Masyarakat Sulsel pesimis kondisi ekonomi awal 2014

Rabu, 05 Februari 2014 - 16:36 WIB
Masyarakat Sulsel pesimis...
Masyarakat Sulsel pesimis kondisi ekonomi awal 2014
A A A
Sindonews.com - Masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) tidak terlalu optimis menyambut tahun kuda kayu. Badan Pusat Statistik (BPS) memotret indeks tendensi konsumen (ITK) terus menurun.

Hasil survei tahun lalu sudah menunjukkan tanda-tanda penurunan optimisme masyarakat soal daya beli mereka. ITK triwulan IV/2013 anjlok menjadi 109,49, padahal skor pada triwulan III mencapai 113,79. Kondisi memburuk pada awal tahun ini, dengan persepsi cuma 108,27.

"Jadi memang harus diakui tingkat optimisme masyarakat di awal tahun ini, kembali agak menurun dibanding triwulan IV tahun lalu dan lagi-lagi karena faktor cuaca," kata Kepala BPS Sulsel, Nursalam Dalle, Rabu (5/2/2014).

Prediksi menurunnya indeks kepercayaan konsumen tersebut disebabkan ikut menurunnya variabel pembentuk ITK, yakni perkiraan pendapatan rumah tangga dengan nilai 110,77.

Namun, hal itu tidak sebanding dengan rencana pembelian barang tahan lama, rekreasi, dan pesta yang hanya mencapai skor 104,1. Artinya, konsumen di Sulsel cenderung lebih berhemat.

Dia menjelaskan tingkat optimisme konsumen akan meningkatkan kepercayaan konsumen, sehingga mereka akan lebih banyak membelanjakan uangnya untuk konsumsi.

ITK adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan BPS melalui Survey Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pasa triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.

Nilai ITK menunjukkan derajat optimisme kestabilan ekonomi yang ditunjukkan oleh perilaku konsumen dalam menyimpan dan membelanjakan pendapatan rumah tangganya. Di mana jika kepercayaan konsumen meningkat maka mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang baik dan konsumen lebih banyak membelanjakan uangnya untuk konsumsi.

Meski demikian, khusus untuk pencapaian di triwulan IV, ITK Sulsel berada di atas rata-rata ITK di Indonesia dengan indeks 109,64. Dan khusus di pulau Sulawesi hanya Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara yang memiliki nilai ITK lebih rendah dari ITK Indonesia.

Menanggapi itu, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo memperkirakan pada triwulan I/2014, ekonomi Sulsel akan mengalami penurunan meski tak terlalu signifikan.

"Pasti turun di triwulan pertama. Tapi saya akan kejar di triwulan ketiga, di mana panen-panen besar akan terjadi seperti komoditas coklat kita," ujarnya.

Saat ini yang harus dijaga, kata dia, jangan sampai terjadi over head atau perkiraan yang berlebihan, sementara kemampuan daerah tidak sanggup mengatasi akselerasi yang cepat. Sebagai contoh, penyiapan energi yang harus terus digenjot untuk mengantispasi laju investasi yang cepat di daerah ini.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0965 seconds (0.1#10.140)