HT: RI berpotensi jadi kekuatan ekonomi kelima dunia
Selasa, 21 Januari 2014 - 15:35 WIB

HT: RI berpotensi jadi kekuatan ekonomi kelima dunia
A
A
A
Sindonews.com - CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) meyakini di masa depan Indonesia dapat menjadi kekuatan ekonomi nomor lima di dunia dengan menghimpun seluruh potensi yang ada.
Hal tersebut dikatakan HT ketika menjadi pembicara di acara Indonesia Investor Forum 3 yang dihelat di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (21/1/2014).
Dia mengatakan, dengan memanfaatkan potensi yang ada, pendapatan per kapita Indonesia bisa mencapai USD11 ribu atau setara dengan negara Malaysia apabila dapat memanfaatkan potensi sumber daya yang ada.
Untuk mencapai income per kapita USD11 ribu, Produk Domestik Bruto (PDB) yang diperlukan RI sebesar USD2,75 triliun. Sedangkan saat ini PDB AS masih yang tertinggi sebesar USD16 triliun, China USD9 triliun, Jepang USD6 triliun, Jerman USD3,4 triliun, dan Prancis sebesar USD2,6 triliun.
"Apabila PDB kita bisa mencapai USD2,75 triliun dan pendapatan per kapita kita mencapai USD11 ribu otomatis kita akan menggeser Prancis di posisi 5," jelasnya.
Bukan tanpa sebab HT menyatakan RI bisa menjadi kekuatan ekonomi kelima di masa mendatang. Pasalnya, RI diyakini masih memiliki sumber daya memadai baik itu sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM) yang besar.
"80 persen wilayah kita adalah laut dan di situ masih ada kandungan migas yang sangat besar. Sumber migas offshore ini bisa menjadi potensi besar," lanjutnya.
HT juga menyebut potensi laut juga dapat menjadi potensi besar di negara ini, seperti perikanan. Selain itu, pertanian dan perkebunan seharusnya dapat menjadi potensi luar biasa. "Dengan kondisi dua musim kita maka potensinya sangat besar," lanjut HT.
Sementara dalam hal SDM, HT menilai jumlah populasi Indonesia dan populasi kaum muda pada khususnya terus meningkat. Dirinya memprediksi 20 tahun lagi populasi Indonesia akan lebih besar dari penduduk AS. "Masalahnya kemampuan dan keterampilan mereka perlu ditingkatkan untuk meningkatkan produkstivitas," lanjut HT.
Kendati memiliki segudang potensi, HT menyoroti permasalahan-permasalahan yang kerap terjadi di Indonesia dalam meningkatkan kapasitas pertumbuhan ekonominya.
HT menuturkan, masalah ketidakpastian perizinan yang kerapkali terjadi di daerah dalam meningkatkan investasi. Dia mencontohkan dirinya sendiri yang sering kali menghadapi permasalahan-permasalahan ketika berinvestasi di suatu daerah.
Dia mengaku saat melihat lahan-lahan di daerah yang masih kosong walaupun di tengah kota, dan ketika ingin dikelola investor selalu terkendala oleh perizinan.
"Saya sudah keliling di seluruh kota besar di Indonesia dan memang masih banyak lahan kosong tetapi ketika ingin dikembangkan pemerintah daerahnya terlalu lama mengeluarkan Izin Pemanfaatan Lahannya," kata HT.
Selain itu, di sektor pertambangan dia masih sering mendengar banyak lahan pertambangan yang disegel pemda karena harus membayar pembuatan Surat Kuasa Pertambangan terlebih dahulu.
"Jadi sebetulnya kita sudah tahu apa yang bisa dibenahi untuk meningkatkan potensi ekonomi kita. Antara lain kepastian hukum, birokrasi, dan juga infrastruktur," tambah HT.
HT menyimpulkan, muara dari permasalahan-permasalahan tersebut adalah potensi korupsi yang masih cukup besar karena celah-celah dalam birokrasi dan perizinan yang masih ada harus segera dihapus untuk meningkatkan potensi ekonomi Indonesia.
