PTPN XIV butuh suntikan modal Rp2,7 T
A
A
A
Sindonews.com - PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) (PTPN XIV) optimis mampu mengembangkan produksi minyak sawit (crude palm oil/CPO) dengan cepat jika mendapat suntikan dana sebesar Rp2,7 triliun.
Direktur Utama PTPN XIV Budi Purnomo mengemukakan, dana tersebut akan digunakan untuk optimalisasi lahan perkebunan kelapa sawit (PKS) seluas 60.000 hektar yang saat ini baru 30 persen atau sekitar 18.000 hektare yang telah tergarap.
"Saat ini produksi CPO setiap bulan rata-rata 5.000 ton. Dengan dana Rp2,7 triliun dan memaksimalkan semua lahan, maka produksi kita bisa mencapai 12.000 ton per bulan," ungkapnya, Rabu (22/1/2014).
Dia mengatakan, jika kebutuhan dana investasi sudah diperoleh, pengembangan akan segera dilakukan yang hasilnya diperkirakan akan nampak pada 2018 mendatang. Adapun PKS yang dimiliki perseroan tersebar pada lima titik, tiga di antaranya berada di Sulsel yakni PKS Luwu I, PKS Malili dan PKS Keera.
Sementara dua perkebunan lainnya, berada di sulawesi Tengah yakni PKS Tomata dan PKS Asera di Sulawesi Tenggara. Rencananya, lanjut Budi, dana tersebut juga sekaligus digunakan untuk pengembangan komoditas karet secara bersamaan.
Terkait desakan Pemprov Sulsel agar segera melakukan pembenahan kepemilikan lahan di sekitar Pabrik Gula (PG) Takalar, Purnomo berjanji akan menyusun perencanaan sesuai koridor hukum yang berlaku.
Menurutnya, perseroan akan bekerjasama dengan Pemprov Sulsel untuk merumuskan naskah kerja sama khususnya dalam penyelesaian konflik lahan di sekitar pabrik maupun optimalisasi PG Takalar.
"Kami juga membutuhkan pendanaan untuk pengembangan PG Takalar. Itu akan kita bahas lebih lanjut dengan Pemprov Sulsel tentang opsi pendanaan apakah pemprov melakukan penyertaan modal atau memfasilitasi pihak ketiga untuk bekerja sama," jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pembenahan diperlukan guna optimalisasi lahan perkebunan tebu dan tetap menjaga eksistensi dalam berproduksi.
"Pembenahan harus dilakukan agar konflik lahan perkebunan dengan warga sekitar bisa diselesaikan dan tidak berlarut-larut," katanya.
Menurutnya, dengan kondisi yang terjadi sekarang, dikhawatirkan produksi gula PTPN XIV akan tergerus yang bakal berimbas pada terganggunya pasokan terkhusus pada wilayah Sulsel.
Direktur Utama PTPN XIV Budi Purnomo mengemukakan, dana tersebut akan digunakan untuk optimalisasi lahan perkebunan kelapa sawit (PKS) seluas 60.000 hektar yang saat ini baru 30 persen atau sekitar 18.000 hektare yang telah tergarap.
"Saat ini produksi CPO setiap bulan rata-rata 5.000 ton. Dengan dana Rp2,7 triliun dan memaksimalkan semua lahan, maka produksi kita bisa mencapai 12.000 ton per bulan," ungkapnya, Rabu (22/1/2014).
Dia mengatakan, jika kebutuhan dana investasi sudah diperoleh, pengembangan akan segera dilakukan yang hasilnya diperkirakan akan nampak pada 2018 mendatang. Adapun PKS yang dimiliki perseroan tersebar pada lima titik, tiga di antaranya berada di Sulsel yakni PKS Luwu I, PKS Malili dan PKS Keera.
Sementara dua perkebunan lainnya, berada di sulawesi Tengah yakni PKS Tomata dan PKS Asera di Sulawesi Tenggara. Rencananya, lanjut Budi, dana tersebut juga sekaligus digunakan untuk pengembangan komoditas karet secara bersamaan.
Terkait desakan Pemprov Sulsel agar segera melakukan pembenahan kepemilikan lahan di sekitar Pabrik Gula (PG) Takalar, Purnomo berjanji akan menyusun perencanaan sesuai koridor hukum yang berlaku.
Menurutnya, perseroan akan bekerjasama dengan Pemprov Sulsel untuk merumuskan naskah kerja sama khususnya dalam penyelesaian konflik lahan di sekitar pabrik maupun optimalisasi PG Takalar.
"Kami juga membutuhkan pendanaan untuk pengembangan PG Takalar. Itu akan kita bahas lebih lanjut dengan Pemprov Sulsel tentang opsi pendanaan apakah pemprov melakukan penyertaan modal atau memfasilitasi pihak ketiga untuk bekerja sama," jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pembenahan diperlukan guna optimalisasi lahan perkebunan tebu dan tetap menjaga eksistensi dalam berproduksi.
"Pembenahan harus dilakukan agar konflik lahan perkebunan dengan warga sekitar bisa diselesaikan dan tidak berlarut-larut," katanya.
Menurutnya, dengan kondisi yang terjadi sekarang, dikhawatirkan produksi gula PTPN XIV akan tergerus yang bakal berimbas pada terganggunya pasokan terkhusus pada wilayah Sulsel.
(gpr)