Sejumlah harga kebutuhan pokok naik akibat banjir

Rabu, 22 Januari 2014 - 18:09 WIB
Sejumlah harga kebutuhan...
Sejumlah harga kebutuhan pokok naik akibat banjir
A A A
Sindonews.com - Harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar mengalami kenaikan di tengah banjir yang melanda beberapa wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Akibatnya, sejumlah pedagang mengalami kerugian hingga 50 persen.

Pedagang bumbu dapur di Pasar Kedoya, Jakarta Barat, Sri Hartati,51, mengatakan, sejak Sabtu (18/1/2014) harga bumbu dapur mengalami kenaikan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Untuk itu dia bersama sejumlah pedagang lainnya di pasar Kedoya pun terpaksa menaikan harga.

"Kata pedagang Pasar Induk, transportasi pengangkutan sayuran dan sejumlah bumbu dapur mengalami kebanjiran. Akibatnya barang menjadi langka dan secara otomatis harga naik," kata Sri Hartati, Rabu (22/1/2014).

Sri Hartati menyebutkan, harga sereh yang sebelum banjir seharga Rp3.000 saat ini menjadi Rp6.000 di Pasar Induk. Untuk itu dia terpaksa menjual di Pasar Kedoya seharga Rp10.000. Sedangkan Jahe, yang semula seharga Rp12.000 saat ini menjadi Rp15.000. Begitu juga dengan harga bumbu dapur lainnya.

Di tengah kenaikan harga yang membuat dirinya terpaksa menambahkan modal, Sri mengeluhkan sepinya pembeli lantaran warga sekitar pasar terendam banjir.

"Sehari biasanya sebelum banjir saya bisa dapat uang Rp150.000, sedangkan dari Sabtu (19/1/2013) pas banjir kemarin sehari paling banyak Rp50.000," ungkapnya.

Bukan hanya Sri yang mengeluhkan kenaikan dan penurunan omzet berdagang di pasar Kedoya. Bahri,50, pedagang sayur itu juga mengakui jika kenaikan harga dan sepinya pembeli di pasar kedoya terjadi akibat banjir. Bahkan dia menyebutkan jika sehari biasanya mendapatkan Rp100.000, saat ini dia hanya mendapatkan Rp50.000.

"Banyak barang yang tertahan di jalan akibat banjir. Akibatnya barang kosong dan mempengaruhi kenaikan harga," tegasnya.

Sejak 1985 berdagang di pasar tersebut, kata Bahri, setiap banjir yang melanda seluruh daerah di luar Jakarta dipastikan akan mengalami kenaikan harga. Menurutnya, jika banjir hanya terjadi di Jakarta kenaikan harga tidak akan terjadi.

"Cabe rawit merah yang sebelum banjir seharga Rp30.000 sekarang menjadi Rp40.000. Cabe rawit biasanya Rp26.000 menjadi Rp32.000. Sedangkan bawang biasanya Rp18.000 menjadi Rp32.000," jelasnya.

Kendati demikian, harga kebutuhan pokok lainya seperti minyak dan telur tidak mengalami kenaikan harga di Pasar Kedoya. Menurut Marijan, 43, pedagang minyak, terigu, telur dan sebagainya itu, banjir yang melanda DKI Jakarta dan daerah lainnya tidak mempengaruhi harga minyak, terigu ataupun telur.

Semuanya dalam keadaan normal. Namun, dia tetap mengalami penurunan omzet lantaran kawasan pemukiman sekitar pasar terendam dan banyak warga yang tidak memasak.

"Minyak goreng relatif biasa, enggak ada kenaikan tetap seharga Rp12.000, terigu juga sama Rp7.500. Begitu juga dengan harga telur Rp20.000. Hanya pembeli yang turun sekitar 30 persen. Biasanya dapat Rp100.000 sekarang Rp70.000," jelasnya.

Kenaikan harga dan penurunan pembeli tidak hanya terjadi di Pasar Kedoya. Di pasar Slipi Jaya, Palmerah Jakarta Barat sejumlah harga kebutuhan pokok seperti sayur, bumbu dapur juga mengalami kenaikan.

Namun minyak, telur dan ayam potong masih dalam keadaan normal. Untuk harga ayam kampung ukuran sedang umar masih menjual seharga Rp45.000, sedangkan yang paling besar seharga Rp70.000.

"Kalau ayam tidak ngaruh banjir atau tidak. Paling keterlambatan pengiriman saja. Kan kami ngambilnya dari Purwokerto, Jawa Tengah," ungkap Umar,30, pedagang ayam kampung di Pasar Pamerah itu.

Meski dalam keadaan normal, Umar juga mengeluhkan sepinya pembeli ayam akibat banyak warga yang mengalami kebanjiran. Dia pun mengaku hanya mampu menjual 25 ayam dari biasanya 50 ayam dalam sehari. "Ya namanya dagang, untung rugi pasti ada aja," ujarnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8114 seconds (0.1#10.140)