Banjir sebulan, kinerja AISA terganggu

Kamis, 23 Januari 2014 - 09:21 WIB
Banjir sebulan, kinerja...
Banjir sebulan, kinerja AISA terganggu
A A A
Sindonews.com - Direktur Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) Sjambiri Lioe mengharapkan bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Tanah Air selama beberapa hari belakangan ini tidak semakin berkepanjangan.

Pasalnya, menurut Sjam, meskipun dampaknya belum dirasakan saat ini, namun bila banjir terus berlanjut, maka bukan mustahil akan mengganggu kinerja perseroan.

"Dampaknya (banjir) sekarang tidak besar karena banjirnya kan cuma beberapa hari. Jadi, masih bisa jalan, stok kan masih banyak. Kecuali kalau banjir sebulan baru berasa juga," kata Sjam saat dihubungi Sindonews, Kamis (23/1/2014).

Dia menjelaskan, kendala utama akibat banjir yang mungkin menghambat kinerja perusahaan di sektor industri food and beverages tersebut adalah terhambatnya distribusi produk lantaran akses putus karena banjir.

"Kekhawatirannya bukan permintaan, justru yang kita khawatirkan itu pengirimannya karena ada jalur terputus, jadi kemungkinan ada beberapa pengiriman yang terhambat," pungkas dia.

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) sebelumnya mencatat adanya potensi timbulnya kerugian yang harus ditanggung pelaku usaha di sektor industri makanan dan minuman (mamin) akibat banjir.

Ketua GAPMMI Adhi Lukman mengatakan, akibat lumpuhnya akses transportasi darat dan pemadaman listrik akibat banjir, para pelaku usaha mamin berpotensi menanggung kerugian hingga Rp200 miliar per hari dari total omzet rata-rata per hari sekitar Rp800 miliar.

"Menurut saya selama banjir, kita akan mengalami potensi kerugian 25 persen dari Rp800 miliar, sekitar Rp200 miliar per hari. Masalah gangguan transportasi, listrik yang padam, kita tetap bayar karyawan," kata Lukman.

Perhitungan tersebut, Lukman menuturkan, belum termasuk perhitungan pada sektor bisnis mamin segar, seperti sayur dan buah. Bisnis untuk produk segar lebih besar daripada produk mamin olahan.

"Misalnya, kemarin teman saya kirim barang dari Jawa Tengah baru masuk 4-5 hari ke Jakarta. Kalau itu pangan olahan masih bisa dipakai asal tak busuk, tapi kalau pangan segar maka 50 persen akan sangat rusak," tutur dia.

Lukman berharap, permasalahan banjir ini terutama di ibu kota Jakarta, dapat segera ditanggulangi mengingat aktifitas ekonomi akan terhambat sementara kebutuhan masyarakat perlu untuk terus dipenuhi.

"Omzet industri makanan minuman per tahun mencapai Rp700 triliun, sebanyak 40 persen pasar ada di Jabodetabek. Itu harus jalan terus. Kalau banjir pasti terganggu," pungkas dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1449 seconds (0.1#10.140)