Blitar minta Pertamina tambah stok elpiji 3 kg
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar, Jawa Timur (Jatim) meminta PT Pertamina (Persero) menambah jumlah stok tabung elpiji 3 kg. Karena, dari hasil cek di lapangan, sejumlah daerah terjadi kelangkaan.
"Kami sudah koordinasi dengan Pertamina untuk meminta penambahan stok," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Blitar, Maulan kepada wartawan, Rabu (8/1/2014).
Kenaikan harga elpiji 12 kg dari sebelumnya Rp70 ribu sampai Rp80 ribu per tabung menjadi Rp125 ribu mendorong permintaan tabung elpiji subsidi meningkat.
Tingginya permintaan tidak sebanding dengan stok yang ada. Informasi yang dihimpun Sindo, kelangkaan diduga juga dipengaruhi pengurangan pasokan dari Pertamina.
Misalnya di Desa Sumber, Kecamatan Sanankulon, pasokan elpiji subsidi yang sebelumnya 100 tabung berkurang menjadi 40 tabung. Begitu juga dengan jumlah pasokan tabung yang sebelumnya 50 unit menjadi 15 unit. Bahkan harga tabung subsidi yang sebelumnya Rp14 ribu per tabung menjadi Rp20 ribu per tabung.
Melihat situasi yang belum stabil, menurut Maulan, solusi yang perlu diterapkan adalah menambah jumlah pasokan. "Sebab dari pengakuan distributor tidak ada pengurangan pasokan," ungkap dia.
Menanggapi hal itu, Ketua Fraksi PDIP Kabupaten Blitar, Marhenis Urip Widodo mengatakan, daerah tidak memiliki kewenangan soal harga maupun stok elpiji. "Solusinya kita akan menyalurkan aspirasi melalui anggota DPR RI," ujarnya.
Seperti diketahui, PT Pertamina secara resmi merevisi kenaikan harga Elpiji 12 kg menjadi sebesar Rp1.000 nett per kg, sehingga kenaikan harga per tabung non subsidi rata-rata Rp14.200 per tabung. Harga elpiji non subsidi 12 Kg ditingkat agen menjadi Rp89 ribu hinga Rp120.100 terhitung 7 Januari 2014.
"Kami sudah koordinasi dengan Pertamina untuk meminta penambahan stok," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Blitar, Maulan kepada wartawan, Rabu (8/1/2014).
Kenaikan harga elpiji 12 kg dari sebelumnya Rp70 ribu sampai Rp80 ribu per tabung menjadi Rp125 ribu mendorong permintaan tabung elpiji subsidi meningkat.
Tingginya permintaan tidak sebanding dengan stok yang ada. Informasi yang dihimpun Sindo, kelangkaan diduga juga dipengaruhi pengurangan pasokan dari Pertamina.
Misalnya di Desa Sumber, Kecamatan Sanankulon, pasokan elpiji subsidi yang sebelumnya 100 tabung berkurang menjadi 40 tabung. Begitu juga dengan jumlah pasokan tabung yang sebelumnya 50 unit menjadi 15 unit. Bahkan harga tabung subsidi yang sebelumnya Rp14 ribu per tabung menjadi Rp20 ribu per tabung.
Melihat situasi yang belum stabil, menurut Maulan, solusi yang perlu diterapkan adalah menambah jumlah pasokan. "Sebab dari pengakuan distributor tidak ada pengurangan pasokan," ungkap dia.
Menanggapi hal itu, Ketua Fraksi PDIP Kabupaten Blitar, Marhenis Urip Widodo mengatakan, daerah tidak memiliki kewenangan soal harga maupun stok elpiji. "Solusinya kita akan menyalurkan aspirasi melalui anggota DPR RI," ujarnya.
Seperti diketahui, PT Pertamina secara resmi merevisi kenaikan harga Elpiji 12 kg menjadi sebesar Rp1.000 nett per kg, sehingga kenaikan harga per tabung non subsidi rata-rata Rp14.200 per tabung. Harga elpiji non subsidi 12 Kg ditingkat agen menjadi Rp89 ribu hinga Rp120.100 terhitung 7 Januari 2014.
(izz)