun Ikat Sumba Waingapu.
(gpr)