Indonesia akan krisis air, bukan lagi minyak
A
A
A
Sindonews.com - Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Dedy S Priatna mengungkapkan, rendahnya kapasitas tampung air di Indonesia membuat Indonesia rawan didera banjir. Karenanya, diperlukan tempat penampungan sementara sebelum air tersebut kembali mengalir ke laut.
Saat ini, ungkapnya, pembangunan alat penampung air berupa dam tersebut memang menjadi prioritas. Sayangnya, ada beberapa masalah yang menghambat pembangunan dam tersebut.
"Lagi-lagi UUD, ujung-ujungnya duit, karena kebutuhannya besar, kita pernah ngitung kebutuhannya itu Rp4.000 triliun untuk bisa sampai seperti itu, untuk dam saja," kata dia di kantornya, Jakarta, Kamis (23/1/2014).
Kedua, adalah masalah pembebasan lahan yang makin sulit. Masalah selanjutnya, yakni berkaitan dengan kehutanan, karena hampir semua lokasi dam itu di kehutanan.
"Karena sumber air kan, nah bagaimana untuk mempercepat itu. Saya kira dam itu harus menjadi komitmen bersama, karena nanti kita tuh akan perang air, bukan lagi perang minyak, karena krisis air," jelas dia.
"Itulah sebabnya program ketahanan air akan masuk dalam Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, ketahanan air ada khusus, termasuk pembangunan dam, dan juga pembangunan tanggul-tanggul, seperti juga giant sea wall, karena itu kan akan jadi kolam raksasa," imbuh dia.
Saat ini, ungkapnya, pembangunan alat penampung air berupa dam tersebut memang menjadi prioritas. Sayangnya, ada beberapa masalah yang menghambat pembangunan dam tersebut.
"Lagi-lagi UUD, ujung-ujungnya duit, karena kebutuhannya besar, kita pernah ngitung kebutuhannya itu Rp4.000 triliun untuk bisa sampai seperti itu, untuk dam saja," kata dia di kantornya, Jakarta, Kamis (23/1/2014).
Kedua, adalah masalah pembebasan lahan yang makin sulit. Masalah selanjutnya, yakni berkaitan dengan kehutanan, karena hampir semua lokasi dam itu di kehutanan.
"Karena sumber air kan, nah bagaimana untuk mempercepat itu. Saya kira dam itu harus menjadi komitmen bersama, karena nanti kita tuh akan perang air, bukan lagi perang minyak, karena krisis air," jelas dia.
"Itulah sebabnya program ketahanan air akan masuk dalam Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, ketahanan air ada khusus, termasuk pembangunan dam, dan juga pembangunan tanggul-tanggul, seperti juga giant sea wall, karena itu kan akan jadi kolam raksasa," imbuh dia.
(gpr)