Protelindo akan lunasi sebagian utang ke BNI
A
A
A
Sindonews.com - Anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) berencana melunasi sebagian utangnya kepada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Adapun, total utang perseroan kepada BBNI mencapai Rp3 triliun. Dari nilai utang tersebut, perseroan akan melunasinya sebagian.
"Kami akan melunasi lebih awal sebagian utang kami kepada bank, yakni BNI. Utang kita ke BNI ada Rp3 triliun, kita akan bayar sebagiannya lebih awal," Direktur Utama Protelindo Adam Gifari dalam paparan publik di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (28/1/2014).
Sementara besarnya porsi utang yang akan dilunasi, Adam menyebut sekitar Rp1 triliun. Adapun sumber pendanaan pelunasan sebagian utang dari hasil penerbitan surat utang atau obligasi yang dilakukan perseroan.
"Hasil obligasi sebesar-sebesarnya Rp1 triliun setelah dipotong biaya-biaya akan digunakan untuk melunasi lebih awal utang ke BNI," terang dia.
Sementara, untuk sisa utang sebesar Rp2 triliun, perseroan akan melunasinya secara bertahap hingga tanggal jatuh tempopada Februari 2018.
"Jatuh temponya tahun 2018. Jadwal pembayaran akan kita ikuti sesuai perjanjian dengan BNI," pungkas dia.
Terkait obligasi, perseroan menargetkan dapat memperoleh dana segar sebanyak-banyaknya Rp1 triliun. Obligasi tersebut terdiri dari dua seri, yaitu seri A dengan tenor tiga tahun dan seri B bertenor lima tahun.
"Sedangkan kupon obligasi ini antara 10,00 persen sampai 10,75 persen untuk tenor tiga tahun dan 10,25 persen sampai 11,00 persen untuk tenor lima tahun," ujar dia.
Perseroan menunjuk BCA Sekuritas, BNI Securities, CIMB Securities Indonesia, DBS Vickers Indonesia, Standchart Indonesia sebagai penjamin emisi. Sedangkan Bank Permata sebagai wali amanat.
Adapun, total utang perseroan kepada BBNI mencapai Rp3 triliun. Dari nilai utang tersebut, perseroan akan melunasinya sebagian.
"Kami akan melunasi lebih awal sebagian utang kami kepada bank, yakni BNI. Utang kita ke BNI ada Rp3 triliun, kita akan bayar sebagiannya lebih awal," Direktur Utama Protelindo Adam Gifari dalam paparan publik di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (28/1/2014).
Sementara besarnya porsi utang yang akan dilunasi, Adam menyebut sekitar Rp1 triliun. Adapun sumber pendanaan pelunasan sebagian utang dari hasil penerbitan surat utang atau obligasi yang dilakukan perseroan.
"Hasil obligasi sebesar-sebesarnya Rp1 triliun setelah dipotong biaya-biaya akan digunakan untuk melunasi lebih awal utang ke BNI," terang dia.
Sementara, untuk sisa utang sebesar Rp2 triliun, perseroan akan melunasinya secara bertahap hingga tanggal jatuh tempopada Februari 2018.
"Jatuh temponya tahun 2018. Jadwal pembayaran akan kita ikuti sesuai perjanjian dengan BNI," pungkas dia.
Terkait obligasi, perseroan menargetkan dapat memperoleh dana segar sebanyak-banyaknya Rp1 triliun. Obligasi tersebut terdiri dari dua seri, yaitu seri A dengan tenor tiga tahun dan seri B bertenor lima tahun.
"Sedangkan kupon obligasi ini antara 10,00 persen sampai 10,75 persen untuk tenor tiga tahun dan 10,25 persen sampai 11,00 persen untuk tenor lima tahun," ujar dia.
Perseroan menunjuk BCA Sekuritas, BNI Securities, CIMB Securities Indonesia, DBS Vickers Indonesia, Standchart Indonesia sebagai penjamin emisi. Sedangkan Bank Permata sebagai wali amanat.
(rna)