SCG Indonesia bukukan penjualan USD113 juta
A
A
A
Sindonews.com - Siam Cement Group (SCG) Indonesia mencatatkan pendapatan dari penjualan semen sebesar Rp1,32 triliun atau USD113 juta pada kuartal IV/2013.
Sementara sepanjang tahun lalu, SCG Indonesia mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 8 persen menjadi Rp4,49 triliun setara USD430 juta didukung peningkatan penjualan beton cor, distribusi, bisnis pipa dan beton pracetak serta konsolidasi bisnis kertas bergelombang (corrugated paper) pada kuartal IV/2013.
Presiden dan CEO SCG Kan Trakulhoon mengatakan, tahun finansial 2013, total aset SCG di Indonesia terhitung sebesar Rp13,1 triliun setara USD1,07 miliar. Angka ini meningkat 17 persen dibanding tahun sebelumnya didukung investasi pabrik semen di Sukabumi di bawah Semen Jawa, saham di Chandra Asri Petrochemical serta akuisisi Primacorr Mandiri untuk bisnis kertas bergelombang.
Sementara itu, untuk operasi gabungan SCG di Asean (kecuali Thailand), pendapatan dari penjualan pada kuartal IV/2013 tercatat tumbuh 31 persen menjadi Rp4,01 triliun setara USD343 juta, yang merupakan 10 persen dari total pendapatan dari penjualan SCG.
Dia mengatakana, untuk tahun finansial 2013, pendapatan operasional dari penjualan gabungan SCG di Asean tercatat tumbuh 25 persen menjadi sebesar Rp13,23 triliun setara USD1,27 miliar dipicu akuisisi SCG di Indonesia dan Vietnam.
"Akuisisi terhadap Prime Group Joint Stock Company (Prime Group) menjadikan SCG sebagai produsen keramik terbesar di dunia dengan kapasitas produksi tertinggi. Prime Group merupakan perusahaan manufaktur bahan bangunan terkemuka di Vietnam," ujar dia dalam rilis, Senin (3/2/2014).
Hingga 31 Desember 2013, aset gabungan SCG senilai total Rp164,61 triliun atau USD13,43 juta. Aset SCG di Asean sebesar Rp26,83 triliun atau USD2,19 miliar, sekitar 16 persen dari total aset gabungan SCG.
Sementara sepanjang tahun lalu, SCG Indonesia mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 8 persen menjadi Rp4,49 triliun setara USD430 juta didukung peningkatan penjualan beton cor, distribusi, bisnis pipa dan beton pracetak serta konsolidasi bisnis kertas bergelombang (corrugated paper) pada kuartal IV/2013.
Presiden dan CEO SCG Kan Trakulhoon mengatakan, tahun finansial 2013, total aset SCG di Indonesia terhitung sebesar Rp13,1 triliun setara USD1,07 miliar. Angka ini meningkat 17 persen dibanding tahun sebelumnya didukung investasi pabrik semen di Sukabumi di bawah Semen Jawa, saham di Chandra Asri Petrochemical serta akuisisi Primacorr Mandiri untuk bisnis kertas bergelombang.
Sementara itu, untuk operasi gabungan SCG di Asean (kecuali Thailand), pendapatan dari penjualan pada kuartal IV/2013 tercatat tumbuh 31 persen menjadi Rp4,01 triliun setara USD343 juta, yang merupakan 10 persen dari total pendapatan dari penjualan SCG.
Dia mengatakana, untuk tahun finansial 2013, pendapatan operasional dari penjualan gabungan SCG di Asean tercatat tumbuh 25 persen menjadi sebesar Rp13,23 triliun setara USD1,27 miliar dipicu akuisisi SCG di Indonesia dan Vietnam.
"Akuisisi terhadap Prime Group Joint Stock Company (Prime Group) menjadikan SCG sebagai produsen keramik terbesar di dunia dengan kapasitas produksi tertinggi. Prime Group merupakan perusahaan manufaktur bahan bangunan terkemuka di Vietnam," ujar dia dalam rilis, Senin (3/2/2014).
Hingga 31 Desember 2013, aset gabungan SCG senilai total Rp164,61 triliun atau USD13,43 juta. Aset SCG di Asean sebesar Rp26,83 triliun atau USD2,19 miliar, sekitar 16 persen dari total aset gabungan SCG.
(rna)