BLTA berharap suspensi sahamnya dicabut
A
A
A
Sindonews.com - Emiten Pelayaran, PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) menyampaikan bahwa pihaknya tengah serius mengusahakan agar sahamnya tetap tercatat dan bisa diperdagangkan kembali di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Saham BLTA hingga saat ini masih disuspensi di seluruh pasar sejak bulan Januari 2-13. Direktur Keuangan BLTA Kevin Wong mengaku, selain masih dalam keadaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), perseroan juga belum menyerahkan laporan keuangan kuartalan 2013. Itu menyebabkan saham BLTA terbelanggu suspensi Bursa selama setahun lebih.
"Memang sudah cukup lama saham kami disuspensi oleh Bursa. Hal itu karena masalah PKPU dan manajemen juga belum menyerahkan laporan keuangan kuartalan 2013. Namun, kami akan terus berusaha untuk memenuhi tanggung jawab kami sebagai perusahaan terbuka (Tbk),
sehingga saham BLTA bisa kembali diperdagangkan di Bursa," kata Kevin di Jakarta, Kamis (30/1/2014).
Kevin mengungkapkan, pencabutan suspensi atas saham BLTA tersebut sangat tergantung oleh Otoritas BEI. Karena itu, perseroan akan berusaha memenuhi ketentuan, sehingga pihak Otoritas bisa mempertimbangkan mencabut suspensi saham BLTA.
"Langkah yang akan kami lakukan saat ini adalah segera mungkin menyetorkan laporan kuartalan. Kami targetkan, sebelum akhir bulan Maret akan menyerahkan laporan kami ke pihak Otoritas," ujar dia.
Langkah berikutnya, manajemen akan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2013 yang belum perseroan laksanakan hingga saat ini. Kemudian, BLTA juga akan berusahan menyelesaikan PKPU-nya.
"Hari ini (kemarin) kami sudah lakukan publik exspose tahun 2011, 2012, dan insedentil. Manajemen juga akan kejar laporan keuangan kuartalan dan segera gelar RUPST. Setelah itu, ke depannya kami akan berusaha untuk memenuhi ketentuan-ketentuan itu tepat waktu. Dengan demikian, kami berharap Otoritas bisa mempertimbangkan untuk mencabut suspensi atas saham BLTA," ungkap dia.
Menurut salah satu pelaku pasar, Teguh, BLTA yang berdiri sejak 1981 dan mulai tercatat di bursa sejak 1991 tersebut merupakan perusahan yang rajin membagi dividen hingga tahun buku 2008. Namun, mulai 2009, kinerjanya defisit lantaran banyak masalah yang dihadapinya.
Menurut dia, perusahaan tersebut sedang dalam masalah keuangan, sehingga menyebabkan mereka tidak mampu membayar utang obligasinya. Perusahaan dan kreditornya sedang menyelesaikan masalah tersebut. Sementara itu, kelanjutan proses hukum niaga perusahaan masih terjadi di beberapa negara.
"Ditambah perusahaan belum melaporkan laporan keuangan kuartal, alhasil saham ini disuspensi oleh BEI cukup lama," jelas dia.
Teguh mengimbau, para investor harus belajar dari kejadian yang dialami oleh BLTA serta berhati-hati dengan perusahaan yang mempunyai rasio utang tinggi. Apalagi bila utang tersebut dalam mata uang asing.
"Karena, pengaruh gejolak kurs singkat bisa mengganggu struktur keuangan perusahaan yang rapuh," pungkas dia.
Saham BLTA hingga saat ini masih disuspensi di seluruh pasar sejak bulan Januari 2-13. Direktur Keuangan BLTA Kevin Wong mengaku, selain masih dalam keadaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), perseroan juga belum menyerahkan laporan keuangan kuartalan 2013. Itu menyebabkan saham BLTA terbelanggu suspensi Bursa selama setahun lebih.
"Memang sudah cukup lama saham kami disuspensi oleh Bursa. Hal itu karena masalah PKPU dan manajemen juga belum menyerahkan laporan keuangan kuartalan 2013. Namun, kami akan terus berusaha untuk memenuhi tanggung jawab kami sebagai perusahaan terbuka (Tbk),
sehingga saham BLTA bisa kembali diperdagangkan di Bursa," kata Kevin di Jakarta, Kamis (30/1/2014).
Kevin mengungkapkan, pencabutan suspensi atas saham BLTA tersebut sangat tergantung oleh Otoritas BEI. Karena itu, perseroan akan berusaha memenuhi ketentuan, sehingga pihak Otoritas bisa mempertimbangkan mencabut suspensi saham BLTA.
"Langkah yang akan kami lakukan saat ini adalah segera mungkin menyetorkan laporan kuartalan. Kami targetkan, sebelum akhir bulan Maret akan menyerahkan laporan kami ke pihak Otoritas," ujar dia.
Langkah berikutnya, manajemen akan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2013 yang belum perseroan laksanakan hingga saat ini. Kemudian, BLTA juga akan berusahan menyelesaikan PKPU-nya.
"Hari ini (kemarin) kami sudah lakukan publik exspose tahun 2011, 2012, dan insedentil. Manajemen juga akan kejar laporan keuangan kuartalan dan segera gelar RUPST. Setelah itu, ke depannya kami akan berusaha untuk memenuhi ketentuan-ketentuan itu tepat waktu. Dengan demikian, kami berharap Otoritas bisa mempertimbangkan untuk mencabut suspensi atas saham BLTA," ungkap dia.
Menurut salah satu pelaku pasar, Teguh, BLTA yang berdiri sejak 1981 dan mulai tercatat di bursa sejak 1991 tersebut merupakan perusahan yang rajin membagi dividen hingga tahun buku 2008. Namun, mulai 2009, kinerjanya defisit lantaran banyak masalah yang dihadapinya.
Menurut dia, perusahaan tersebut sedang dalam masalah keuangan, sehingga menyebabkan mereka tidak mampu membayar utang obligasinya. Perusahaan dan kreditornya sedang menyelesaikan masalah tersebut. Sementara itu, kelanjutan proses hukum niaga perusahaan masih terjadi di beberapa negara.
"Ditambah perusahaan belum melaporkan laporan keuangan kuartal, alhasil saham ini disuspensi oleh BEI cukup lama," jelas dia.
Teguh mengimbau, para investor harus belajar dari kejadian yang dialami oleh BLTA serta berhati-hati dengan perusahaan yang mempunyai rasio utang tinggi. Apalagi bila utang tersebut dalam mata uang asing.
"Karena, pengaruh gejolak kurs singkat bisa mengganggu struktur keuangan perusahaan yang rapuh," pungkas dia.
(rna)