Ekpor non migas Jateng-DIY diprediksi naik tipis
Ekpor non migas Jateng-DIY diprediksi naik tipis
A
A
A
Sindonews.com - Seiring dengan penguatan ekonomi Global, ekspor non migas di Jateng dan DIY tahun ini diprediksi bakal tumbuh. Namun, pertumbuhannya diprediksi masih di bawah 10 persen.
Kepala BI Kantor Perwakilan Jateng-DIY, Sutikno mengatakan, perekonomian Jawa Tengah 2014 lebih prospektif dengan proyeksi akan naik dan ekspor menguat meski terbatas.
"Kami memperkirakan pertumbuhan perekonomian di kedua provinsi membaik setelah sempat tertekan pada 2013 terimbas pelambatan ekonomi global," ujarnya, Minggu (26/1/2014).
Menurutnya, meskipun ekspor Jateng pada 2013 melemah, namun pada tahun ini diperkirakan tumbuh di bawah 10 persen seiring penguatan ekonomi global, terutama ekspor unggulan seperti furniture serta tekstil dan produk tekstil.
Penguatan ekspor, kata dia, mulai terlihat menguat sejak kuartal IV/2013. Pada periode itu, ekspor properti Jateng mengalami peningkatan 12 persen, sedangkan garmen serta produk tekstil tumbuh 8 persen.
Bedasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, ekspor Jateng, setiap tahun mengalami kenaikan. Kepala bidang statistik distribusi BPS Jawa Tengah, Jamjam Zamachsyari menyebutkan, ekspor kumulatif, Januari sampai November 2013 mencapai USD4.744,13 juta atau naik 12,68 persen dari kumulatif Januari-November 2012 sebesar USD4.210,43 juta.
"Tekstil dan barang tekstil, kayu dan barang dari kayu, serta bermacam barang hasil pabrik merupakan tiga kelompok utama yang mempunyai nilai ekspor tertinggi," jelasnya.
Jamjam mengatakan, negara Amerika Serikat masih menjadi negara tujuan terbesar bagi ekpor Jateng, kemudian di susul Cina dan Jepang. Nilai ekspor ketiga negara tersebut pada periode Januari-November 2013 mencapai USD1.037,25 juta, USD533,13 juta, dan USD493,03 juta, dengan kontribusi sebesar 43,49 persen terhadap total ekspor Jateng.
Kepala BI Kantor Perwakilan Jateng-DIY, Sutikno mengatakan, perekonomian Jawa Tengah 2014 lebih prospektif dengan proyeksi akan naik dan ekspor menguat meski terbatas.
"Kami memperkirakan pertumbuhan perekonomian di kedua provinsi membaik setelah sempat tertekan pada 2013 terimbas pelambatan ekonomi global," ujarnya, Minggu (26/1/2014).
Menurutnya, meskipun ekspor Jateng pada 2013 melemah, namun pada tahun ini diperkirakan tumbuh di bawah 10 persen seiring penguatan ekonomi global, terutama ekspor unggulan seperti furniture serta tekstil dan produk tekstil.
Penguatan ekspor, kata dia, mulai terlihat menguat sejak kuartal IV/2013. Pada periode itu, ekspor properti Jateng mengalami peningkatan 12 persen, sedangkan garmen serta produk tekstil tumbuh 8 persen.
Bedasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, ekspor Jateng, setiap tahun mengalami kenaikan. Kepala bidang statistik distribusi BPS Jawa Tengah, Jamjam Zamachsyari menyebutkan, ekspor kumulatif, Januari sampai November 2013 mencapai USD4.744,13 juta atau naik 12,68 persen dari kumulatif Januari-November 2012 sebesar USD4.210,43 juta.
"Tekstil dan barang tekstil, kayu dan barang dari kayu, serta bermacam barang hasil pabrik merupakan tiga kelompok utama yang mempunyai nilai ekspor tertinggi," jelasnya.
Jamjam mengatakan, negara Amerika Serikat masih menjadi negara tujuan terbesar bagi ekpor Jateng, kemudian di susul Cina dan Jepang. Nilai ekspor ketiga negara tersebut pada periode Januari-November 2013 mencapai USD1.037,25 juta, USD533,13 juta, dan USD493,03 juta, dengan kontribusi sebesar 43,49 persen terhadap total ekspor Jateng.
(izz)
Explore More