Freeport gelontorkan USD100 juta untuk Papua per tahun
A
A
A
Sindonews.com - PT Freeport Indonesia, pengelola tambang grasberg di Papua mengalokasikan dana pengembangan rakyat Papua sebesar USD100 juta per tahun. Alokasi dana tersebut di ambil sebesar 1 persen dari penerimaan kotor perusahaan.
Direktur Freport Indonesia Rozik Sutjipto menuturkan, bahwa perusahaan tidak semata-mata hanya mementingkan keuntungan bisnis tapi juga menerapkan tanggung jawab sosial kepada masyarakat sekitar wilayah pertambangan. Dana tersebut dikelola oleh satu badan yakni, perusahaan, wakil suku di sekitar wilayah pertambangan, gereja dan pemerintah daerah.
"Jumlah ini diambil dari persentase sebesar 1 persen dari gross revenue. Terdapat tujuh suku sekitar pertambangan atau sekitar 1.000 orang jadi tanggung jawab kami," kata dia dalam acara Investor Forum, di Jakarta, Rabu (22/1/2014).
Selain itu, Freeport juga mengalokasikan dana pembinaan masyarakat juga dana kesehatan dan pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan perusahaan tambang besar asal Amerika Serikat ini juga mengalokaskan dana perwalian kepada dua suku yakni, Komoro dan Amungme yang memiliki hak ulayat.
"Kami juga memberi kesempatan siswa di tingkat perguruan tinggi menempuh pendidikan di luar negeri di Australia dan Amerika serikat," ungkapnya.
Dia menjelaskan, dana tanggung jawab sosial ini di luar dari kewajibannya sebagai pemegang kontrak karya (KK). Menurutnya, dalam lima tahun terakhir hingga 2013, keuntungan Freeport mencapai USD13 miliar dengan dividen atau pembagian kepada pemerintah sebesar 59 persen dan 41 persen untuk pemegang saham. "Namun demikian dana ini diambil di luar dari kewajiban," pungkas Rozik.
Direktur Freport Indonesia Rozik Sutjipto menuturkan, bahwa perusahaan tidak semata-mata hanya mementingkan keuntungan bisnis tapi juga menerapkan tanggung jawab sosial kepada masyarakat sekitar wilayah pertambangan. Dana tersebut dikelola oleh satu badan yakni, perusahaan, wakil suku di sekitar wilayah pertambangan, gereja dan pemerintah daerah.
"Jumlah ini diambil dari persentase sebesar 1 persen dari gross revenue. Terdapat tujuh suku sekitar pertambangan atau sekitar 1.000 orang jadi tanggung jawab kami," kata dia dalam acara Investor Forum, di Jakarta, Rabu (22/1/2014).
Selain itu, Freeport juga mengalokasikan dana pembinaan masyarakat juga dana kesehatan dan pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan perusahaan tambang besar asal Amerika Serikat ini juga mengalokaskan dana perwalian kepada dua suku yakni, Komoro dan Amungme yang memiliki hak ulayat.
"Kami juga memberi kesempatan siswa di tingkat perguruan tinggi menempuh pendidikan di luar negeri di Australia dan Amerika serikat," ungkapnya.
Dia menjelaskan, dana tanggung jawab sosial ini di luar dari kewajibannya sebagai pemegang kontrak karya (KK). Menurutnya, dalam lima tahun terakhir hingga 2013, keuntungan Freeport mencapai USD13 miliar dengan dividen atau pembagian kepada pemerintah sebesar 59 persen dan 41 persen untuk pemegang saham. "Namun demikian dana ini diambil di luar dari kewajiban," pungkas Rozik.
(izz)