Pengamat: Bandara Halim tidak menguntungkan
A
A
A
Sindonews.com - Pengamat penerbangan Alvin Lie menyebut Bandara Halim Perdanakusuma tidak menguntungkan sebagai bandara komersial untuk mengurangi beban Bandara Soekarno-Hatta.
Pasalnya, proses migrasi SDM, teknologi, logistik, serta teknis tidak sebanding dengan jatah (slot) penerbangan yang disediakan di bandara yang terletak di Jakarta Timur tersebut.
"Alokasi yang diberikan untuk penerbangan komersial hanya empat sampai lima penerbangan setiap jamnya. Jelas, ini tidak akan menguntungkan," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Rabu (8/1/2014).
Dia juga meminta agar pemerintah dan PT Angkasa Pura II tidak menjadikan Halim sebagai bandara komersial permanen untuk lalu lintas masyarakat yang menggunakan transportasi udara.
"Halim itu untuk komersial sifatnya emergency. Istilahnya genset saja bagi penerbangan komersial di Jakarta," tutur Alvin.
Selain itu, kata dia, trafik penerbangan komersial Bandara Halim akan terganggu karena akan bertabrakan dengan fungsi utama bandara tersebut untuk Angkatan Udara dan VVIP.
"Ini yang ke depannya malah akan mengganggu penerbanagn komersial dari Bandara Halim," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan EE Mangindaan menyatakan Bandara Halim Perdanakusuma siap dioperasikan untuk melayani penerbangan reguler mulai 10 Januari 2014, guna mengurangi tingkat kepadatan pergerakan pesawat di Bandara Soekarno-Hatta.
"Maskapai yang akan beroperasi adalah Citilink, lalu disusul Garuda Indonesia pada Februari, dan kemudian Indonesia AirAsia pada Maret," jelas Menhub dalam rilisnya di Jakarta, hari ini.
Pengoperasian Bandara Halim Perdanakusuma, lanjut dia, dapat memindahkan 10-12 persen penerbangan yang ada di Bandara Soekarno-Hatta.
Pasalnya, proses migrasi SDM, teknologi, logistik, serta teknis tidak sebanding dengan jatah (slot) penerbangan yang disediakan di bandara yang terletak di Jakarta Timur tersebut.
"Alokasi yang diberikan untuk penerbangan komersial hanya empat sampai lima penerbangan setiap jamnya. Jelas, ini tidak akan menguntungkan," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Rabu (8/1/2014).
Dia juga meminta agar pemerintah dan PT Angkasa Pura II tidak menjadikan Halim sebagai bandara komersial permanen untuk lalu lintas masyarakat yang menggunakan transportasi udara.
"Halim itu untuk komersial sifatnya emergency. Istilahnya genset saja bagi penerbangan komersial di Jakarta," tutur Alvin.
Selain itu, kata dia, trafik penerbangan komersial Bandara Halim akan terganggu karena akan bertabrakan dengan fungsi utama bandara tersebut untuk Angkatan Udara dan VVIP.
"Ini yang ke depannya malah akan mengganggu penerbanagn komersial dari Bandara Halim," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan EE Mangindaan menyatakan Bandara Halim Perdanakusuma siap dioperasikan untuk melayani penerbangan reguler mulai 10 Januari 2014, guna mengurangi tingkat kepadatan pergerakan pesawat di Bandara Soekarno-Hatta.
"Maskapai yang akan beroperasi adalah Citilink, lalu disusul Garuda Indonesia pada Februari, dan kemudian Indonesia AirAsia pada Maret," jelas Menhub dalam rilisnya di Jakarta, hari ini.
Pengoperasian Bandara Halim Perdanakusuma, lanjut dia, dapat memindahkan 10-12 persen penerbangan yang ada di Bandara Soekarno-Hatta.
(izz)