Laju IHSG diprediksi variatif
A
A
A
Sindonews.com - Pada perdagangan awal pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan berada pada support 4.375-4.395 dan resistance 4.425-4.438.
Kepala Riset Trust Securites Reza Priyambada mengatakan, laju IHSG masih berpeluang variatif ditandai dengan masih adanya utang gap yang harus ditutup di 4.270-4.292.
"IHSG sempat berada di kisaran target support 4.385-4.400, sehingga telah menutup utang gap 4.393-4.398. Masih ada utang gap di 4.270-4.292, sehingga laju IHSG masih akan variatif," terang Reza, Senin (20/1/2014).
Kendati demikian, Reza berharap aksi sell off dapat mereda, dengan demikian diharapkan IHSG tidak semakin melemah menuju utang gap tersebut.
Menurut Reza, aksi profit taking masih berpotensi mewarnai laju IHSG hari ini, sehingga membuat lajunya masih berada di zona merah seiring imbas laju bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang sebelumnya bergerak di zona negatif.
Apalagi dengan laju nilai tukar rupiah yang kembali melemah semakin menambah sentimen negatif. Akan tetapi, pelemahan yang terjadi tidak sedalam sehari sebelumnya dan paling tidak utang gap 4.393-4.398 sudah tertutupi.
Di sisi lain, imbas kebijakan pemerintah yang membatasi eskpor bahan mentah berdampak pada penguatan harga komoditas global dan berimbas pada kenaikan saham-saham pertambangan.
Begitupun dengan penguatan beberapa saham perbankan dan industri dasar setelah BI menyatakan rasio NPL perbankan mulai mereda. Tetapi derasnya aksi jual menutupi sentimen positif tersebut.
Padahal, laju IHSG selama sepekan kemarin mengalami kenaikan 157,26 poin atau 3,70 persen dari sebelumnya yang turun 2,69 poin. Meski di akhir pekan mengalami pelemahan, namun laju IHSG masih berada di zona hijau.
Sepanjang perdagangan akhir pekan kemarin, IHSG menyentuh level tertinggi 4.457,76 di awal sesi dan menyentuh level terendah 4.398,12 juga di awal sesi 1 dan berakhir di level 4.441,59.
"Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell," paparnya.
Kepala Riset Trust Securites Reza Priyambada mengatakan, laju IHSG masih berpeluang variatif ditandai dengan masih adanya utang gap yang harus ditutup di 4.270-4.292.
"IHSG sempat berada di kisaran target support 4.385-4.400, sehingga telah menutup utang gap 4.393-4.398. Masih ada utang gap di 4.270-4.292, sehingga laju IHSG masih akan variatif," terang Reza, Senin (20/1/2014).
Kendati demikian, Reza berharap aksi sell off dapat mereda, dengan demikian diharapkan IHSG tidak semakin melemah menuju utang gap tersebut.
Menurut Reza, aksi profit taking masih berpotensi mewarnai laju IHSG hari ini, sehingga membuat lajunya masih berada di zona merah seiring imbas laju bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang sebelumnya bergerak di zona negatif.
Apalagi dengan laju nilai tukar rupiah yang kembali melemah semakin menambah sentimen negatif. Akan tetapi, pelemahan yang terjadi tidak sedalam sehari sebelumnya dan paling tidak utang gap 4.393-4.398 sudah tertutupi.
Di sisi lain, imbas kebijakan pemerintah yang membatasi eskpor bahan mentah berdampak pada penguatan harga komoditas global dan berimbas pada kenaikan saham-saham pertambangan.
Begitupun dengan penguatan beberapa saham perbankan dan industri dasar setelah BI menyatakan rasio NPL perbankan mulai mereda. Tetapi derasnya aksi jual menutupi sentimen positif tersebut.
Padahal, laju IHSG selama sepekan kemarin mengalami kenaikan 157,26 poin atau 3,70 persen dari sebelumnya yang turun 2,69 poin. Meski di akhir pekan mengalami pelemahan, namun laju IHSG masih berada di zona hijau.
Sepanjang perdagangan akhir pekan kemarin, IHSG menyentuh level tertinggi 4.457,76 di awal sesi dan menyentuh level terendah 4.398,12 juga di awal sesi 1 dan berakhir di level 4.441,59.
"Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell," paparnya.
(rna)