Perekonomian Sulsel 2014 diprediksi masih lambat

Jum'at, 07 Februari 2014 - 19:17 WIB
Perekonomian Sulsel...
Perekonomian Sulsel 2014 diprediksi masih lambat
A A A
Sindonews.com - Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada tahun ini masih terus dibayangi risiko perlambatan. Meski demikian, bank sentral optimis tetap tumbuh tinggi.

"Kami optimis masih di atas 7 persen. Kalau 2013 pertumbuhan mencapai 7,6 persen maka tahun ini tidak akan bergeser jauh dari angka itu," ungkap kepala Perwakilan BI Sulampua, Jumat (7/2/2014).

Diketahui, laju pertumbuhan ekonomi Sulsel sepanjang 2013 tercatat 7,65 persen. Angka tersebut lebih rendah dibanding dengan pertumbuhan pada 2012, sebesar 8,3 persen.

Faktor cuaca ekstrim yang terjadi di kwartal empat 2013 lalu, diklaim sebagai penyebab utama. Mulai dari banjir besar di daerah sentra produksi padi sehingga luas panen hanya meningkat sedikit yakni 0,17 persen atau 983.107 hektare maupun peningkatan luas sawah puso yang mencapai 27.000 hektare.

Akibatnya sektor pertanian untuk triwulan IV terhadap triwulan III terkontraksi (pertumbuhan negatif) jauh hingga minus 16,17 persen.

Menurut Suhaedi, dari survei BI, pada awal 2014 pedagang survei konsumen menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga di Sulsel sedikit melemah dengan menurunnya indeks keyakinan konsumen Januari 2014 sebesar 17,50 poin.

Hal ini kata dia, didorong menurunnya optimisme konsumen terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan dan harapan penghasilan pada enam bulan ke depan.

Pemilu 2014 juga diperkirakan kurang memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian. Sehingga yang perlu diwaspadai adalah dampaknya kepada kenaikan harga umum atau inflasi. Namun, kata dia, yang menunjang pertumbuhan Sulsel, adalah tingginya optimisme dunia usaha untuk terus berinvestasi dan meningkatkan produksinya.

Optimisme itu yang memberi kontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi Sulsel di tahun lalu dengan tergerak majunya sektor-sektor unggulan seperti perikanan, industri pengolahan semen, perdagangan, listrik, hotel, dan jasa-jasa.

Selain itu, adanya permintaan domestik diyakini akan berdampak positif pada rencana investasi terutama sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) serta pertumbuhan penyaluran kredit investasi di Sulsel yang tinggi.

"Pada Desember 2013 pertumbuhan kredit tercatat 43,47 persen (yoy). Dengan pangsa terhadap total kredit sebesar 21,23 persen. Tren pertumbuhan kredit investasi yang stabil ikut mendukung pertumbuhan,” kata Suhaedi.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0865 seconds (0.1#10.140)