"Dengan seperti ini saja investasi yang disampaikan oleh BKPM masih bisa tumbuh 15 persen. Kalau hal-hal ini dibenahi investasi kita bisa mencapai 50 persen," pungkas HT.
Hal tersebut dikatakan HT ketika menjadi pembicara di acara Indonesia Investor Forum 3 yang dihelat di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (21/1/2014).
Dia mengatakan, dengan memanfaatkan potensi yang ada, pendapatan per kapita Indonesia bisa mencapai USD11 ribu atau setara dengan negara Malaysia apabila dapat memanfaatkan potensi sumber daya yang ada.
Untuk mencapai income per kapita USD11 ribu, Produk Domestik Bruto (PDB) yang diperlukan RI sebesar USD2,75 triliun. Sedangkan saat ini PDB AS masih yang tertinggi sebesar USD16 triliun, China USD9 triliun, Jepang USD6 triliun, Jerman USD3,4 triliun, dan Prancis sebesar USD2,6 triliun.
"Apabila PDB kita bisa mencapai USD2,75 triliun dan pendapatan per kapita kita mencapai USD11 ribu otomatis kita akan menggeser Prancis di posisi 5," jelasnya.
Bukan tanpa sebab HT menyatakan RI bisa menjadi kekuatan ekonomi kelima di masa mendatang. Pasalnya, RI diyakini masih memiliki sumber daya memadai baik itu sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM) yang besar.
"80 persen wilayah kita adalah laut dan di situ masih ada kandungan migas yang sangat besar. Sumber migas offshore ini bisa menjadi potensi besar," lanjutnya.
HT juga menyebut potensi laut juga dapat menjadi potensi besar di negara ini, seperti perikanan. Selain itu, pertanian dan perkebunan seharusnya dapat menjadi potensi luar biasa. "Dengan kondisi dua musim kita maka potensinya sangat besar," lanjut HT.
Sementara dalam hal SDM, HT menilai jumlah populasi Indonesia dan populasi kaum muda pada khususnya terus meningkat. Dirinya memprediksi 20 tahun lagi populasi Indonesia akan lebih besar dari penduduk AS. "Masalahnya kemampuan dan keterampilan mereka perlu ditingkatkan untuk meningkatkan produkstivitas," lanjut HT.
Kendati memiliki segudang potensi, HT menyoroti permasalahan-permasalahan yang kerap terjadi di Indonesia dalam meningkatkan kapasitas pertumbuhan ekonominya.
HT menuturkan, masalah ketidakpastian perizinan yang kerapkali terjadi di daerah dalam meningkatkan investasi. Dia mencontohkan dirinya sendiri yang sering kali menghadapi permasalahan-permasalahan ketika berinvestasi di suatu daerah.
Dia mengaku saat melihat lahan-lahan di daerah yang masih kosong walaupun di tengah kota, dan ketika ingin dikelola investor selalu terkendala oleh perizinan.
"Saya sudah keliling di seluruh kota besar di Indonesia dan memang masih banyak lahan kosong tetapi ketika ingin dikembangkan pemerintah daerahnya terlalu lama mengeluarkan Izin Pemanfaatan Lahannya," kata HT.
Selain itu, di sektor pertambangan dia masih sering mendengar banyak lahan pertambangan yang disegel pemda karena harus membayar pembuatan Surat Kuasa Pertambangan terlebih dahulu.
"Jadi sebetulnya kita sudah tahu apa yang bisa dibenahi untuk meningkatkan potensi ekonomi kita. Antara lain kepastian hukum, birokrasi, dan juga infrastruktur," tambah HT.
HT menyimpulkan, muara dari permasalahan-permasalahan tersebut adalah potensi korupsi yang masih cukup besar karena celah-celah dalam birokrasi dan perizinan yang masih ada harus segera dihapus untuk meningkatkan potensi ekonomi Indonesia.
"Dengan seperti ini saja investasi yang disampaikan oleh BKPM masih bisa tumbuh 15 persen. Kalau hal-hal ini dibenahi investasi kita bisa mencapai 50 persen," pungkas HT.
(gpr)