Revisi harga elpiji 12 kg diklaim tekan inflasi
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Keuangan (Menkeu), M Chatib Basri menyambut baik penurunan harga elpiji 12 kilogram (kg) menjadi Rp1.000 per kg dari sebelumnya Rp3.959 per kg akan jauh menurunkan potensi inflasi.
Sebelumnya, apabila harga elpiji 12 kg dipertahankan sebesar Rp3.959 per kg, maka akan menimbulkan inflasi 0,13 persen pada Januari dan 0,5 persen sepanjang 2014.
"Kalau naiknya cuma Rp1.000 (per kilogram) efek inflasinya harusnya lebih rendah dari sebelumnya, kan hampir Rp4.000 per kilogram," ujar Chatib di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (6/1/2014).
Chatib juga kembali menegaskan pemerintah tidak akan menyubsidi harga elpiji 12 kg, pasalnya elpiji 12 kg sudah diproyeksikan menjadi komoditas berdasarkan harga keekonomian dan pemerintah sudah menyubsidi elpiji 3 kg.
"Dan juga besaran elpiji 12 kg hanya sebesar 17 persen dari seluruh gas tabung, dan yang terbesar tetap yang disubsidi pemerintah yaitu 3 kg sebesar 83 persen," lanjut Chatib.
Karena itu, dikarenakan harga elpiji 12 kg ini ditentukan oleh perseroan. Maka dia meminta Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan dilakukan oleh Pemerintah dapat memutuskan dengan baik penurunan harga tabung gas ini.
"Karena akan berdampak kepada hajat hidup orang banyak terutama yang menggunakan 3 kilogram dapat terpengaruh," pungkas Menkeu.
Setelah sempat meresahkan masyarakat Indonesia, pemerintah akhirnya menginstruksikan PT Pertamina (Persero) untuk menurunkan harga elpiji 12 kg. Alhasil, jika sebelumnya Pertamina menaikan harga elpiji 12 kg sebesar Ro3.959 per kg, atau menjadi Rp117.708 per tabung, maka besaran kenaikan itu diperkecil, atau harganya kembali diturunkan. "Naiknya jadi Rp1.000 per kg, mulai pukul 00.000 tengah malam nanti," kata Dahlan.
Dengan kenaikan harga Rp1.000 per kg, maka harga elpiji 12 kg akan menjadi Rp6.850 per kg (mengacu kepada harga berlaku yang ditetapkan pada Oktober 2009 yaitu Rp5.850 per kg). Dengan demikian, harga elpiji 12 kg akan menjadi sekitar Rp82.200 per tabung.
Sebelumnya, apabila harga elpiji 12 kg dipertahankan sebesar Rp3.959 per kg, maka akan menimbulkan inflasi 0,13 persen pada Januari dan 0,5 persen sepanjang 2014.
"Kalau naiknya cuma Rp1.000 (per kilogram) efek inflasinya harusnya lebih rendah dari sebelumnya, kan hampir Rp4.000 per kilogram," ujar Chatib di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (6/1/2014).
Chatib juga kembali menegaskan pemerintah tidak akan menyubsidi harga elpiji 12 kg, pasalnya elpiji 12 kg sudah diproyeksikan menjadi komoditas berdasarkan harga keekonomian dan pemerintah sudah menyubsidi elpiji 3 kg.
"Dan juga besaran elpiji 12 kg hanya sebesar 17 persen dari seluruh gas tabung, dan yang terbesar tetap yang disubsidi pemerintah yaitu 3 kg sebesar 83 persen," lanjut Chatib.
Karena itu, dikarenakan harga elpiji 12 kg ini ditentukan oleh perseroan. Maka dia meminta Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan dilakukan oleh Pemerintah dapat memutuskan dengan baik penurunan harga tabung gas ini.
"Karena akan berdampak kepada hajat hidup orang banyak terutama yang menggunakan 3 kilogram dapat terpengaruh," pungkas Menkeu.
Setelah sempat meresahkan masyarakat Indonesia, pemerintah akhirnya menginstruksikan PT Pertamina (Persero) untuk menurunkan harga elpiji 12 kg. Alhasil, jika sebelumnya Pertamina menaikan harga elpiji 12 kg sebesar Ro3.959 per kg, atau menjadi Rp117.708 per tabung, maka besaran kenaikan itu diperkecil, atau harganya kembali diturunkan. "Naiknya jadi Rp1.000 per kg, mulai pukul 00.000 tengah malam nanti," kata Dahlan.
Dengan kenaikan harga Rp1.000 per kg, maka harga elpiji 12 kg akan menjadi Rp6.850 per kg (mengacu kepada harga berlaku yang ditetapkan pada Oktober 2009 yaitu Rp5.850 per kg). Dengan demikian, harga elpiji 12 kg akan menjadi sekitar Rp82.200 per tabung.
(dmd)